VOLUME 1 : RAJA UNDEAD

217 7 1
                                    

PROLOG

Menghadapi seorang gadis dan adik perempuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghadapi seorang gadis dan adik perempuannya. Sesosok Knight mengangkat pedang yang ia bawa. Mengampuni seseorang itu artinya mencabut nyawa dalam satu kali tebasan. Cahaya matahari terpendar di pedang Knight tersebut, membuatnya berkilauan di udara.

Si gadis menutup matanya sambil menggigit bibirnya, ekspresi yang di tunjukkan adalah ia tidak mengharapkan situasi ini. Ia hanya pasrah karena tak ada lagi yang bisa ia lakukan. Jika gadis itu mempunyai kekuatan—ia pasti akan menggunakannya untuk melawan Knight yang ada di depannya, lalu lari.

Namun sayang sekali, ia tidak memiliki kekuatan semacam itu.

Oleh karena itu.. hanya ada satu kesimpulan.

Si gadis—pasti binasa disini.

Pedang Knight telah meluncur kebawah. Namun, dia tak bisa merasakan luka apapun. Gadis ini pun membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat di dunia adalah pedang yang berhenti di saat meluncur ke bawah. Hal berikutnya yang ada dalam pandangannya adalah si pemegang.

Dia berhenti bergerak seakan-akan diselimuti es dan membeku. Perhatian Knight tidak lagi pada si gadis, sikapnya yang tidak bertahan benar-benar menunjukkan rasa kaget.

Seakan dituntun oleh tatapan si Knight, gadis ini pun memalingkan wajahnya menghadap arah yang sama. Lalu ia melihat hal yang dapat membuat seseorang lemah tak berdaya.

Sebuah kegelapan, kegelapan murni setipis kertas, namun dalamnya tak terduga. Muncul ke permukaan dengan bentuk oval yang terpotong sisinya. Pemandangan yang membangkitkan ketakutan yang tak bisa di lukiskan.

"Sebuah pintu?" Itulah yang si gadis pikirkan setelah melihatnya... Setelah jantung si gadis berdetak lagi, apa yang ia duga benar adanya.

*Drippp*
Ada yang muncul dari dalam kegelapan. Sekejap, ia menyadari apa itu—"Hiiihh!"

Si gadis mengeluarkan jeritan tajam. Sebuah wujud yang tidak bisa ditaklukan oleh siapapun. Sebuah bola merah yang melayang seperti api yang memudar, di dalam tengkorak puting yang berlubang. Ketika pandangannya tertuju pada dua gadis tersebut, tatapannya sangat dingin layaknya pemburu yang mendapatkan mangsanya. Ditangannya, tidak ada dagin ataupun kulit sedikitpun. Serta sebuah tongkat mengerikan namun terlihat sangat indah.

Seperti kematian itu sendiri, kematian yang terbungkus di dalam sebuah ornamen. Jubah hitam pekat yang terlahir di dunia dari kegelapan dunia lain.

Udara pun membeku dalam sekejap mata. Seperti waktu yang berhenti di hadapannya. Gadis itu hampir lupa cara bernafas, seakan jiwanya telah tercabut.

"Dewa kematian telah datang dari dunia lain untuk menjemputku." itulah yang ada di dalam benak si gadis.

Tapi, ia merasakan sesuatu yang ganjil. Si Knight yang mengejarnya pun tidak bergerak juga.

"Urgh.." erangan kecil terdengar.

Darimana erangan itu berasal? Rasanya bukan dari si gadis, ataupun dari adiknya yang gemetaran, dan juga bukan dari Knight didepan yang terangkat pedangnya.

Seakan melambat, jari-jari makhluk itu, yang hanya tulang tanpa daging, seperti meraih sesuatu dan tertuju bukan pada si gadis, tapi kepada Knight di depannya. Terlihat seakan menggenggam sesuatu.

Dia ingin berhenti melihat, namun dia terlalu ketakutan 'tuk melakukannya. Dia merasa akan melihat sesuatu yang lebih mengerikan jika memalingkan wajahnya.

<Grasp Heart>
Inkarnasi kematian itu menggenggam erat, dan suara logam yang keras terdengar dari samping si gadis.

Ia takut memalingkan matanya ke arah kematian, tapi di dorong sedikit penasaran dari lubuk hatinya, dia menatap dan melihat si Knight tergeletak di tanah. Knight itu tak bergerak sama sekali.

Dia telah mati..

Ya, mati.

Krisis yang mengancam jiwa si gadis telah hilang seperti sebuah lelucon. Namun, ia tidak bisa gembira karena kematian telah berubah bentuknya, dan menampakkan diri ke dalam wujud yang lebih nyata.

Dengan tatapan ketakutan dari si gadis, Kematian itu pun bergerak dan menghampirinya.

Kegelapan terkumpul ditengah penglihatannya yang semakin meningkat.

"Kegelapan itu akan membungkus diriku."

Dengan berpikir seperti itu, si gadis memeluk erat adiknya. Pikiran untuk kabur sudah tidak ada lagi. Jika musuhnya adalah manusia, ia mungkin bisa bertindak dengan sedikit harapan. Tapi sesuatu yang ada di hadapannya itu adalah wujud nyata yang membuyarkan semua harapan.

"Tolong biarkan aku mati tanpa rasa sakit." Haya berdo'a yang dapat si gadis lakukan.

Adik yang di ada di pelukannya hanya menggigil ketakutan. Dia ingin sekali menyelamatkan kakaknya, tapi dia tidak bisa. Dia hanya bisa meminta maaf atas ketidak berdayaannya. Dia hanya berdo'a agar dia tidak merasa kesepian, karena dia sudah lama bersama kakaknya.

Lalu...

| Written By : Kugane Maruyama |
| Penerjemah : TrisnuKagami |

🔴 OVERLORD - LIGHT NOVEL (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang