BAB 01

30 5 2
                                    

Seperti hari - hari sebelum nya, Ulya tidak pernah menyerah untuk mendapatkan Abim.

Dan setiap pagi selalu menjadi konser perjuang seorang Syahdinna ulya untuk mendapatkan abim, dimana semua murid - mungkin bukan murid saja semua warga sekolah-, SMA Puja bangsa, menonton konser dadakan yang dibintangin Ulya.

" Hai, abim nya Ulya." sapa ulya berjalan di samping Abim.

" Bim, lo tuh ibarat api dan gue keju mozarella, melting kalo berdekatan dengan lo."gombal Ulya tidak membuat Abim membuat Abim merespon gombalan nya.

Nggak mendapatkan respon apapun dari Abim, dengan kesal Ulya berjalan meninggalkan abim.

Aneh. Gumam abim

Setiba nya di kelas, Ulya berjalan dengan wajah cemberut dan menghentakan kaki ke lantai.

" Kenapa tuh muka?" tanya anna melihat wajah Ulya yang cemberut.

" Kesel gue sama Abim."

" ULYA!" teriak kaja dari depan pintu.

" Hmm." gumam ulya

" Ul, lo sakit?" tanya Kaja sembari menempelkan tangan nya di dahi Ulya, dengan cepat Ulya mentangkis tangan Kaja.

" Apaan sih lo." ucap Ulya dengan nada kesal.

" Gue ngga sakit." sambung Ulya.

" Terus, kenapa lo langsung ninggalin Abim, di kolidor bawah?" cerotos Kaja yang merasa heran dengan sikap Ulya tadi.

" Lagi kesel dia sama sih doi." tambah Anna yang sedari tadi hanya mendengarkan Kaja dan Ulya.

" Tumben banget lo kesel sama abim."

Ulya tidak merespon ucapan Kaja barusan, dengan males Ulya berjalan keluar kelas.

" Woi! Ulya, mau kemana lo?" teriak Anna yang melihat Ulya bangkit dari bangku nya.

" Toilet." teriak Ulya, yang sudah di depan kelas.

Langkah Ulya berhenti, ketika pandangan matanya melihat Abim berjalan menuju nya. Dengan cuek Ulya melanjutkan langkah nya.

" Ul." merasa nama nya di sebut Ulya menggadarkan pandangannya keseluruh arah, dan tidak mendapatkan siapa pun, yang memanggilnya.

" Di belakang." dengan cepat Ulya menenggok kebelakang, Ulya hanya mendapatkan Abim di depan pintu kelas.

" Lo manggil gua?" tanya Ulya datar.

" Hmm." gumam Abim sambil melangkah mendekat kearah Ulya.

Omg! Jantung gue, batin Ulya.

" Ada apa?" dengan tenang sambil menenangkan jantung nya yang sedang tawuran.

" Lo pulang bareng sama gue." ucap abim dengan datar, berlalu meninggalkan Ulya yang sedang mencerna perkataan Abim barusan.

Tolong!! Jantung gue lagi tawuran di dalem, batin Ulya sambil memegang wajah yang terasa panas.

" Muka lo merah." ucap Radit -temen sekelasnya ulya-, tidak segaja melihat perubahan dengan muka Ulya

Dengan langkah seribu bayangan Ulya, berlari ke arah toilet untuk mengecek keadaan nya sekarang.

Malu banget sumpah. Gumam ulya di depan cermin toilet.



****

Jangan lupa meninggalkan jejak, kawan!

Senin, 21 september 2020

( MF )

Terima kasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rembulan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang