Ibunya Seungyoun

19 3 0
                                    

"Seulgi beneran datang kan, nak? Bunda kangen banget," masih pagi bundanya Jeno sudah menghubungi Seulgi.

"Iya bun, ini juga Seulgi lagi siap siap kok. Bentar lagi berangkat. Seulgi juga kangen banget sama bunda," jawab Seulgi.

"Gak perlu dijemput Jeno?" tanya bunda

"Gak perlu bun, ngerepotin. Seulgi bisa naik motor sendiri kok."

"Yaudah nak, hati hati ya," pesan bunda.

"Iya bun. Assalamualaikum," ujar Seulgi sebelum menutup telpon.

"Waalaikumsalam."

Seulgi memang sudah hampir siap berpakaian dan berdandan saat bunda menelpon, karena hari ini dia berjanji akan datang kerumah bunda. Hari ini memang ada acara dirumah keluarga Jeno, acara syukuran 7 bulan hamilnya Sunny. Jeno yang mengabari ke Seulgi beberapa hari yang lalu untuk menyuruh Seulgi harus datang, apalagi bunda yang menyuruh. Karena memang Seulgi tidak bekerja, dia pun memutuskan untuk datang. Tidak mungkin dia tidak datang, dia juga sudah sangat rindu dengan ibu keduanya itu dan mendengar kabar dari Jeno kalau dia tidak bisa datang dihari yang sudah ditentukan, acara syukurannya akan diundur. Seulgi akan merasa tidak enak kalau dia tidak datang, makanya apapun yang terjadi dia harus datang. Padahal yang hamil Sunny, tapi jadi atau tidaknya acara berlangsung tergantung kehadiran Seulgi. Dasar bunda, terlalu sayang sama anak perempuannya.

Setelah selesai, Seulgi keluar dari kamar dan berpamitan dengan mamanya yang ada didapur. "Ma, Gigi pergi dulu ya."

"Ini bawain, titip salam sama bunda ya," ujar mama memberikan sekotak kue buatan sendiri untuk dibawa Seulgi kerumah bunda.

"Iya ma, nanti di sampekin. Assalamualaikum," ucap Seulgi setelah mencium tangan mamanya.

"Hati-hati ya nak! Waalaikumsalam," balas mama.

Seulgi berjalan keluar rumah. Motornya sudah diperbaiki, jadi dia bisa membawanya dengan tenang. Lagipula kalau dia ingin membawa mobil tetap saja tidak bisa, karena mobilnya sedang dipinjam oleh sepupunya yang tidak lain adalah Suinn. Seulgi menggantung kotak kue pemberian mamanya dengan hati-hati. Tidak lupa dia memakai helm, lalu menyalakan motornya dan melajukan keluar dari pekarangan rumah.

Perjalanan memakan waktu hampir 20 menit dan hari juga masih pagi. Sebenarnya Seulgi bisa saja datang siang, tetapi dia ingin membantu juga disana. Walaupun Seulgi sudah jarang datang, tetapi dia tetap santai seperti sedang pulang kerumah sendiri. Karena rumah itu juga seperti rumahnya sendiri, saking seringnya dia berkunjung.

Rumah keluarga Jeno terlihat sepi. Seulgi memarkirkan motornya ditempat yang seharusnya, lalu turun dan membuka helmnya. Tidak lupa dia mengambil kotak kue titipan mamanya. Dia berjalan kearah pintu yang terbuka sedikit.

Seulgi masuk sembari mengucap salam. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," terdengar suara bunda yang menyahut dari arah dapur.

"Bun, Seulgi datang!" seru Seulgi dengan perasaan senang, dia berjalan kearah suara bunda yang menyahut.

Belum sampai didapur, bunda lebih dulu terlihat dan menghampiri Seulgi. "Eh anak perempuan bunda udah datang!" sama seperti Seulgi, bunda juga terlihat senang. Bunda memeluk Seulgi dengan erat.

"Kangen banget Seulgi sama bunda," Seulgi membalas pelukan bunda. Kemudian menyodorkan kotak kue ke bunda. "Ini bun, titipan mama, katanya titip salam ke bunda."

"Ih repot repot, bilang makasih nanti sama mama ya," bunda mengambil kotak kue itu.

Seulgi mengangguk. "Kok sepi bun? Si abang dan adek mana?" maksudnya adalah Donghae dan Jeno.

Everything About You(n) // CSY x KSGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang