[Overlord - VOL . 1 - Chapter 2 - Part 1]
"Floor Guardian (Penjaga Lantai)""Patuhi perintahku, [Iblis Lemegoton!]" Sebuah golem yang tercipta dari mineral langka mulai bergerak, mematuhi perintah Momonga.
Akhirnya, Momonga menerima bahwa realitas virtual telah berubah menjadi dunia nyata. Hal terpenting bagi Momonga berikutnya adalah melindungi diri.
Meski para NPC yang ia jumpai sejauh ini sangat menghormatinya, itu tidak berarti bahwa yang Momonga jumpai nanti akan berlaku sama. Ya, tak ada jaminan. Momonga hanya ingin berjaga-jaga saja. Dengan kata lain, lebih baik mencegah daripada menyesal.
Momonga juga harus memastikan fungsionalitas dari para golem. Item legendaris dan sihir miliknya di dalam Nazarick... Keselamatan dirinya dipertaruhkan dalam hal ini. "Akhirnya, dengan masalah pertama ini sudah kuselesaikan."
Entah kenapa setelah melihat para golem, Momonga merasa lebih lega. Golem itu hanya akan mematuhi perintah oleh orang yang memanggilnya. Jadi, dalam situasi terburuk semisal-pemberontakan NPC-setidaknya ia mempunyai jaminan keselamatan.
Momonga menatap jemarinya yang cuma tulang belulang. Disepuluh jarinya ia mengenakan 9 cincin, dengan menyisakan satu ruang kosong jari ditangan kirinya. Di Yggdrasil-tidak mungkin bisa menggunakan banyak cincin dijari manapun, terkecuali di jari manis, mau itu ditangan kanan ataupun kiri. Tetapi, karena Momonga menggunakan skill khusus dari sebuah item sihir, ia dapat menggunakan banyak cincin di kesepuluh jari tangannya. Bahkan, ia bisa mengeluarkan seluruh kemampuannya.
Ia tidak hanya disebut spesial, ia terkenal sebagai salah satu dari banyaknya Pengguna Ability terbaik di seluruh server Yggdrasil. Salah satu cincin yang Momonga kenakan merupakan cincin Ainz Ooal Gown. Memungkinkan dirinya untuk berteleport dengan bebas disetiap ruangan Nazarick. Setiap anggota Ainz Ooal Gown diharuskan memakai cincin ini.
Setelah Momonga mengaktifkannya, ia mulai berpindah ke terowongan yang gelap hingga ia tiba pada cahaya putih diujungnya.
"Sukses.." Teleportasi pun berhasil, Momonga berjalan melewati lorong yang lebar.
Udara di sekeliling lantai ini beraroma rumput dan tanah, baunya seperti sebuah hutan. Momonga semakin yakin bahwa tempat ini benar-benar menjadi nyata.
Lalu, sebuah pertanyaan muncul dibenaknya ketika ia berjalan. Karena tubuhnya hanya terdiri dari tulang-dan tidak memiliki paru-paru maupun trakea, bagaimana ia bisa bernafas? Keraguan yang nyata terlintas dipikirannya, tetapi ia mulai merasa bodoh dan langsung menyerah memikirkan hal tersebut.
Momonga hampir sampai diujung lorong. Sebuah pintu terbuka otomatis, menandakan pintu tersebut menyambut Momonga dengan hangat. Disaat itu pula, Momonga bisa melihat sebuah Arena yang luas dan dikelilingi oleh beberapa lapisan Auditorium.
Amphitheater berbentuk oval ini mempunyai luas sekitar 180 meter, dengan lebar 156 meter, dan tinggi 48 meter. Dibentuk menyerupai Coloseum seperti di Kerajaan Romawi.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔴 OVERLORD - LIGHT NOVEL (Bahasa Indonesia)
FantasyThis novel is the original work of Kugane Maruyama, in which the credit goes back to the original author, Kugane. Written By : Kugane Maruyama Translate : TrisnuKagami