6. Keluarga

286 20 1
                                    

Hari yang ditunggu sudah tiba, jam sebelas siang ini Alena dan Aileen akan melakukan penerbangan menuju Indonesia. Hanya tinggal beberapa jam lagi, mereka akan bertemu keluarga yang sudah lama tidak mereka temui.

Bandar Udara Kopenhagen, menjadi saksi perpisahan pasangan kekasih yang sudah lama merajut asmara di Kota Kopenhagen, Denmark.

"Aku akan secepatnya menyusulmu Honey, hati-hati dan jangan nakal di negarany," pesan Marcuss pada Alena.

Alena menghela napas untuk kesekian kalinya. Tangannya terulur meraih jemari kekasihnya.

"Kau sudah mengatakan itu dari aku keluar apartemen Marcuss!" kesal Alena membuat Marcuss tersenyum.

Dia memiliki kekasih yang sangat luar biasa seperti Alena, tentu saja Marcuss tidak ingin kehilangan orang terkasihnya.

"Aku menghawatirkanmu, kekasihku ini kan sangat cantik," kata Marcuss membela diri.

Alena menghadiahkan satu tinju kecil pada lengan Marcuss. "Jangan membual lagi Mar!" jawab Alena mencibir.

Di belakang mereka, Aileen menatap tajam kedua manusia yang sedang berbicara penuh canda. Hati Aileen sangat sakit, dia berada di tempat yang sama dan hanya berjarak dua meter dari pasangan kekasih itu, tapi kehadirannya seakan tidak dihiraukan oleh mereka.

Mungkinkah dia makhluk astral bagi Alena dan Marcuss?

'Tenang Aileen, biarkan kakakmu melakukan perpisahan bersama calon suamimu. Usai ini, Marcuss akan menjadi milikmu selamanya,' batin Aileen tersenyum penuh kemenangan.

Waktu yang mereka tunggu akhirnya telah tiba. Alena dan Aileen berjalan memasuki terminal di mana pesawaat yang mereka tumpangi berada.

"Aku harus jauh lagi denganmu," lirih Alena menyentuh kalung pemberian dari Marcuss.

Entah itu sebuah firasat ataukah memang tanda dari Tuhan, kini hati Alena merasa gelisah. Gadis itu sesekali menoleh ke belakang, memastikan Marcuss tidak sedang mengikutunya.

"Selamat menikmati perjalanan Anda, Nona," ucap seorang pramugari saat bertegur sapa dengan Alena.

.

"Twin! Anak Mama!" teriak Melodi saat melihat putri kembarnya berjalan berdampingan sambil mendorong troly bandara.

Alena dan Aileen melambaikan tangan mereka kearah Melodi, Rehan, Bella dan juga Ozan. Rasanya sudah lama sekali mereka berdua tidak bertatap muka secara langsung dengan keluarganya.

"Mamaa," pekik Alena dan Aileen menerjang tubuh Melodi.

Melodi mengelus kepala kedua anaknya yang sudah beberapa bulan ini tidak dia jumpai. Kecantikan kedua putrinya kian memancar dengan bertambahnya usia keduanya.

"Papa, Oma, Opa Ozan." Mereka silih berganti memeluk Rehan, Bella dan juga Ozan.

"Semoga cucu-cucu Oma selalu bahagia," ucap Bella mencium kening Alena dan Aileen.

"Ayo kita segera pulang, mereka semua menunggu kalian di rumah," ucap Rehan melingkarkan tangannya di pinggang Alena dan Aileen.

"Mereka?" tanya Aileen penasaran.

"Siapa lagi kalau bukan para Creazy Family, Sayang," jawab Rehan membuat mereka semua tertawa.

Penyambutan kedatangan Alena dan Aileen terbilang sangat meriah. Bukan karena rumah mewahnya di dekorasi mirip seperti pesta, tapi karena adanya para pasangan dan putra putri pembuat onar berada di sana membuat suasana menjadi sangat meriah.

"Uncle D!" rengek Aileen duduk di pangkuan Deryl manja, seperti beberapa bulan yang lalu saat dia dan juga Alena pulang ke Indonesia saat liburan panjang akhir semester.

Just You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang