Layla menatap ponselnya benci. Tidak tahu kenapa dia benci sekali ponselnya saat ini. Padahal Layla merupakan tipe orang yang tidak bisa jauh dari ponsel.
Tapi saat ini, detik ini juga Layla membenci ponselnya.Bukan ponselnya sebenarnya. Layla benci orang-orang yang menghubunginya lewat ponselnya. Sebenarnya bahkan orang-orang itu tidak secara spesifik menghubunginya. Melainkan hanya berbincang-bincang biasa di suatu grub obrolan. Layla sendiri sebenarnya merupakan anggota aktif di grub itu. Dulu. Saat ini bahkan hanya melihat nama mereka dalam notifikasi pesan dapat membuat mood Layla menjadi buruk
Sebenarnya ini bukan masalah besar. Layla hanya tidak nyaman bersama dengan mereka saat ini. Layla merasa bahwa obrolan mereka sudah berbeda alur. Sudah tidak sama lagi.
Ting
Layar ponsel Layla menyala dalam sekejab. Layla mengulurkan kepalanya melihat notifikasi yang muncul pada ponselnya. Mendengus pelan saat melihat notifikasi itu.
Pesan panjang dari salah satu kenalannya. Atau jika itu terdengar begitu kejam setelah semua hal yang terjadi mari kita anggap dia sebagai teman dekat Layla. Fazila. Satu nama orang dalam perkumpulan itu yang tidak Layla benci karena banyak faktor.
Fazila
Laylayyy...
Aku sebenarnya tidak ingin ikut campur dengan masalahmu dengan yang lainnya. Tapi mereka mengirimku kesini untuk mengajukan permohonan maaf jika mereka salah. Sesungguhnya aku lebih suka tidak mengganggumu dengan hal seperti ini tapi teman-teman yang lain ingin aku membantu mendamaikan.Layla hanya menatap pesan itu dalam diam. Tidak ada sedikitpun dalam benak Layla untuk menjawab pesan itu.
Fazila
Pesan ini telah dihapus
Aku tahu kamu sudah membacanya.
Abaikan saja pesan tadi.
Anggap saja pesan tadi tidak pernah terkirim.Layla sekali lagi hanya menatap pesan itu. Sama seperti tadi.
Layla meraih laptop di meja nakas di samping tempat tidur Layla saat ini. Menyalakannya lalu mencari film terbaru untuk ditonton.
Selalu seperti ini setiap kali dia memiliki masalah. Kabur ke dunia khayalan agar hidupnya tenang.