Pria bermata hazel itu, seingat Jungkook, tidak pernah menyematkan barang seulas senyuman.
Keduanya saling bertaut sebelum akhirnya terpisah sejauh matahari.
Apakah ia hanya bermimpi?
[]
Dahulu kala, jauh sebelum Sir Gordon diangkat menjadi Walikota yang ditakuti banyak orang, Westron hanyalah setangkup tanah gersang yang kebetulan mempunyai pasokan minyak bumi di bawahnya. Mengetahui hal demikian, pasukan militer tak ubahnya serigala yang haus akan pengolahan bisnis. Mereka berperang demi mendapatkan tambang yang digadang-gadang akan menjadi sumber kekayaan turun-temurun tersebut. Westron pun akhirnya berhasil dikuasai dalam kurun waktu dua tahun, tanahnya terus-menerus digali demi mendapatkan secercah minyak bumi walau tahu skala pencemaran wilayah itu pun tak ayal semakin meningkat hingga sekarang.
Bukan rahasia lagi bahwa Sir Gordon mengetahui dengan baik sejarah kota Westorn. Meninjau dari pengalamannya memimpin satu batalyon penuh guna merebut wilayah tersebut, Sir Gordon memang pantas menjadi pemimpin kendati tidak ada yang berani melawan kehendaknya. Kediktatoran yang tumbuh mengiringi kota senantiasa membawa kebiasaan kultural di wilayah itu. Salah satunya adalah pertarungan di Balai kota yang dihadiri oleh segenap orang-orang berpengaruh malam ini.
Tempat ini amat sesak oleh orang-orang, Jungkook mulai pintar menghakimi jauh sebelum kehadirannya dicibir banyak orang berkulit putih yang duduk di sepanjang tribun. Berbekal tangan yang gemetar, Jungkook menimba informasi sekaligus beberapa peraturan dari panitia berbadan Kingkong di depannya.
"Oh, Tionghoa! Sudah datang rupanya. Sir Gordon hampir mengamuk dan mengancam akan membom nuklir balai kota jika sekiranya kau kabur atau bunuh diri duluan. Kau tidak ingin sarana umum jadi korban amarahnya, kan?" Orang itu--yang baru Jungkook ketahui bernama Samuel--menghampiri dan menepuk bahunya seperti kawan lama.
Geraham Jungkook beradu satu sama lain, mengeras beberapa saat tatkala melihat bagaimana Sir Gordon begitu menikmati pertarungan di sudut Tribun dengan kursi perak sekaligus dengan keangkuhan yang luar biasa tinggi. Kemudian, ketika duel maut selesai dengan salah satunya terlentang bersimbah darah, Sir Gordon pun tak ayal mengulas seringai, meminta agar mayat itu di singkirkan.
"Baiklah, Tionghoa. Satu pertarungan lagi setelah itu kau bisa berkelahi sepuasnya. Alice akan mengurus perlengkapanmu."
Samuel praktis pergi menaiki tangga menuju tempat Sir Gordon dan beberapa koleganya di atas tribun. Dari ekor matanya, Jungkook bisa menerka-nerka bahwa pemuda berbadan Kingkong itu sedang memberi tahu perihal kedatangannya kepada Sir Gordon. Jungkook nyaris mengeluarkan sumpah serapah namun urung berkat tarikan halus yang terasa pada lengan kirinya, seorang gadis berperawakan kurus ternyata sedang menuntunnya bersiap-siap menghadapi maut.
"Ada beladiri khusus yang kau pelajari? Krav maga? Kapoera? Pencak silat dari Indonesia?" Tanpa menunggu jawaban Jungkook, Alice memasang Groin Protector yang membuat Jungkook berjengit dikarenakan bagian privasinya bersentuhan secara tidak sengaja dengan telapak tangan gadis itu. Jungkook menjauh seraya membetulkan benda yang saat ini bergelayut bebas di selangkangannya.
"Apa yang kau lakukan? Benda apa ini?!" Terlalu kaget, Jungkook bahkan tidak fokus dengan pertanyaan gadis di depannya dan memilih untuk mengambil benda apa saja yang bisa ia jadikan tameng jikalau Alice hendak berniat macam-macam kepadanya.
Alice berdecak seraya mengambil sepasang protector lain untuk dilekatkan di masing-masing dengkul Jungkook. Meninjau dari tingkah tolol yang anak itu tampakkan, Alice jadi merasa konyol setelah bertanya tentang kemampuan beladiri anak itu setidaknya penguasaan minimal satu jenis aliran tertentu. Ia juga dapat memahami bahwa nyatanya Jungkook buta total mengenai urusan bertahan maupun menyerang. Kalau begini caranya, kemungkinan besar ia tidak akan pulang dengan selamat. "Aku serius Jangcok, waktuku tidak banyak dan aku punya tugas yang jauh lebih penting dari sekedar menjawab pertanyaan menyedihkan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOVER : RESPAWN
Fanfiction[THE LOVER #1] Meninjau dari segenap desas-desus Jungkook yang diketahui berbeda sejak lahir, orang-orang jadi memupuk kebencian padanya dengan harapan suatu hari anak itu dapat pergi membawa aib tersebut jauh-jauh dari lingkungan yang sudah terlalu...