4. Unexpected

2.4K 445 48
                                    

"Ngomong-ngomong, ini langsung ke hotel atau kemana dulu?"

"Langsung ke hotel saja."

Jeno mengangguk dan mulai melajukan mobilnya. Lucifer baru saja memperbaiki rambutnya yang sekarang menampakkan forehead nya yang selebar jidat bayi. Perjalanan untuk ke hotel memakan waktu selama lima belas menit. Dan lima belas menit itu, kesunyian yang hanya ada diantara Jeno dan Lucifer.

"Oh iya gue mau tanya."

Lucifer mengalihkan pandangannya yang semula pada sebuah buku, kini beralih kepada Jeno sepenuhnya.

"Hotel punya lo, belum di buka ya? Biasanya kan tamu berlalu lalang, tapi beberapa hari ini sangat-sangat sepi jika gue perhatikan."

Lucifer tidak menjawab. Dia lebih memilih untuk merapikan penampilan nya. Ia sedikit mengencangkan sarung tangannya. Tak lupa ia benahi topi baret yang sekarang bertengger angkuh di kepalanya. Hal itu membuat Jeno kesal. Karena bukannya menjawab pertanyaan nya, Lucifer malah berbenah diri.

"Buka pintunya."

Jeno sudah membuka pintu mobil dari kendali disamping kanan nya. Tetapi Lucifer masih diam. Membuat Jeno kebingungan.

"I said to open the door."

"Gue sudah membukanya."

"Oh, hahaha, I mean, open it from the outside, Stupid."

Jeno menggertakkan giginya menahan kesal. Lucifer ini, kenapa sangat menyebalkan sekali 'sih? Kalau saja ia bukan iblis yang seram, sudah Jeno pastikan untuk mengarungi nya sekarang juga.

"Get rid of your stupid thoughts, open the door right now. This is an order."

Akhirnya Jeno menghela nafas. Bagaimana pun juga, Lucifer yang sudah membantunya melunasi uang kuliah yang dulu sempat menjadi tunggakan untuk Jeno. Bahkan juga, Lucifer sudah mendaftarkan dirinya untuk berkuliah ulang di kampus elit.

"Perintah dilaksanakan."

Lucifer sudah turun dari mobil dengan Jeno yang baru saja menutup pintu mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucifer sudah turun dari mobil dengan Jeno yang baru saja menutup pintu mobil. Jeno yang hendak berbalik, terkejut karena Lucifer kini menatapnya dengan intens. Dia langsung merinding kala teringat wujud asli Lucifer beberapa waktu yang lalu.

"L-lucifer..."

"Hm..." Jeno bergerak gelisah karena langkah kaki Lucifer semakin mendekat ke arahnya. Dia tidak bisa kabur karna kini, tubuhnya sudah menyender pada pintu mobil sepenuhnya.

Jeno kian pias, saat Lucifer mendekat ke wajahnya. Meskipun hanya sebatas hidung saja, tetapi hal itu sudah membuat Jeno jantungan.

"Lo ingin tau kenapa hotel gue sepi?"

Jeno mengangguk kaku.

Tiba-tiba saja, dahinya disentuh oleh Lucifer menggunakan telunjuknya yang berkuku panjang, jangan lupa jika warnanya hitam pekat.

LUCIFERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang