Jieun buru-buru melepaskan tautan tangan mereka dan menoleh ke arah luar jendela mobil Taehyung."Hey? Kamu nangis?" panik Taehyung. Ini seriusan panik. Soalnya dia gapernah liat Jieun kayak gitu.
"Idih siapa yang nangis? Orang kelilipan!" sergah Jieun cepat.
Gile aja nangis di depan Taehyung. Ngga banget deh keliatan lemah gini di depan dia, bisa jatoh harga diri Jieun.
Udah jatoh kali, Ji, dari kemaren.
Nope. It's not gonna work, pikir Taehyung.
"Ji." panggil Taehyung lagi. "Kamu bisa ngga sekali ini aja jujur sama aku?" Ada ketegasan dari nada bicara Taehyung. Dan Jieun juga sadar itu.
"Jujur sama perasaan kamu?" tanya Taehyung lagi. Ada nada lelah disana.
"Sebenernya kamu sayang ngga, sih, sama aku?"
Mendengar pertanyaan Taehyung, Jieun cuman bisa diam.
Iya, dia sayang Taehyung. Tapi harga dirinya masih menolak untuk mengakui.
"Jujur aku sayang banget sama kamu. Dan aku ngga mau kehilangan kamu. Tapi kalau kita begini terus aku juga ngga yakin kalau hubungan kita bakal bertahan kedepannya. Jadi aku mau tanya sama kamu, kamu sayang ngga sama aku?"
Jieun masih tetap diam.
Taehyung paham, pasti banyak pikiran berkecamuk di dalam kepala Jieun. Dan dia juga paham sifat Jieun bagaimana. Tapi keadaan mereka sekarang ini benar-benar perlu kepastian. Dan Taehyung mau mendengarnya langsung dari mulut Jieun sendiri. Taehyung mau melihat kesungguhan Jieun dalam hubungan ini.
"Please, sekali ini aja, kasih tau aku. Ngomong perasaan kamu sejujurnya." bisik Taehyung.
Lama mereka diam.
Jieun juga tau kalau di harus jujur soal perasaannya, tapi ngga tau kenapa mulutnya serasa susah untuk berbicara. Jieun juga heran sama dirinya sendiri; dia yang sebenarnya blak-blakan, tapi kalau urusan begini kenapa dia malah jadi kaya siput gini, sih?
"Atau kamu mau kalau kita akhiri disini aja?" ucap Taehyung lirih. Sebenarnya dia juga ngga mau, tapi ya mau gimana lagi? Hubungan mereka juga ngga bakal ada kemajuan kalau dipaksain.
Jieun tersentak denger pertanyaan Taehyung.
No! Dia ngga mau hubungan mereka berakhir. Jieun harus segera mengakui perasaannya kepada Taehyung. Jieun sudah mulai membuka hati untuk pria itu, kenapa dia malah mau menyudahinya kalau dia masih menyayangi Jieun?
Ngga bisa! Jieun ngga mau!
"NGGA!" teriak Jieun akhirnya.
Jieun tau kalau dia bertindak bodoh, plin plan, atau apalah itu. Dia yang tadinya mengakui kalau mereka udah putus, malah menolak ketika Taehyung yang berbicara. Sepertinya dia memang perlu kepastian dan pembicaraan heart to heart seperti ini untuk mengetahuin perasaan masing-masing.
"Kamu bilang kamu sayang sama aku," Jieun memukul pundak Taehyung pelan. "Tapi kenapa kamu ngelakuin hal yang kaya gitu?" tanyanya lagi.
Ah, bodo amat! Jieun sudah ngga peduli lagi, pokoknya dia juga ngga mau kehilangan Taehyung. Bodo amat sama gengsi atau harga diri atau apalah itu. Sekarang Jieun bakal mengutarakan perasaannya kepada Taehyung. Malu urusan belakangan.
"Kamu bilang kamu sayang aku," Jieun memukul Taehyung lagi, tapi kali ini agak kencang. "tapi kenapa.. tapi kenapa kamu.." Jieun tidak dapat melanjutkan kata-katanya karena tangisnya akhirnya pecah.
Jieun menangis sesenggukan.
"Eh, eh, kok malah tambah nangis? I'm sorry, okay?" panik Taehyung sambil menyeka air mata Jieun.