😉

2.1K 177 3
                                    

Work ini ada karena suatu saat di hari Minggu aku benar-benar tidak ada kerjaan, juga tidak ada koneksi internet, tidak ada teman untuk diajak bicara, tidak ada yang bisa kulakukan.

Sekian dan selamat membaca~

.

.

.

Kenikmatan adalah hal yang dicari oleh para manusia. Baik dari hal yang indah atau bahkan menyakitkan. Baik dari hal-hal kasar maupun lembut, kecil maupun besar.

Kenikmatan adalah setitik dari rangkaian kehidupan, sesuatu yang berbeda untuk setiap orang. Menyisir helai-helai legam nan halus adalah salah satu kenikmatan, setidaknya bagi pemuda yang tengah berbaring di atas ranjangnya.

Ia seorang penggemar dari hal-hal indah. Untuk mengekspresikan rasa sukanya, pemuda itu mengandalkan sentuhan. Jemarinya tak jemu mengelus-elus rambut hitam sosok di sebelahnya. Kemudian indra penciumnya mendekat, menghirup aroma mint.

"Shisui," interupsi sang partner. Yang dipanggil amat menyukai suara itu, melodi yang lembut dan tenang.

"Shisui. Kau belum tidur, kan?" tanya sosok itu lagi.

"Aku tidak ingin tidur," sahutnya lalu tersenyum lebar.

Sisir jari terpaksa berhenti ketika lelaki berambut panjang itu berbalik arah. Manik hitamnya menatap Shisui lekat-lekat.

"Kau harus bangun pagi besok. Masih tidak ingin tidur?"

Lelaki ikal itu mengulurkan tangan, menelusupkan anak rambut ke belakang telinga sang partner. "Tidak sebelum satu ronde."

Kekehan pelan lolos sebagai balasan. "Satu ronde?"

Shisui bergerak maju, membiarkan wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. "Kalau begitu dua."

"Kau benar-benar tidak ingin tidur?" elak lelaki berambut panjang kemudian bergeser mundur. Namun Shisui bergerak lebih cepat, mengurung dari atas sebelum tubuh indah itu beranjak semakin jauh.

"Jangan kabur, Itachi. Jangan pernah mencoba," bisik Shisui dengan suara rendah. Kemudian tanpa menunggu lama, satu kecupan mendarat di atas dahi Itachi, membuat rona merah muncul di wajah polos itu.

"Satu ronde," ulang sang partner lalu menelan ludah, "kan?"

Shisui menggesek pucuk hidung mereka, membuat Itachi tertawa kecil. Ia mundur sedikit untuk menikmati pemandangan indah yang tersaji. "Aku tidak yakin cukup hanya dengan satu."

"Kalau begitu dua?"

"Itu kata-kataku tadi. Apa kau sedang menggodaku?"

Tawa kecil membalas protes Shisui. Pemuda ikal itu benar-benar tidak sabaran. Itachi bersandar pada tangan sendiri, mendudukkan dirinya di atas ranjang. Sementara itu Shisui masih diam pada posisi, mendongak untuk mengikuti sepasang onyx yang indah.

Detik berikutnya sebuah kecup mendarat di atas permukaan perut. Shisui pelakunya, yang membuat rona kembali muncul di pipi Itachi. Kecup lainnya mendarat tepat pada puncak merah muda. Pemuda ikal itu mengubahnya menjadi lumatan basah, mengirim kejutan demi kejutan yang memicu desah.

Warna di puncak kiri berubah pekat. Salahkan Shisui karena menjilat tanpa henti, mengulum hingga bentuknya lebih menonjol.

"Itachi," panggil pemuda itu setelah melepas karya bibirnya.

"Hum?" gumam pelan menyahut. Sejenak kemudian mulutnya dibungkam oleh sebuah cumbu. Keduanya saling bertukar saliva, memadu kasih di tengah malam, mengusir dingin yang terbawa oleh angin.

[√] a pleasure of you | shisuitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang