#2 Gentle Boy

6 1 0
                                    

"Kalau kamu harus tau, jujur aku juga dari dulu sama,selama ini aku pacaran cuma buat kamu jealous"
*
*
*
*
*
(Reza)


Happy Reading


Za
Gimaa Shan
Gimana dengan si Vera udah lo chat?
Udah,gue nembak dia Shan

Shanty pun kaget,secepat itukah.Tapi mau gimana lagi dia tidak bisa memaksakan orang lain atas kemauannya.

Terus?
Belum ada jawaban

Dia sedikit lega,dia tau kalau Vera gak akan mengambil keputusan buru-buru dalam masalah ini. Tapi tidak tau keputusan apa yang akan Vera ambil.

Za lo kesini deh ini gua lagi karoukean nih, kali aja lo mau nyanyi,haha

Shanty repleks saja nyuruh dia untuk ke rumah,padahal sebelumnya belum pernah ada cowok yang datang ke rumah,ini pertama kalinya.

Siap gua kesana sekarang,tapi sendiri nih gimna?

Shanty kira dia gak mau,karena kebanyakan cowok pada gengsi main ke rumah cewek.Awalnya Shanty takut tetangganya mengiranya sudah pacaran.Sebelumnya saya gak pernah bawa cowok ke rumah, wajar saja kalau orang lain heran.

Dia datang juga naik motor,berjaket hitam dengan kepala ditutupi kupluknya. Hal yang selalu dilakukan ketika bertemu adalah bertepukan tangan,biar keakrabannya makin erat.

"Ayo duduk Za" mereka pun duduk di ruang tamu dengan disuguhkan makanan dan minunan yang sudah disiapkan.

Canggung yang pertama kali dirasakan dan Reza pun keliatannya begitu. Belum ada percakapan di antara mereka,masing-masing sibuk main hp.

"Za maaf ya berantakan,belum aku beresin"

"Gak papa santai aja" jawab dia tanpa menoleh sedikitpun.

Dalam hati Shanty bingung, harus nyikapinya bagaimana,ngomong apa,dan nanya apa.Dia terus saja main hp dan dilihat ada chat masuk dari Vera.

Shan, Reza ke rumah lo ya?
Iya,btw katanya Reza nembak,lo udah ngasih kepastian?
Shan lo gak tau aja gue kaya gimna, ya gak mungkin.Gua ngehargai perasaan lo Shan, lo kan suka sama Reza dari dulu

Setelah baca pesan terakhir Shanty benar-benar panik, takutnya Vera ngomong ke Reza bahwa dia punya perasaan.Tetapi dilihat dari sikap Reza terlihat biasa saja.

"Za ngomong dong!,diam mulu dari tadi" Shanty menarik kupluk jaketnya,dan Reza berusaha memakaikannya kembali dan terus main hp.

"Gak asyik ah lu" kata Shanty sambil memukul tangan Reza.

"Aw" Reza kesakitan.

"Eh sory sory, lo gak apa-apa kan?" Dia membuka kupluk jaketnya itu,karena penasaran dari tadi ditutupin terus.

Rupanya ada bekas luka memar di pelipisnya.Shanty tanya, dia jawab gak apa-apa,beberapa kali ditanya dan akhirnya dia jawab.

Ternyata Reza dikeroyok salah satu siswa seangkatannya hanya karena masalah Reza nembak Vera.Mungkin cowok yang ngeroyok itu suka sama Vera.

"Siapa namanya Za? "Tanya Shanty
"Doni"
"Oh itu, dia pernah nembak gue, tapi gue tolak".
Tidak ada respon darinya, hanya melihat Shanty lalu balik lagi lihat hp.Ada yang aneh dari sikap Reza.

Shanty langsung saja membawa es batu untuk mengobati lukanya.Sambil mengobati,Shanty kembali bertanya pada Reza.

"Terus kelanjutan lo sama Vera gimana?"
"Vera sudah cerita semuanya tentang kamu" sambil nengok ke arah Shanty.Kini yang tadinya lo gue berubah jadi aku kamu.

Mendengar itu Shanty kaget,dan yang tadinya sedang mengobati lukanya langsung menghentikannya.

Matanya berkaca-kaca,bingung harus jawab apa mengenai permasalahan ini,dia gak mau hubungan pertemanan ini hancur,dan keakraban ini hilang lalu berubah menjadi rasa cinta.

"Za ituuuuu" belum selesai ngomong,dia potong pembicaraan Shanty.

"Kalau kamu harus tau, jujur aku juga dari dulu sama,selama ini aku pacaran cuma buat kamu jealous, dan aku ragu ketika mau mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, aku takut ,karena kamu pernah bilang kalau kamu gak mau pacaran dulu sebelum sukses".Tergambarkan raut wajah kecewa akibat ketidakterbukaan diantara keduanya.

Shanty meneteskan air mata, dan langsung saja Reza menghapusnya.Shanty memberanikan diri untuk mengungkapkan semuanya.

"Za maafin aku, selama ini mungkin aku banyak salah, selalu membuat kamu jengkel.Hal yang paling aku takuti,ketika aku mengungkapkan yang sebenarnya,aku takut keakraban kita jadi canggung dan gak seperti dulu lagi.Sekarang kita bersahabat saja...."

"Tapi... "potongnya.

"Za...." potong Shanty kembali.

"Denger aku please aku gak mau diantara kita ada yang tersakiti,selama ini hubungan kaya gini aja kita udah bahagia,baik-baik saja" Lanjutnya

"Iya aku ngerti" sambil menyenderkan kepalanya ke sofa.

"Kita berkomitmen saja,sekarang kita pokus saja dengan masa depan, kita gapai dulu impian,kita gak tau kedepannya akan gimana" Shanty perjelas.

"Untuk saat ini kita tetap jadi lo gue, gak ada kata canggung lagi, lupain semuanya,dan lo sahabat gue satu-satunya" kata Shanty sambil memegang tangannya.

"Iya Shan,gue ngerti" setelah itu mereka saling bertepukan tangan kembali dan berpelukan satu sama lain.

Pertama kali mereka berbicara seserius itu,dan pertama kali juga mereka berpelukan setelag bertahun-tahunn bersahabat.

Dari situ mereka berkomitmen bahwa tidak ada rasa yang timbul kecuali rasa sayang sebagai teman dekat.Karena baginya temanlah yang selalu ada bagaimana pun keadaanya.Berbanding terbalik dengan menjalani hubungan yang kebanyakan hanya ada sesaat saja, lalu meninggalkan dan melupakan akan segala yang telah dilalui bersamanya.

Pelukan itu dilepaskan.

"Yaudah gue balik Shan" kata Reza sambil mengelus lembut kepala Shanty.

Dengan raut wajah datar dan tidak ada ekspresi sama sekali Reza pun meninggalkan Shanty yang hanya melihatnya dari belakang.

Mungkin perasan Reza waktu itu bingung kedepannya harus bersikap layaknya seperti biasanya ataukah akan canggung dari keduanya.













Tunggu nextnya ya! ;-)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KomitmenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang