"Cupu bener masa milih Truth terus! Ahk.. Ga boleh ya, minim pilih Dare sekali dong!" -Ryujin
"Ryujin berisik! Iya iya pilih Dare!" -Lia
"Asique beibeh, dari siapa nih?" -Ryujin
"Gamau milih Ryujin, absurd parah ntar.. Yeji aja deh" -Lia
"Ok Lia, Gw tantang lo nembak Kak Chris didepan Kak Minho juga, waktu Nigerjain dare nya 24 jam dari sekarang" -Yeji
"Wah... Yeji kita ganas juga, mending juga dare dari gue, cuma nantang nyanyi lingsir wengi depan lapangan olga" -Chaeyong
"Ah, shit Hwang Yeji. I hate you more than you know that" -Lia
"I love you too" -Yeji
•~•
°Mungkin benar kata Minho, Bangchan itu ceroboh, sangat. benar juga kata Changbin bangchan itu Pelupa seperti kakek² dan benar kata Felix kak chan-nya itu orang bodoh yang pintar(?).
Seperti sekarang, dia bodohnya hanya diam di kursi kelas karna lupa membawa dompetnya, selain itu dia juga ceroboh meninggalkan segala kartu atm nya didalam jog motor, dia bangchan.
"Hhh... Harga diriku ditaruh mana nanti jika berhutang ke kantin"
Beberapa detik...
"Oh, Woojin? Aish tidak² dia akan meledekku habis habisan karna kebodohanku"
Pantas jika menyadarinya...
Berakhir dia hanya diam, melamun atau mungkin berpikir? Tapi apa yang akan dia pikirkan? Ah lupakan tidak penting.
"Eum.. Kak chan?"
"Iya?"
"Eum.. I-itu kak, kenalin aku Lia"
"Iya, kenapa?"
"Boleh ikut aku sebentar gak? Eumm.. Ada yang mau aku omongin serius"
"Disini cukup sepi kok"
"Please kak?"
"Yaudah, duluan"
Lia berjalan keluar kelas lebih dulu dan disusul oleh Chan, akhirnya mereka sampai di dekat lapangan olahraga sekolah, dan Chan mengernyitkan dahi saat sadar sepenuhnya tempat ini cukup ramai
"Emm... Sebentar lagi kak, aku mau menyusun kata yang tepat dulu"
"Oh ok"
Beberapa detik kemudian...
"KAK CHAN! MAU NGGAK JADI PACARNYA LIA?!"
Oh tentu, teriakan Lia sangat mengundang pandangan semua orang, jika Lia terlihat gugup dan takut, maka bangchan lebih terlihat bingung dan menatap aneh, kupingnya sakit jika boleh jujur.
Oh, jangan lupakan Minho juga ada di sana, tepatnya didekat teman² Lia yang tengah mengikik geli melihat apa yang dilakukan Lia.
Minho masih diam saat Chan hanya sibuk menggaruk kepalanya tidak enak hati
"Maaf Lia, kakak sedang menjaga hati seseorang.. Ada yang lebih baik dariku, kita berteman saja"
Lia menghela nafas nya lega, seperti beban hidupnya hilang begitu saja, padahal dia hanya lupa kalau bebannya ada pada reaksi Minho
Saat Chan menjauh dari lapangan tersebut barulah Minho ikut melangkahkan kaki mengikuti Chan
Sudah ada beberapa orang berada dikelas, dan Chan masih tidak menyadari keberadaan Minho, ia sibuk meemikirkan 'How to explain'
'Kuharap Minho tidak mendengar apalagi melihat kejadian tadi'
'Gimana kalo ternyata minho tau?'
'Kalo gatau, mending dikasih tau?'
'Jangan deh, dia pasti marah'
'Tapi kejujuran kan emang pait?'
'Ah udahlah'Chan menggelengkan kepalanya sebelum berdiri dari kursinya bermaksut mencari Minho
"Mau kemana lagi?"
"Loh!? Kamu kok disini!?"
"Daritadi kali, kamu nya aja yang sibuk sendiri"
"Ho, aku mau ngasih tau sesuatu"
"Apa? Ditembak Lia? Udah tau, males dengerin ulang, pulang aja sana"
"Duh, jangan ngambek dong.. Serius aku ga ngapa ngapain"
"Aku ga nanya kamu ngapain.."
"Ya-ya reflek.."
"Yaudah"
"..."
"..."
"Ho, jalan yuk ntar malem"
TBC
-With so much love ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN •BangInho•
FanfictionNamanya juga Bucin. Gimanapun modelannya, tetep sayang kan? Warn! Yaoi! BxB! Homophobic jauh²! Seme! Bangchan Uke! Minho