Malam itu sang perempuan sudah melupakan masa lalunya. ia terlalu sibuk dengan kehidupan barunya selama hampir 5 tahun belakangan ini. ia lupa bahwa dulu pernah berdoa agar bisa bersatu dengan seorang lelaki yang bahkan tak ia kenal, sebatas tahu bahwa mereka pernah berkumpul di acara yang sama, sebuah cinta masa SMA yang remeh dan menjadi ingatan lucu jika diceritakan kembali, ia tak menyadari bahwa doa nya saat itu terlampau serius, atau mungkin pintu langit sedang terbuka, sehingga doa sebercanda itu menembus langit secepat kilat dan sudah dikabulkan sebelum ia berhenti bermunajat.
tiga bulan sebelum itu, ia baru saja menolak lamaran seorang pria, sholeh pula, matanya sembap seketika ketika sang ayah menawarkan pria tersebut padanya, bukan ia meragukan keseriusan dan keshalehan lelaki tersebut, hanya saja ia tak suka, itu saja, dibalik itu semua ada alasan yang kuat dan mengharuskan nya menolak pria tersebut. ia berfikir apakah ia salah menolak pria tersebut ? apakah akan ia temukan lelaki yang lebih baik dan jauh ia sukai dan jauh menyukai nya setelah ini ? 3 hari setelah tawaran tersebut dan dihantui rasa ragu dan dilema, ia yakin menolak pria tersebut, ia yakin itu pilihan yang bijak, dan setelah nya, ia benar2 lega pada keputusan yg ia ambil.
ia sudah melupakan hari2 galau dan dilema. ia menjalani kehidupan sebagaimana perempuan pada umumnya. ia sangat menikmatinya, berkumpul bercengkrama bersama teman teman seusianya, ia fikir ia sangat mencintai kehidupannya yg sekarang,
dan sebulan setelahnya salah satu kawan karibnya kembali menawarkan seorang pria, tapi pria yg berbeda, umur sudah matang, tapi satu hal, ia meragukan keseriusan pria tersebut, ia tahu dari kisah kawan nya bahwa pria tersebut memang baik, dan berasal dari keluarga baik2. berulang kali ia menegaskan agar segera menghubungi sang ayah, namun belum juga ada tanda2 pergerakan dari pria tersebut. belum selesai kisah nya yang satu ini, dua bulan kemudian, sepupu jauhnya mengirim pesan singkat via whatsapp,
"kamu mau aku jodohkan dengan lelaki ini ? " ia sebutkan nama lelaki itu, astaga, bahkan ia lupa kalau didunia ini masih ada lelaki tersebut. ia lupa bahwa di dimensi yang sama ada lelaki tersebut menjalani kehidupannya, ia lupa bahwa dulu sekali, lelaki itu sempat membuat hati nya bergemuruh, ia lupa bahwa nama itu sempat menjadi top 10 list doa selepas shalat lima waktunya. bagaimana bisa ia melupakan nya begitu saja ? ia terlalu asyik menerima kehidupan barunya, ia baru sadar, doa'2 yang pernah di panjatkan pasti terkabul paling tidak salah satunya, dan mungkin saja ia menjadi kejutan di masa selanjutnya.
ia berfikir sejenak, apakah sebaiknya aku terima tawaran ini ? dibanding menunggu ketidakpastian dari pria sebelumnya ? namun apakah ia pantas bersama sang lelaki ? ia tahu ia masih jauh dari kata shaleha apalagi sempurna. apakah sang lelaki bisa menerimanya ?
"aku masih banyak kekurangan, apa ia mau menerimaku ? " ujar sang perempuan. "sudahlah, kau tak usah memikirkan itu, pernikahan adalah saling berjalan memaklumi dan menutupi kekurangan satu sama lain, tak ada manusia yang sempurna, kalau kau setuju, aku akan melanjutkan perjodohan ini" sang perempuan menghela nafas, jarinya menggantung , bingung, apa yang harus ia ketik untuk membalas pesan tersebut.lalu jemarinya sibuk mengetik balasan, "suruh ia minta restu pada orang tuanya, lalu aku akan setuju" ia menekan tombol kirim dengan mantap. sejenakia berfikir, apakah ia benar masih menyukai lelaki tersebut ? apakah ia hanya menjadikan sang lelaki pelarian dari ketidakpastian? apakah ia benar2 siap menerima? apakah ia pantas? selalu saja ada pertanyaan2 tidak penting menghantui fikirannya. sedikit membuatnya goyah dan ragu, tapi ia kembali menyadarkan diri, seperti kata pepatah dulu, Kalau jodoh tak akan kemana. ia ulang2 dalam hati, kalau memang jodoh pasti akan mudah. bismillah.. . .
purnama ketiga setelah pergolakan batin nya mereda"ternyata hati lebih dulu menyimpan rasa sebelum mata
walau tak selalu manis, semoga tidak dan takkan pernah berakhir pahit"sebait puisi masih menggantung di layar ponselnya,
perempuan itu tidak menyadari atau mungkin tidak ingin mengakui bahwa lelaki itu sudah terlalu jauh masuk kedalam hatinya. rasa cemas, dan khawatir, ia sangat tahu. apalagi rindu. seringkali ia dihantui perasaan itu, sesekali ia mengungkapkan nya, menyatakan nya. ia sudah tidak lagi peduli pada harga diri nya didepan lelaki itu. ia fikir ia harus mengutarakan dan menyampaikan nya, percaya bahwa ada yang kelabakan mengatasi rindu untuknya, ada perempuan yang kelimpungan bergelut dengan waktu, dan ada perempuan yang selalu berharap bisa membangun kebahagiaan bersamanya.
perempuan itu tidak menyadari bahwa perasaan yang dulu ia kubur dalam-dalam, akan terbongkar kembali, secepat kilat !
ah, siapa sangka ia mengalami kisah perasaan yang belum selesai bahkan setelah beberapa tahun ia lupa......
malam itu, tepat bulan purnama sedang mengudara, bersinar putih kekuningan. perempuan masih bertarung melawan gejolak perasaan nya, dan ia masih tetap menunggu penyelesaian dari doa yang hampir ia lupa, apakah semesta mendukungnya menggandeng, merangkul doanya menuju syurga.