"Selamat atas kelulusanmu, Kita-senpai!"
Seorang gadis berujar seraya menyodorkan sebuket bunga matahari. Meski bunga tersebut hanyalah imitasi, Kita Shinsuke tetap menerimanya diiringi senyuman tipis di wajah. Tangannya kini menggenggam buket bunga, menatap lawan bicaranya dengan lembut.
"Terima kasih," ucapnya. "Boleh aku tahu namamu?"
"[Full Name], Kita-senpai!" Gadis tersebut berujar dengan antusias, membuat Kita terkekeh. Ini kali pertamanya ia berhadapan dengan seorang gadis di bawahnya, hanya saja Kita tak tahu kelas berapa dan hari ini hanya nama yang baru diketahui. Jujur, baru hari ini pula, ketika hari kelulusannya di SMA Inarizaki, ia menemui gadis bernama [Full Name].
"Baiklah, aku akan mengingatnya, [Last Name]-san," ujar Kita seraya mematri senyuman di wajah. "Aku akan mengembalikkan bunga matahari yang asli padamu."
🌻🌻🌻🌻
Sudah satu tahun terlewati sejak kelulusannya dari SMA Inarizaki. Kita Shinsuke kini bekerja sebagai seorang petani dan menjaga neneknya. Sejenak pandangannya teralih ketika melihat bibit padi yang tengah ditanam, otaknya langsung mengingat bunga matahari yang pernah diberikan oleh adik kelasnya. Hanya nama yang ia tahu, sekarang Kita tak tahu kelas berapa adik kelasnya itu. Sungguh, sama sekali ia tak pernah melihat atau tahu ada adik kelas bernama [Full Name]. Entah dia yang tak begitu tahu tentang adik kelas atau [Full Name] yang tidak begitu menonjol.
Putuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya terlebih dulu yaitu menanam bibit padi, mengusap keringat guna handuk yang dikalungkan ke leher dan kembali menanam. Ketika semua bibit sudah selesai disusun rapi, ia pun berjalan ke pinggir sawah dan duduk di pendopo sejenak—meneguk sebotol air karena merasa haus mengingat teriknya panas matahari. Setelahnya, Kita membawa botol air minumnya dan beranjak dari pendopo. Tentu sebelum benar-benar pergi meninggalkan sawah, ia berpamitan dengan rekan kerjanya (yang kebanyakan lebih tua darinya).
Kita pernah berjanji untuk mengembalikan bunga matahari yang asli pada adik kelasnya dan ia harus menepati janji itu. Mau tak mau ia harus ke kota sejenak guna mencari bunga matahari, tapi sebelum mencari bunga ia harus tahu dulu dimana keberadaan [Full Name] sekarang.
"Ah, kenapa menelponku, Shin?" Di seberang sana, teman semasa sekolahnya, Akagi Michinari menjawab.
"Kau tahu adik kelas yang namanya [Full Name]?"
"Hm, aku pernah mendengar nama itu. Tidak asing di telingaku."
Terdapat jeda di seberang sana, membuat hubungan telepon sunyi sejenak. Kita tengah membuka bajunya yang basah karena keringat, sampai suara Akagi di seberang sana terdengar.
"Oh! [Last Name] itu anak yang biasa mengurus kebun di sekolah, Shin!" Akagi menjawab dengan semangat. "Aku pernah mendengar namanya karena dia rajin dan jadi bahan pembicaraan guru-guru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowerez ー ꜱᴜɴꜰʟᴏᴡᴇʀ | ᴋɪᴛᴀ ꜱʜɪɴꜱᴜᴋᴇ [✓]
FanfictionAroma bunga dan tanah terpadu menyerang indra penciumanku, bibirku mengulas senyum tanpa mengetahui mana alur membawaku. Karena aku telah berjanji, aku akan menepatinya. Haikyuu! © Haruichi Furudate Flowerez Collab © Swanrovstte_11