- 01 BERANGKAT

6 0 0
                                    

Mereka bilang disini adalah tempat yang paling damai, disinilah mereka berkumpul..

   "Woy ada yang bawa gayung nggak!?". "Tanya gausah ngegas emang napa sih?".
"Lu aja yang sensitif"
"Iya emang gua sensitif terus napa lu malah tambah bikin emosi orang?!".

Di pagi yang seharusnya tenang dan dingin menjadi bersuasana panas dan ribut biasa mereka duo yang suka berantem di mana saja sebut saja mereka Aryanda Maulina Syiffa dan cowok nya bernama Putra Ardiansyah , nama yang cocok dan simpel .
Oh , aku lupa namaku Shelly Adreyone Putri.
Panggil saja Shelly , tapi duo berantem itu hobi banget manggil aku Reyon.

"Dah , jangan ribut nggak selesai ini kerjaan".Ucapku sambil menggelar napas lelah . "Sori Yon , gue dah bikin ribut , oh iya yah , senior udah pada berangkat belum?" Tanya Maulin sambil memikul barang bawaannya ."Nggak jadi berangkat kayaknya tapi ada pengganti senior ". Jawab Reyon .

"Eh ada pengganti tapi siapa yang ngganti? . Tanya Reyon.
"Katanya ada pengganti seumuran kayak kita , malah lebih enak bisa buat hiburan " . Ucap Putra .
"Okelah , gini aja aku beli makanan instan yang banyak sekalian kan aku panitia nya". Usul Reyon .
"Mantap Yon gaskeunnn".

Jam sudah menunjuk angka satu . Mereka sudah bersiap siap untuk berangkat ke sebuah asrama yang terletak di gunung X . Mereka naik angkotan kota yang berwarna kuning kusam ditambah lagi stiker - stiker konyol dan berisi doa sebagai pelengkap angkotan kota . Mereka bertiga terlihat sibuk memandang handphone masing - masing .

DREGGGGHHH ..
"Lho pak kok angkot ya  macet - macet gini pak ?" . Tanyaku
"Biasa gini non, kalo udah naik gunung angkotnya macet - macet , padahal udah saya servis tiap bulan" ucap pak sopir seraya meminum air mineral kemasan .

"Nah , kali ini kita ada tugas dari studio . Katanya disuruh sama senior ngambil panorama pemandangan , terus di gambar ulang . Buat referensi alasanya " . Ucap Reyon dengan malas sambil mengetik keyboard di handphone nya . " Yah ..padahal gue kira kita dikasih libur buat refreshing , taunya malah disuruh cari referensi "

Kami menempuh perjalanan selama dua jam dari studio . Jarang ada macet dan keribu-
tan hari ini sangat tenang .  Setelah menempuh dua jam dengan kebosanan dan kegabutan akhirnya kami sampai disebuah asrama . Asramanya sangat terlihat klasik dan agak kuno . Cat salem dengan warna putih agak abu - abu sebagai penambah suasana klasik di asrama itu . Bahkan ada sebuah taman kecil yang sepi dan penuh dengan tanaman bunga .

"Yon , Reyon lu suka yang agak klasik gini gak sih ?" Tanya Putra .
"Hmm , kalo gue lihat bentuk asrama nya kayak rumahnya mbahku deh , agak jadul gitu " ucap ku sambil memegang tas dan koper .
"Lah emang napa kalo tanya gitu Put?"tanyaku keheranan.
"Gak sih tapi .."Putra tidak melanjutkan kata - katanya .
"Tapi.. apa?"
"Hey.. koper di angkot udah diambil semua belum?" Tanya Maulina sambil teriak .

Menyadari hal itu , aku agak penasaran dengan apa yang diucapkan Putra , sepanjang langkahku menuju ke dalam asrama aku hanya memikirkan apa yang diucapkan oleh Putra . Aku tidak pernah se kepo ini . Biasanya kalo udah penasaran sampai gak tahu jawabannya aku akan nyerah dengan sendirinya . Aku ini tipe orang yang pemalas dan malas untuk mencari tahu .

"Nomer kamarnya 50 ya! " . Ucap resepsionis tersebut .
"Anu , mbak disini ada wifi nggak ?" Tanya Maulin sambil ragu - ragu .
"Aduh maaf ya disini tidak ada layanan wifi " ucap maaf seorang wanita berseragam hitam- putih - coklat .
"Halah Linn..Linn mau cari wifi itu susah , mendingan beli kuota buat sebulan aja" .
"Yah kuota gue udah ludes dari tiga hari yang lalu , terpaksa gue beli lagi yang 5Giga"
"Halah , lu boros sih . Pasti buat nonton livestream utaite mulu dari kemarin"
"Apa boleh buat , hiks melihat utaite adalah sebuah kesenangan tersendiri hiks.."

A Hostel | ReyonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang