"Bu!kolor aku kemana ini kok cuman kaos sangsang nya doang sih!" Teriak lelaki muda yang sepertinya sedang berusaha mencari 'dalaman' nya tersebut yang entah di taruh dimana oleh ibu kesayangannya itu.
"Eh!ibu lupa toh belum ngambilin yaudah kamu ambil aja dijemuran Depan!ibu lagi masak nasi goreng ini nanti telornya gosong Gimana toh" ucap wanita paruh baya yang sepertinya salah menggunakan 'konde' dikepalanya tersebut yang menjadi ciri khas nya itu.
"Gimana sih bu bu,maka nya toh bangun tuh jam setengah Lima sama jangan begadang aja mulu nontonin sapa toh dek?" Tanya pria paruh baya yang Sudah lengkap dengan setelan kerjanya yang sepertinya geram dengan istrinya tersebut.
"Rawon"jawab gadis kecil itu singkat karna sedang kesusahan menggunakan dasi SD nya yang sudah seperti dasi para pejabat itu.
" Rowoon toh nduk nduk,rawon,rawon,dikirane rawon sapi toh!"balas wanita paruh baya tersebut sambil menata nasi goreng buatannya itu ke setiap piring yang tersaji di meja makan dengan kesal.
"Dis,panggil dulu coba kakak mu itu suruh turun ke bawah nasi goreng dah mateng kata ibu" titah sang ibu pada anak bungsunya tersebut.
"Ibu aja toh ah,gendis lagi susah make iki dasi toh" tolak gadis kecil yang biasa dipanggil gendis dirumah nya itu.
"Yaudah yaudah Bapak aja toh yaa yang panggil Ka naen,ibu yang benerin dasi mu toh yaa"putus sang kepala keluarga agar tidak terjadi adu mulut atau mungkin lebih parahnya Baku hantam antara anak bungsu dengan belahan jiwanya tersebut.
Sang kepala keluarga pun langsung menaiki anak tangga untuk lekas sampai ke lantai dua letak kamar anak lelaki kebanggaannya tersebut berada dengan ter gesa gesa karna waktu sudah menunjukan pukul 06:30!
"Naen!cepet siap siap nya toh,udah jam setangah tujuh mana kamu belom sarapan toh lek lek,cepetan keburu ibu marah bapak gak tanggung jawab toh yaa!"teriak sang ayah sambil mengetuk ngetuk pintu kamar anak sulungnya itu dengan tidak sabaran.
" iyaa toh pak!naen masih nyisir tresno iki ora rapi rapi dari tadi,bilang ke ibu nasi goreng nyo dibekel aja toh!"teriak lelaki muda yang akrab disahut 'Naen' ini sambil masih berusaha mencari kaos kaki nya yang hilang sebelah.
Kaisar zulkanaen mangunkusworo.nama lengkapnya,anak dari seorang pegawai bank bernama Husein sastra mangunkusworo dan seorang sinden yang bernama ningsih sastra diningrat/mangunkusworo.
Anak eskul basket yang terkenal dengan kenakalan nya mungkin?ruang BK mungkin sudah jadi kelas pribadinya sendiri karna hampir setiap hari ia masuk ke ruangan yang katanya banyak 'penghuni gaib' nya itu.
Trouble maker.mungkin itu julukan yang pas untuk perjaka satu ini.sudah tak terhitung jari ia membuat masalah di sekolah atau tempat umum lainnya.
Mantan kekasih-nya yang bertumpuk seperti tumpukan baju yang belum ibunya setrika itu sudah tidak terhitung lagi semenjak ia duduk dibangku menengah pertama.
Entahlah kebaikan apa yang pernah ia lakukan didunia ini.mungkin membantu ibu nya membawa belanjaan dari pasar adalah satu-satunya kebaikan yang pernah ia lakukan.
Sholat saja masih harus diteriaki oleh sang ayah.apa lagi mengaji,jangan ditanya lagi tidak pernah sekali pun ia ikut serta mengaji di mesjid seperti remaja remaja komplek pada umumnya.
Yang ada ia malah merecoki kegiatan mengaji yang biasanya di selanggarakan sehabis sholat magrib itu.entah main petasan dengan anak kecil komplek,mematikan listrik magrib dan hal-hal konyol lainnya yang ia lakukan untuk merecoki kegiatan ngaji-mengaji tersebut.
Doakan saja hari ini ia tidak membuat masalah lagi sampai harus mendapat surat panggilan dari sekolah seperti waktu itu.No,jangan sampai,kalau tidak... Digantung di gawang lapangan bola komplek yang menjadi hukumannya.
"Ini kapan coba ni rambut rapih rapih gw tuh mau ngecengin adik kelas baru masa rambut gw masih awut-awut an kek gini,hancur sudah harga diri gw di sekolah" geram Naen sambil masih berusaha merapihkan rambut nya yang seperti nya tidak bisa diajak kompromi ini.
"Udah lah kek gini aja yang penting muka gw ndak kusut kek pa sahli!" putus anak lelaki itu sambil menggunakan kaos kaki yang sudah ia temukan di dalam kaleng biskuit 'khong guan' yang ia jadikan tempat menaruh barang barang 'perintilannya' .
"Pokoknya gw harus udah punya cengcengan cantik hari ini!" ucap Naen pada cermin kamar nya sambil menggendong tas nya dan lekas turun ke bawah untuk mengambil bekal nya.
"Bu!nasi goreng nya dah di bungkus kan!?" tanya sang anak sulung satu ini pada ibu nya yang sedang memasukan kotak bekal makanan sang bungsu ke tas merahnya itu.
"Ini udah,kamu kresekin sendiri aja ibu mau nyuciin piring bekas makan tadi,jangan lupa nasi goreng nya diabisin pas itu.irahahat pertama" titah sang ibu sambil mengikat rambut anak bungsu nya dengan telaten.
"Mas!nanti pas pulang sekolah beliin gendis teh sisri toh yaa!jangan lupa kalo ndak gendis ngambek" pinta gendis sambil melipat tangannya ke dada dan mengrucutkan bibir nya.
"Iyo iyo ntar mas beliin kamu sekolah yang bener,yaudah yaa pak'e bu'e Mas berangkat dulu yoo Assallamualaikum" jawab Naen sambil menyalimi kedua orang tuanya.
"Iyo belajar yang bener toh yaa nduk jangan pulang pulang jidat mu itu banyak lebam lebamnya toh yaa" ucap ningsih sang ibu sambil mengusak rambut sang sulung yang sudah seperti hutan rimbun.
"Jangan ngebolos aja kerjaan mu toh lek lek,sama itu tresno mu jangan lupa cukur pulang sekolah" titah sang bapak pada anaknya.
sudah menjadi rutinitas Naen diceramahi pagi-pagi entah itu soal nilai nya yang turun atau ia yang hampir setiap hari pulang dengan luka lebam dimana.
"Iyo pak'e bu'e Mas berangkat dulu yoo Assallamualaikum" putus Naen sambil menaiki motor nya dan lekas mengendarainya.
"Jangan ngebut ngebut bawa motor nya ya lek!" teriak ningsih saat melihat anak sulung nya melajukan motor dengan kecepatan yang tidak normal itu.
Motor hasil produksi jepang itu pun akhirnya ikut serta di jalanan kota bandung yang memang sedang padat padat nya di hari senin yang cerah ini.jalan raya yang dipenuhi entah oleh kendaraan umum atau kendaraan pribadi yang bermacam jenis itu.
"Mijon mijon mijon" tawar tukang asongan pada para pengendara yang sedang geram menunggu lampu merah yang sepertinya tidak bisa diajak kompromi ini.
"Eunteu mang hatur nuhun" tolak Naen halus sambil tersenyum terpaksa karna sudah geram dengan suara tukang asongan satu ini.
"Oh eunya mangga jang" jawab si tukang asongan dan lekas pergi karna lampu lalu lintas sudah berganti warna menjadi oranye.
Saat lampu lalu lintas telah berganti menjadi hijau para pengendara pun langsung melajukan kendaraan mereka dengan kecepatan cepat karna waktu sudah semakin siang dan jam masuk sekolah atau kerja pun sebentar lagi akan berakhir.
Perjaka yang akrab di sapa Naen itu pun langsung mengikuti para pengendara lain yaitu mengendarakan kendaraan nya dengan kecepatan tinggi.
Entah kenapa ia berharap hari senin ini ia tidak perlu memasuki ruang BK kembali.karna ayolah hari ini adalah hari pertama para siswa siswi baru masuk tidak mungkin ia langsung menunjukan sifat 'asli' nya pada para siswi siswi cantik yang akan ia jadikan sasaran 'selanjutnya'.
Sampai akhir nya motor hasil produksi jepang itu pun sampai ke depan gerbang sekolah."hah,akhirnya sampai"ucap Naen saat motor nya sudah sampai di tempat parkir sekolah sambil tersenyum.
Akhirnya do'a ia untuk tidak memasuki ruang BK terkabul.mungkin?
TBC.
'Enjoy the story guys! Saya yakin kalian pasti tau cara menghargai penulis pemula dan amatiran ini,so dont forget to vote and comment!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Es Gula Aren[Teens Fiction Story.]
Teen FictionGula aren. bahan pemanis yang identik dengan warna coklat kemerahan-nya yang mencolok itu.gula yang berasal dari daerah jawa ini sangat terkenal dikalangan para penikmat makanan manis.bahan pemanis ini biasa nya dikolaborasi kan dengan makanan atau...