#05 - Buraiha (3)

659 75 18
                                    

Ia berlari dengan kencang. Berlari sembari melompati beberapa batu dan akar yang menghalangi jalan. Jantungnya berdegup kencang, seirama dengan langkah kakinya yang tergesa-gesa. Jubah merah yang biasa ia kenakan sudah hilang entah ke mana. Toh untuk saat ini, jubah itu bukanlah hal yang penting. Masih bisa dibeli atau di jahit kembali.

Tapi beda cerita kalau yang hilang itu Odasaku.

Oda Sakunosuke.

Salah satu sosok ceria yang sering memberi warna pada keseharian kelompok buraiha yang terkenal itu. Sosok pria berkepang dengan logat khas kansainya. Penggemar kare dimana pun dan kapan pun itu.

Dazai一pria yang sedang berlari itu hanya tidak ingin kehilangan Odasaku sekali lagi. Berbagai macam umpatan ditujukan pada dirinya sendiri. Meski hanya bergumam, Ango yang ternyata berlari tepat di belakang Dazai masih bisa mendengarnya.

Sial, sial! Jangan lagi sialan! Tidak boleh kehilangan Odasaku... Sekali lagi...

Ango diam-diam menatap punggung Dazai dengan cemas, kentara menyesal karena tidak bisa menjaga Odasaku.

Saat itu, ia berlari menyusuri jalan yang sempat dilewatinya untuk mencari rombongan Atsushi dan kawan-kawan. Sesampainya di perduaaan, kebetulan kelompok mereka sudah selesai mencari dan belum menemukan kelibat orang yang mereka cari.

Ango kemudian berusaha menjelaskan kedatangannya dengan nafas tak beraturan, namun sayang, yang hanya mendengar Ango dengan sungguh-sungguh hanyalah Atsushi. Ango yang kemudian kesal (lantaran diabaikan oleh ketiga orang tersebut) hanya bisa mengelus dada, antara sedang menahan diri agar tidak menabok ketiga orang yang sedang berantem itu, atau sedang mengatur nafasnya yang berantakan.

"A-ah! Ada Ango!" Dazai adalah orang kedua yang menyadari kedatangan Ango dan segera menyapanya dengan ceria. "Odasaku ada di mana?"

"Terjebak..." Ango menarik nafas sebentar sebelum melanjutkan. "Odasaku terjebak dengan si perban! Mereka dalam bahaya!"

Kalimat terakhir yang dikeluarkan Ango membuat tubuh Dazai membeku. Pupil matanya mengecil, menandakan ketakutan dan kemarahan yang bercampur satu di sana. Raut wajahnya berubah menjadi pucat seketika. Lalu, tanpa berpikir panjang, ia berlari melalui jalan yang sempat di lewati Ango.

Ketika sedang berlari, Ango dengan sigap menarik kerah belakang Dazai, membuat pria berambut merah itu hampir terjungkang ke belakang karena aksinya yang tiba-tiba. Seolah tahu Dazai akan menepis tangannya, Ango langsung mengunci pergerakan Dazai. "Tenangkan pikiranmu Dazai! Di depan sana tanahnya sangat rawan. Jika kau melanjutkannya lagi tanpa berpikir panjang, akan ada korban!"

Dazai menatap Ango marah dengan mata yang berkaca-kaca, beberapa kali sempat meronta sebelum akhirnya membalas, "Odasaku dalam bahaya! Harus diselamatkan!"

Plak!

Tamparan dari Ango yang mengenai pipi kanannya, berhasil membuat pria berambut merah itu tersadar. Awalnya Ango menatap Dazai dengan tatapan yang terlihat nyalang, namun beberapa saat kemudian ia  menunduk kala menyadari bahwa telah melakukan sebuah kesalahan.

"Ango..?" Dazai memanggil nama pria didepannya dengan nada khawatir. Ditambah lagi, melihat Ango yang tiba-tiba menunduk seperti itu membuatnya semakin ketakutan.

"Dazai-kun? Ango? Kalian ada di sana?" Sebuah suara yang berasal dari belakang Dazai menginterupsi tiba-tiba. Membuat kedua orang yang sempat terdiam itu segera mendekati sumber suara dengan langkah yang lebih hati-hati.

Mereka berdua kemudian menemukan kedua atensi sedang terjebak di pinggir tanah yang mengarah cukup dalam ke bawah. Dazai menatap sekelilingnya, mencari sesuatu yang bisa di jadikan tali agar bisa menarik Odasaku dan Dazai coklat dari sana.

BSD X BTA (BunAl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang