USAI

Jatuh hati

Burukmu sudah ku tutup rapat, agar yang lain tahu kamu tidak buruk kamu terbaik. Aku menerima semua hal tentangmu, termasuk caramu mencintaiku baik nanti kamu akan menyakitiku tiba-tiba atau tidak menyakiti sama sekali. Karena memang rasaku dengan sangat tulus, bukan karena sebab maupun akibat. Tapi, aku memang tulus. Yang kamu tak ketahui itu perihal rasa ini. Aku hanya sedang berusaha menerima dan menunjukkan bahwa aku tidak melihat fisikmu. Kamu tak perlu khawatir, aku bangga memilikimu.

Aku bangga menyimpan rasa dengan tulus. Aku bangga dengan caramu menyakitiku. Aku bangga itu. Termasuk perihal sekecil apapun itu. Kekurangan itu bukan penentu sebuah hubungan langgeng bukan. Akupun begitu, punya kekurangan masing-masing. Jadi, kita saling melengkapi saja tak perlu gundah, risau, perihal aku tidak menerima kekuranganmu itu. Aku bangga karena kamu telah merebut paksa hati untuk mencintai, caramu memperlakukanku meski terkadang menyakiti, aku tetap bangga. Berdiri tegak, mengatakan kepada semua orang bahwa aku punya sosok yang sempurna sepertimu, sosok yang terbaik sepertimu. Meski orang berkali-kali berkata bahwa kamu buruk, aku tetap mencintaimu. Meski kamu tak pernah tahu keseriusanku. Dan aku tidak akan beranjak pergi hanya karena tahu satu hal kecil tentang keburukan, kekuranganmu.

Semua hal mengenai dirimu, sudah aku terima dengan baik. Tanpa rasa belas kasihan, atau karena aku memandang fisik. Sejak pertama kali berjumpa, aku memang langsung jatuh hati padamu. Entahlah, aku juga bingung bagaimana datangnya rasa ini. Timbulnya rasa ini. Aku berharap tidak ada lagi kekosongan yang ada dalam hati. Karena sekarang sudah terpenuhi dengan hadirnya dirimu di sisi. Tak perlu banyak janji untuk aku bahagia. Yang terpenting, kamu tidak pernah berniat pergi. Sebab, aku juga belum pandai dalam hal menepati janji. Jadi, aku takut jika janji padamu namun tak kunjung aku buktikan. Hanya menyakiti, aku tidak mau itu terjadi.