Hai guys
Cerita baru nih
Semangat baruVotenya jangan lupa:)
Author POV
"Hasil CT scan menunjukkan adanya benjolan sehingga dilakukan tes MRI. Sayangnya, ada kemungkinan tumor ganas jadi harus diperiksa lewat biopsi" Pasien dan walinya terlihat terdiam dengan pemberitahuan dokter tersebut.
"Usia ibu sudah lanjut dan posisi tumor berbahaya jadi terlihat begitu sulit untuk dilakukan operasi"
"Ibu pasti merasakan sakit kepala sejak lama, bagaimana kau mampu menahannya?" Dokter melanjutkan bertanya dengan wajah yang terlihat prihatin.
"Jika tidak bisa dioperasi, bagaimana ibuku bisa sembuh dok?" Tanya walinya yang merupakan seorang pria.
"Bukan operasi, kita akan melakukan kemoterapi atau radioterapi. Sebelum melakukan itu, kita perlu melakukan biopsi untuk pastikan diagnosis. Jika ibu anda benar mengalami glioma, pada glioma stadium akhir ibu mu harus menjalani kemoterapi dan radioterapi dengan kemungkinan kambuh tinggi dan peluang hidup rendah" Jelas dokter panjang lebar yang membuat wali dari pasien tersebut menangis dan memeluk sang ibu.
"Bisakah kau tolong menyeringai iiii" Ucap seorang dokter yang mengenakan kaca mata kemudian pasien di depannya melakukan sesuai yang di perintahkan oleh dokter tersebut. Tangan dokter tersebut terangkat untuk menekan-menekan pipi pasiennya yang terlihat berumur 50 an.
"Bagaimana rasanya saat keduanya ku tekan begini? Apakah ada perbandingan?" Tanyanya menatap sang pasien sambil tangannya tidak berhenti menekan-menekan.
"Keduanya sama dokter, tidak ada perbedaan. Ku rasa ini sudah sangat baik" Jawab sang pasien dengan tersenyum lebar yang membuat dokter juga tersenyum.
"Baik, baguslah" Ucap dokter tersebut dengan tersenyum lalu memperhatikan layar komputernya.
"Untuk obatmu masih sama dengan yang sebelumnya. Mari kita lihat perkembangannya dalam dua bulan ke depan"
"Baik" Jawab sang pasien dengan senyuman dan sang dokter juga tersenyum manis.
"Terimakasih sudah datang" Ucap sang dokter dengan senyum ramah, pasien tersebut bangkit dari duduknya dan membungkuk hormat terlebih dahulu sebelum keluar dari ruangan sang dokter.
"Operasinya tak perlu segera, namun semakin cepat semakin baik. Hari Jum'at ini saya tidak ada jadwal operasi, jika anda mau maka kita bisa menjadwalkannya dan anda sudah mulai di rawat inap hari ini" Dokter berucap pada pasien yang berbeda lagi, terlihat wanita berumur 40 an.
"Apakah operasinya berbahaya?" Tanya wanita tersebut yang datang seorang diri.
"Kami akan mengusahakan yang terbaik" Jawab sang dokter dengan senyuman.
Jennie POV
Ahhh, akhirnya waktu istirahat. Semalam aku melakukan operasi pada pasien dan baru selesai pagi hari. Lalu sekarang aku harus duduk manis diruangan ku memperhatikan rekap medis setiap pasien yang datang untuk berkonsultasi atau memeriksakan hasil pemeriksaan mereka yang sudah dilakukan beberapa hari yang lalu.
"Yerin, aku akan pulang dulu karena tugasku sudah selesai untuk hari ini" Ucapku pada dokter seunit denganku yanh merupakan juniorku.
"Baik dokter, anda terlihat sangat lelah sekali. Sudah seminggu ini jadwal anda padat sekali, ku rasa unit bedah saraf perlu dokter lagi" Yerin berucap dengan wajah memelasnya, karena yang dikatakannya memang benar. Dokter bedah saraf di rumah sakit ini tergolong paling sedikit di antara unit yang lain. Aku dan rekan-rekan ku sering dibuat kewalahan oleh hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital Love - JenLisa❤
FanfictionJennie Kim adalah seorang dokter yang sudah menjadi dokter spesialis saraf disebuah rumah sakit terkenal di Seoul. Prestasinya di dunia kedokteran juga tidak perlu lagi diragukan karena ia selalu bersungguh-sungguh dalam berkarir. Hal tersebut membu...