Part 5

6K 696 46
                                    

Xi Juan dan Lien terlihat bersantai di gazebo sembari menikmati teh dan kue kering.

Suasana tenang dan damai membuat mereka terlarut dalam pikiran masing-masing.

Tersenyum kecil merasakan cuaca yang bersahabat hari ini. Larut dalam keheningan nan menenangkan tanpa memedulikan dayang yang sedari tadi menemani mereka dari jauh karena tidak diperbolehkan mendekat oleh mereka.

Setelah beberapa saat terlarut dalam suasana yang tercipta, baru lah Xi Juan membuka suara. "Hidup kita di sini sangat tenang ya."

Lien mengangguk, membenarkan. "Biasanya hari kita selalu dikelilingi bahaya. Lengah, maka kita akan terluka atau bahkan mati."

"Tapi kehidupan sebelumnya terasa lebih menantang daripada sekarang. Menyebalkan!"

Lien terlihat mengerling nakal. "Menyebalkan karena ada Pangeran Zhen 'kan?"

"Iya. Demi apa pun, dia adalah pria termenyebalkan yang pernah kutemui selama hidup." Genggamannya di cangkir semakin kuat mengingat betapa menyebalkan pria yang berstatus sebagai suaminya.

"Buat saja dia luluh dan menjadi bucin seperti Kaisar Chun." kekeh Lien.

"Asal kau tahu, Kaisar Chun dulu juga sangat menyebalkan. Apalagi dia dulu juga mengidap mysophobia. Dia menganggapku kuman."

"Lalu, bagaimana caramu meluluhkannya dan membuatnya tidak phobia lagi?" tanya Xi Juan kepo akibat belum mendengar cerita kehidupan sahabatnya selama di sini.

"Aku selalu mendatangi kamarnya. Membawa cacing ke dalam kamarnya sampai dia pingsan. Memaksanya menerima sentuhanku, seperti pelukan dan ciuman."

"Kau sangat agresif." cibir Xi Juan.

"Kalau cowoknya seperti Kaisar Chun memang harus diagresifkan sedikit. Bodo amat dibilang murahan sama dia. Toh, dia suamiku."

"Tidak kusangka kau seperti itu. Padahal dikehidupan sebelumnya kau tidak dekat dengan pria. Darimana kau belajar bisa senekat itu?"

Lien menyengir. "Aku memang tidak dekat dengan pria sebelumnya tapi aku sering melihat dan mengagumi bentuk tubuh pria di majalah atau pun di hp. Akibat melihat tubuh Kaisar Chun, aku jadi khilaf."

Xi Juan berdecak sembari geleng-geleng kepala mendengar jawaban sahabatnya.

"Dulu, sewaktu dia phobia aku sering menggodanya loh sampai dia mengusirku keluar dari kediamannya tapi sekarang tanpa kugoda pun dia sudah tergoda duluan. Sewaktu aku telanjangin saja, dia tidak menerkamku sama sekali."

Xi Juan tersedak salivanya sendiri mendengar perkataan Lien.

"Apa pun aku lakukan agar dia jatuh cinta padaku dan menyesal telah memperlakukan Lien yang dulu dengan tidak baik. Aku juga berniat untuk mencampakkannya setelah dia jatuh cinta. Akan tetapi, dia mengetahui kekaguman dan rencanaku dengan Xiaruihan sehingga dia keluar dari zona nyamannya dan menjebakku dengan obat perangsang."

"Kau tidak marah telah diberi obat perangsang?"

"Marah tentunya. Tapi diwaktu bersamaan aku juga merasa senang telah membuatnya terjatuh dalam pesonaku. Ah, lelaki memang sama saja. Awalnya saja yang menolak tapi saat kita sudah menyerah mereka malah berjuang dan tidak mau melepaskan."

Lien menyeruput tehnya.

"Kusarankan kau untuk melakukan hal yang sama denganku. Bertingkah lah seakan-akan kau mencintainya dan mecampakkannya setelah dia setelah cinta mati padamu. Pria itu harus diberi pelajaran karena telah berani melukaimu."

Xi Juan tersenyum miring. "Sekarang, aku sudah tahu apa yang harus kulakukan pada pangeran sialan itu. Enak saja dia bilang mencintaiku tapi tingkahnya tidak sinkron dengan perlakuannya. Membuatku muak saja. Ak--"

Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang