5. Ciuman Pertama

1.4K 136 17
                                    

...

Malam yang lengang benar benar membuat suasana sangat tenang. Hampir hampir tak terdengar bising apapun disekitar kedua pria ini selain deru nafas dan detak jantung mereka berdua bak musik yang mengalun lembut. Nafas keduanya hangat, meremang diatas kulit leher dengan bulu halus yang sedikit tegang disana.

Keduanya melepas pelukan itu. Memandang obsidian coklat satu sama lain. Masuk kedalam diri mereka lebih jauh. Pantulan bayangan wajah keduanya ada disana. Lalu pandangan itu menurun melewati hidung dan berhenti di belahan daging berwarna merah muda yang tiba tiba terlihat begitu lembut dan menggoda.

Jantung Gulf terasa ingin keluar dari tempatnya. Ditatap Dosen ini dengan cara seperti itu, Gulf merasa tersipu hingga pipinya merasakan panas yang merembet hingga ke daun telinga. Gulf yakin, wajahnya kini pasti sudah seperti kepiting rebus. Namun Gulf juga tak bisa mengalihkan matanya dari wajah tampan didepannya. Apalagi dari bibir seksi itu. Satu satunya lelaki yang mampu membuat Gulf bertingkah seperti seorang gadis yang sedang malu malu hanya Mew saja. Tak pernah Gulf merasakan hal ini dengan orang lain. Gulf yakin itu.

Mew mengatur nafasnya perlahan. Bertatapan sedekat ini dengan Gulf benar benar menguji kesabarannya. Selama ini ia benar benar mampu mengontrol rasa tenangnya menghadapi Gulf yang manis dan tampan dalam sudut wajah manapun. Tapi kini wajah keduanya hanya berjarak beberapa senti saja. Mew berkedip beberapa kali, masih menatap bibir shape M milik Gulf yang terasa nikmat sekali bila Mew berhasil menyentuhnya dengan bibir miliknya. Dan benar saja...

Kedua manusia itu mendekatkan wajahnya perlahan. Tak mengindahkan tengkuk mereka yang semakin meremang dan hawa panas dari tubuh keduanya. Semakin mendekat hingga kedua bibir itu berpagut lembut. Ringan. Namun terasa begitu dalam.

Mata mereka terpejam. Merasakan setiap detik yang berlalu dalam moment itu. Ciuman pertama. Lalu dengan tanpa aba aba, tangan Mew yang kekar menyentuh leher Gulf, memberi sedikit tekanan agar anak itu lebih dekat dengannya. Gulf tak memberikan perlawanan berarti. Ia hanya mengikuti nalurinya, bahwa Gulf sangat menyukai saat saat ini.

Ciuman itu terhenti saat Mew merasa dadanya mulai bergemuruh. Bagaimanapun ia harus mengontrol dirinya. Gulf masih seorang mahasiswa. Dan ia adalah dosennya. Mew melepaskan bibir Gulf dalam ciuman dalamnya lalu mengusap poni Gulf yang terurai hampir menyentuh mata. Mengusap sayang pipi bersih itu dan mengecup mata kiri Gulf yang masih terpejam. Ciuman lembut itu membuat Gulf mengerjap gemas. Ia lalu tersenyum menatap Mew yang memandanginya dengan tatapan yang tak bisa Gulf artikan.

Mew menghela nafas, lalu merain tangan Gulf dan menggenggamnya erat. Sedang satu tangan yang lain memegang kemudi. Tanpa sepatah kata keduanya meninggalkan taman itu dan melaju menuju kondo Gulf.

Mew keluar dan membukakan pintu mobil untuk Gulf. Ia meletakan tangannya di pucuk kepala Gulf memastikan agar anak itu tak terpantuk mobil saat keluar. Perlakuan lembut itu membuat Gulf kian tersipu. Mew kembali menggenggam tangan Gulf dan berjalan menuju kamar Gulf di ujung lorong tanpa melepaskan tautan tangan mereka.

Gulf masuk kamar dan berdiri diambang pintu, matanya menatap tak tentu arah dan sesekali ia menggigit bibir bawahnya. Membuat Mew terkekeh dan menaikan sedikit alisnya, bertanya ada apa? Gulf hanya menggeleng dan tersenyum. Sikap kikuk keduanya benar benar terlihat sangat menggemaskan.

"Mampirlah dulu, Phi..."

"Lain kali saja Gulf," Mew mungkin menjadi munafik saat berkata seperti itu, padahal hatinya ingin sekali berlama lama di tempat ini dan tentu saja, menghabiskan banyak waktu bersama Gulf, tapi ia harus tau batas wajar antara Dosen dan Mahasiswa itu, "Phi harus pulang malam ini. Gulf istirahat saja, na?"

WUV IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang