#Cerpen#

28 6 41
                                    

Yogyakarta, 1 Februari 2021

Aku Bintang Arlinda, seorang gadis yang lahir di negeri merah-putih, Indonesia. Seorang gadis yang sama sekali tidak mengagumkan. Seorang penyair yang sastranya tak pernah terbaca. Seorang musisi yang lagunya tak pernah terilis. Juga seorang penulis yang tulisannya tak pernah terbit. Namun inginku rasanya suatu saat nanti selembar kisahku terdengar oleh seluruh gadis di penjuru dunia. Bahwa memang tiada seorangpun yang sempurna di dunia ini, Sesempurna Tuhan. Namun adakalanya seseorang akan merasa sempurna karena ada sesuatu yang menyempurnakan.

* * *

Yogyakarta, 2006

Aku berlari kecil menuju taman sekolahku usai pelajaran. Aku berlari dengan penuh ketegaran hati, yang hingga saat ini masih membawaku untuk tetap bangkit. Aku membuka map yang aku bawa, yang berisikan lembaran-lembaran dari kisah perjalanan hidupku. Aku ingin sekali suatu saat nanti kisahku terbaca oleh para gadis di seluruh dunia.

* * *

Aku tengah menuliskan setitik demi titik perjalan hidupku, sebelum 3 makhluk tak diundang menghampiriku.

"Hai Bintang kecilku, disini kau rupanya" Ujar Fiona sambil berkacak pinggang.
"Ah kau ini, seperti tak tahu saja. Gadisku ini memang senang menyendiri" Sahut Starla seraya mencubit pipiku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah mereka.
"Apa yang sedang kamu lakukan disini Bintang?" Tanya Fadhel padaku. Aku mengeluarkan buku yang biasa aku gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, termasuk teman-temanku. Lalu kemudian aku menuliskan sesuatu pada buku itu.
"Aku sedang melengkapi ceritaku ^_^"

Dan suatu hal yang membuat orang tak sempurna sepertiku ini merasa sempurna adalah mereka, sahabat-sahabat ku. Mereka membuatku merasa sempurna, melengkapi segala kurangku.

* * *

Aku masih bersama mereka ketika kemudian suara kegaduhan datang. Seluruh penghuni sekolah berhamburan sambil meneriakkan "Gempa!!!!!". Sahabat-sahabat ku mengajakku berlari menjauh dari gedung sekolah. Starla menarik tanganku dengan kuat. Dan aku pun mengikuti mereka untuk menjauh dari gedung sekolah. Namun ketika sampai di koridor sekolah aku teringat ada sesuatu yang tertinggal di taman. Satu lembar terakhir dari karyaku tertinggal. Akupun terhenti.

"Bintang mengapa berhenti? Kita harus lari dari sini". Kata Starla dengan paniknya.
"Tidak Starla! Satu lembar terakhir dari karyaku tertinggal. Aku titip ini saja. Tolong amankan map dan isi-isinya" Aku menuliskannya pada buku. Kemudian aku memberikan mapku pada Starla. Aku yakin aku akan baik-baik saja. Kalaupun terjadi apa-apa padaku, setidaknya karyaku untuk Negeri ini terselamatkan.
"Kau yakin?" Tanya Starla khawatir. Dia melangkah untuk mengikutiku, tapi aku melarangnya dengan isyarat tangan. Starla menghentikan langkahnya. Aku menganggukkan kepalaku meyakinkan Starla, kemudian memberinya isyarat untuk berlari menjauh dari gedung.

Aku berlari menyusuri koridor-koridor sekolahku menuju taman. Sebelum pada akhirnya gempa semakin dahsyat, gedung itu mulai roboh. Aku tertimpa reruntuhan dari bangunan. Aku ingin berteriak namun tidak bisa. Karena saat aku berteriak, saat itulah aku menangis. Pandanganku kabur, sejurus kemudian aku mendengar seseorang memanggil namaku diiringi Isak tangis. Pandanganku benar-benar kabur dan tidak lagi dapat melihat, mendengar, dan merasakan apapun.

* * *

Yogyakarta, 1 Februari 2021

Isi dari lembar terakhirku :
Untuk negeri Pancasila, aku menyayangimu. Kau akan tetap hidup dihatiku, meski suatu saat nanti aku tidak lagi hidup. Aku akan mengabdi padamu meski pengabdian ku akan kandas ditengah jalan. Dan untuk generasi selanjutnya, Aku titipkan Negeri Pancasila, Negeriku Indonesia, padamu.

* * *


"Untuk sahabatku, Bintang. Aku mewakili sahabat-sahabat : Aku menyayangimu, seluas ikhlasku melepas pergimu. Cita-citamu sudah tercapai, karyamu kini telah terbaca oleh seluruh gadis dipenjuru dunia. Beristirahatlah dengan damai dan tenang. Sekali lagi, kami begitu sangat menyayangimu".
Dariku : Starla)

Alhamdulillah selesai. Sejenak rehat dulu dari cerita sebelumnya yang berjudul "Takdirku kamu lagi", karena harus mendalami dan mempelajari kehidupan era 80an.


Terimakasih sudah mampir, jangan lupa, vote dan koment.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNTUK NEGERI PANCASILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang