PART 2

12 5 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.


"Sayang sekali kau harus pergi lagi" Nyonya Min memberikan makanan yang dia masak pada Yoongi "makanlah dengan yang lain" pesan Nyonya Min lalu memeluk putra satu satunya itu.

"Hati hati di jalan, kalau diperjalanan  kau mengantuk istirahatlah dulu" pesan Tuan Min.

Yoongi mengangguk lalu memasukan makanan yang diberi sang ibu kedalam mobil.

Yoongi menatap jendela kamar Hara. Dia menemukan adik perempuannya itu juga menatapnya dari jendela. Pria itu menghela nafas saat Hara menghilang di balik jendela.

"Ayah akan bicara dengannya" ucap Tuan Min seolah tau kekhawatiran putra nya.

"Kalau begitu aku berangkat" pamit Yoongi. Dia masuk kedalam mobil lalu melajukan mobilnya.

Hara kembali melihat keluar jendela saat mendengar mobil Yoongi yang mulai menjauh. Dia melirik ke arah meja dimana hadiah yang  di tinggalkan Yoongi semalam.

Hara mengambil papperbag tersebut lalu membawanya ke atas kasur. Dia mengeluarkan kotak besar yang ada di dalamnya.

Gadis itu terdiam melihat Tas keluaran terbaru dari salah satu merek ternama ada di depannya sekarang. Tidak ada ekpresi senang ataupun terharu yang keluar dari wajah Hara sekarang.

Dengan cepat dia kembali menutup kotak dan memasukan hadiah itu kedalam papperbag seperti semula. Seundi memasukan papperbag itu kedalam lamari dimana semua hadiah yang diberikan Yoongi berkumpul disana.

Seundi tidak pernah memakai barang pemberian Yoongi, bahkan uang yang selalu masuk kerekeningnya tidak pernah dia pakai sedikit pun.

****

"Kau mau kemana? Makanlah dulu sebelum pergi" Tuan Min melipat korannya lalu berjalan mendekati putrinya.

"Semalam kau juga tidak makan" Tuan Min menuntun putrinya untuk duduk di meja makan.

"Aah aku tidak percaya kau baru bangun disaat kakakmu akan kembali ke Seoul" Nyonya Min mulai memakan makanan di depannya.

"Dia bekerja keras untuk kita, dan apa yang kau lakukan? Hanya tidur dan keluyuran"

"Andai saja Yunho masih hidup aku tidak akan susah mengatur mu" tangan Hara berhenti saat dia ingin memasukan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Sudahlah kenapa kau berisik sekali" tuan Min meminta istrinya berhenti karena itu membuat Hara tertekan.

"Kenapa hanya makan nasi? Makanlah semua ini" Tuan Min meletakan daging dan kacang di atas sendok Hara.

"Aku tidak suka ini" Hara menolak lauk yang ada di depannya.

"Tidak usah dimakan kalau begitu" Nyonya Min menyingkirkan semua makanan di depan Hara lalu menarik paksa agar gadis itu bangkit dari duduknya.

"Kakak mu bahkan tidak pernah memilih makanan" Nyonya Min mendorong kasar Hara sampai gadis itu terjatuh di lantai.

"Apa yang kau lakukan" Tuan Min langsung membantu Hara agar kembali berdiri. Dia tampak marah melihat perlakuan istrinya pada Hara.

"Aku alergi kacang" lirih Seundi di iringi air matanya  "Bahkan Eomma dan Appa melupakan itu" lanjut Hara. Kali ini dia memberanikan diri menatap sang Ibu.

"Bukan hanya Eomma yang tersiksa disini, aku juga" Hara mulai menaikan suaranya, semua yang dia tahan selama ini keluar begitu saja.

"Setiap hari aku berharap tidak akan pernah bangun lagi dari tidur ku, aku berharap Oppa menjemput ku agar Eomma bisa hidup lebih tenang" Hara tidak bisa pura pura kuat lagi di depan Ibunya. Kali ini dia menangis.

"apa yang kau katakan, jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi" ucap Tuan Min. Hatinya sangat sakit saat Hara mengatakan hal yang menakut kan seperti tadi.

"Aku akan keluar dari rumah ini, kuharap Eomma akan tenang karena tidak akan melihat wajah ku lagi" Hara menghapus air matanya kasar lalu kembali berlari menaiki tangga.

"Hara ,,, " Tuan Min menyusul putrinya agar tidak melakukan apapun, dan yang benar saja putri kesayangannya itu mengambil koper dan memasukan beberapa baju kedalam koper.

"Ayah mohon tenanglah nak"  ucap Tuan Min sembari menahan pergerakan tangan Hara.

"Eomma membenciku,," ucap Hara dengan suara yang bergetar.

"Kenapa kau bicara seperti itu, Eomma sangat menyayangi mu nak,"

"Aku pantas di benci Appa, seharusnya Yunho oppa yang selamat bukan aku" kali ini Seundi terduduk. Dia  menangis dan memukul dadanya yang mulai terasa sesak.

"Jangan seperti ini sayang, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri" Tuan Min langsung memeluk putrinya erat. Hatinya sangat terluka melihat putri kesayangannya menangis seperti ini.

Sementara sang Ibu hanya diam duduk di sofa saat mendengar suara tangisan Seundi yang sampai kebawah.

****

"Kau sudah kembali" Seorang gadis bername tag sebagai produser menyambut kedatangan Yoongi di studionya.

"Aku sangat lelah, kita percepat saja" ucap Yoongi mendesak gadis di depannya.

"Sejak kapan kau tidak pernah lelah," Sindir gadis itu. Dia memutar kursi kerjanya kembali menghadap layar komputer.

"Cara satu satu nya agar aku tidak lelah, kosongkan jadwal ku agar bisa istirahat di rumah" Yoongi meminum kopi yang dia bawa, dia bersandar pada sofa dan menunggu lagu yang akan di putarkan produser wanita di depannya.

"Tapi sayangnya idol besar seperti kalian akan sangat sulit mendapat hari libur"

"Kau benar" ucap Yoongi menyetujui gadis di depannya.

"Kang Harin"

"Apa?"

"Temani aku minum malam ini" ajakan Yoongi sukses membuat gadis bernama Kang Harin memutar kursinya menghadap Yoongi.

"Aku janji tidak akan minum banyak " jawab Yoongi cepat saat gadis di depannya ingin memprotes ajakannya karena besok BTS ada jadwal.

"Kenapa kau selalu mengajak ku minum setelah pulang dari Daegu? Apa kau bertengkar dengan orangtuamu?" Harin heran dengan Yoongi. Setiap kali dia kembali dari Daegu pria itu pasti akan memaksa untuk menemaninya minum.

"Semua baik baik saja, hanya saja,," ucapan Yoongi mengantung di udara saat wajah adiknya melintas di pikirannya.

"Hanya saja apa?" tanya Harin penasaran.

"Aaargh sudah lah,, putar saja lagunya" Yoongi tidak jadi melanjutkan ucapannya dan meminta Harin untuk memutarkan lagu yang sedang mereka kerjakan.

"Menyebalkan sekali" gerutu Harin saat Yoongi berhasil membuatnya penasaran. Dengan kesal dia menuruti permintaan Yoongi untuk memutar lagu yang pria itu maksud

.
.
.
.
.
.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang