Ketika Jungkook mendapati cincin perak dengan berinisial nama Taehyung dan mungkin pasangannya, is sungguh murka. Taehyung sudah meyakinkannya, membuatnya percaya pada pria itu sejak pertemuan mereka yang pertama. Dan, saat ini, Taehyung mempermainkannya, membohonginya dengan kata-kata manis yang sudah tidak bermakna lagi baginya. Ia benar-benar marah dan kecewa. Emosinya menggerogoti hati dan pikirannya. Bagaimana ia bisa tidur dengan pria yang sudah mempunyai pasangan yang sah dimata hukum, sedangkan ia hanyalah seorang mahasiswa yang entah berantah dibawa tidur oleh pria itu.
Saat Taehyung sudah selesai dengan urusannya, ia langsung melempar benda kecil itu ke dada pria itu dengan keras. Taehyung terlihat terkejut, pria itu tidak berkata apa-apa saat ia turun dari ranjang dan memakai pakaiannya. Pergi dari sana dengan tubuhnya yang lemas dan hatinya yang sakit bukan main. Air mata yang ia bendung sedemikian rupa kala sudah hilang dari hadapan pria itu. Bukan drama, tapi apa yang ia rasakan sekarang itu sungguh membuatnya merasa bodoh sekali.
Seharusnya, ia menolak. Dari awal, mengenal pria asing yang baru ditemuinya dan langsung menyerahkan hati dan tubuhnya adalah sebuah kesalahan terbesar. Benar kata Ibunya kala itu, jangan mudah percaya dengan orang lain. Apalagi ini, yang baru ia tatap tidak lebih dari dua hari. Jungkook menyesal tidak menuruti apa kata Ibunya yang sudah ditetapkan dalam prinsipnya, namun ia tidak tahu mengapa, saat itu berhadapan dengan Taehyung, pertahanannya langsung runtuh. Seperti pria itu mempunyai mantra agar ia bisa mempercayainya.
Liburannya yang masih sebesar biji jagung harus musnah seketika karena pria bajingan itu. Jungkook sudah tidak ada minat lagi untuk sekadar keluar dari hotelnya, bahkan ia memesan makan siang dan malamnya lewat pelayanan telepon dari kamarnya. Dan Jungkook harus menelan kekesalannya lagi ketika Taehyung dengan tiba-tiba berdiri di depan kamar hotelnya, dengan raut bersalahnya pria itu memintanya untuk berbicara, menyelesaikan masalah mereka.
"Kumohon, Jungkook. Dengarkan penjelasanku terlebih dahulu." lirihnya. Taehyung menatap Jungkook sendu, tangannya terus ingin menggapai milik Jungkook, namun ditepisnya oleh si empu. Jungkook menahan tangannya di kedua sisi dengan rahangnya yang mengeras.
"Aku memang sudah menikah," ucapnya pelan. Jungkook merasakan nyawanya direnggut paksa kala mendengar pengakuan dari pria itu. Ia hanya diam, memasang telinganya sebaik mungkin untuk penjelasan sampah pria itu. "tapi hubunganku dengannya sedang di ambang kehancuran. Kita sudah tidak cocok satu sama lain. Kau tahu? Pernikahan tanpa cinta tidak akan bertahan lama."
Jungkook menoleh, menemukan Taehyung yang menunduk di atas rasa bersalahnya, "Aku tidak main-main denganmu. Aku serius, tidak pernah seserius ini. Aku tahu, aku salah. Membohongimu dan memintamu untuk melakukannya bersamaku sedangkan aku masih terikat dengan orang lain. A-aku hanya tidak bisa menahannya, Jungkook. Kau... sungguh membuat hatiku berdebar, padahal kita baru bertemu."
Pria Kim mendongak, mengukir senyum tipis, "Kau juga sama denganku, kan?"
Si Jeon memejamkan matanya sebentar, lalu menatap telak Taehyung dengan pancaran tajamnya, "Mau hubunganmu diambang kehancuranpun, kau salah, Taehyung! Jangan jadikan itu alasanmu untuk melakukan hal berengsek seperti itu. Selesaikan dulu masalahmu dengannya, jangan lari dari tanggung jawab!"
"Maafkan aku..."
Jungkook menghela napasnya berat, "Untuk sekarang, aku belum bisa. Masih berbekas dibenakku kala aku melihat cincin itu, Taehyung."
"Aku pasti akan memaafkanmu, namun belum waktunya. Aku butuh healing time, setidaknya sampai hatiku siap untuk menerimanya." putusnya.
"Aku mengerti." jawabnya pelan sekali. Ia memandang wajah Jungkook dengan lekat, "is it a goodbye for us?"
KAMU SEDANG MEMBACA
holiday [taekook]
FanfictionLiburannya ke Pulau Jeju berhasil membuatnya bertemu dengan seseorang yang menghabiskan satu malam dengannya. bxb top!tae