Trainee : Vicesima

Monocrom Lily - Reza

Tujuh ratus tahun yang lalu, terlahirlah dua orang anak yang sangat istimewa pada sebuah desa kecil yang bernama Dusurd, desa Dusurd adalah desa yang aman dan tenteram dengan sumber daya alamnya yang sangat berlimpah. Namun desa Dusurd adalah desa yang sangat terpencil, benar-benar jauh dari kehidupan dunia luar. Kehidupan orang-orang didalam Desa Dusurd sangatlah terjamin dengan seluruh sumber daya yang ada.

Kedua anak istimewa itu adalah Sugar Qii dan Amey Valensi. Lahir bersamaan dengan waktu yang sama pula. Terlihat pada saat mereka baru saja dilahirkan, mereka memiliki sebuah tanda unik pada lengan mereka. Pada lengan Qii terdapat tanda yang nenggambarkan kehidupan dan alam semesta. Sedangkan pada lengan Amey, terdapat tanda yang merepresentasikan kekuatan sihir yang sangat besar dan berkemungkinan untuk menciptakan sebuah kehancuran. Setidaknya itulah yang dikatakan peramal desa terhadap tanda unik yang ada pada lengan Qii dan Amey.

Orang tua mereka masing-masing, kepala desa, dan juga seluruh warga desa turut membantu Qii dan Amey untuk mengembangkan kekuatan mereka. Sekarang ini umur mereka sudah genap delapan belas. Mereka berdua menjadi sangat penting bagi desa Dusurd karena dinggap dapat melindungi desa nantinya dari segala masalah. Namun, ternyata anggapan itu salah. Waktu terus berjalan, kekuatan mereka semakin berkembang namun apabila mereka memaksakan untuk menggunakan kekuatan mereka, mereka dapat hilang kendali atas kesadaran mereka. Dan tentunya akan ada banyak orang yang mengetahui tentang kekuatan mereka. Beberapa waktu terakhir, banyak sekali masalah yang mendatangi desa Dusurt hanya untuk memperebutkan kekuatan yang dimiliki oleh Qii dan Amey. Untung saja kekuatan mereka berdua digunakan dengan bijak sehingga dapat melindungi desa Dusurd dari segala macam bahaya.

Selalu diingingatkan oleh sang kepala desa bahwa apapun yang terjadi, Qii dan Amey harus selalu bersama dan saling menjaga satu sama lain. Apapaun itu masalahnya haruslah diselesaikan secara bersama. Karena selalu bersama-sama sejak kecil, tentu mereka sudah mengenal dan mengetahui satu sama lain beserta dengan sifatnya mereka masing-masing. Sampai-sampai mereka punya panggilan tersendiri, mereka saling memanggil dengan nama Iqi dan Mey setiap kali mereka bertemu.

***

   Malam itu, diatas tebing didekat desa. Terlihat Iqi dan Amey yang sedang bersama menatap indahnya bintang-bintang diatas langit dibawah cahaya purnama.

  “Mey … apakah kau merasa bangga dengan kekuatan yang kau miliki saat ini?” tanya Iqi
   Ternyata Mey tidak memperhatikan perkataan Iqi, Mey melamun. Bahkan Mey tetap memandangi indahnya langit tanpa menggubris pertanyaan Iqi sama sekali.

   Iqi menyenggol tangan Mey. “Mey, kau ini kenapa? Kau hanya terdiam tanpa menggubris pertnyaanku sama sekali” tegur Iqi
   Mey menoleh kearah Iqi dengan cepat “Eh, iya? Kamu tadi bilang apa Qi? sahut Mey “Maaf ya Iqi, aku sedang memiliki banyak fikiran.”

  Tidak lama setelahnya, sang kepala desa menghampiri mereka berdua. “Ternyata kalian berdua disini ya? Aku mengatakan sesuatu kepada kalian berdua.”

   Iqi dan Mey menoleh. “Kepala desa, apa yang ingin kau katakan?” tanya Iqi

   “Begini, sore tadi ada salah satu pengintai desa yang sedang berjaga di perbatasan desa bagian utara berkata padaku 'aku melihat si penyihir jahat Fathimah di daerah sekitar perbatasan, aku khawatir kalau ia sedang mengincar kekuata dari Sugar Qii dan juga Amey Valensi' apabila perkataannya itu benar maka kalian harus berhati-hati!” jelas sang kepala desa.

   “Hal ini dapat menjadi masalah yang sangat besar, apabila kita hanya berdiam disini, maka penduduk desa juga akan terkena dampaknya!” tegas Iqi.

   “Kata Iqi ada benarnya, apalagi Fathimah terkenal dengan kemampuan sihirnya yang sangat kuat dan kejam,” ujar Amey.

  “Kalian benar, kekuatan yang kalian miliki membuat kalian diincar oleh banyak orang. Aku sarankan kalian untuk meninggalkan desa ini secepatnya, ini untuk kebaikan kita bersama.”