-1-

41 7 2
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Nivya!" Teriak seseorang menggelegar disepanjang lorong sekolah.

Gadis bernama Nivya tersebutpun lari ketika mendengar namanya, Yap dia sedang dikejar oleh guru BK lagi dan lagi. Tiada habisnya untuk gadis tersebut berbuat onar disekolah, namun pihak sekolah tidak pernah bisa untuk mengeluarkan nya karena orangtua Nivya adalah pemegang saham disekolah nya.

"Nivya tunggu kamu jangan lari!, Atau ibu akan panggil orang tua kamu lagi" seketika gadis tersebut berhenti berlari. Guru BK pun dapat menyusul dan berada tepat dibelakangnya.

"Haduhhh kamu ini, berapa kali lagi harus ibu bilang? Jangan buat onar disekolah, kamu ikut ibu keruangan s e k a r a n g!" Dengan sedikit membentak guru BK tersebut berjalan mendahului keruangan, dengusan kesal terdengar dari deru nafas Nivya.

---

Sesampainya di ruangan BK, guru BK yang bernama ningsri itu memberikan ceramah tiada henti yang membuat telinga Nivya panas. Entah didengar atau hanya masuk kanan keluar kiri, seorang gadis nakal mana mau mendengarkan ceramahan tersebut.

Buk ningsri mengentikan ocehannya dan menatap Nivya lekat.

"Kamu akan ibu berikan pendamping" Nivya yang mendengarnya pun terkejut, dan menggeleng sepontan.

"Ogah, ngapain? Saya bisa jaga diri sendiri"

"Iya ibu tau, saking bisa nya sampai kamu berbuat onarpun bisa. Maka ibu berikan kamu pendamping supaya kamu gak buat onar lagi!"

"Dih saya kan bilang ga mau ya gamau lah ibu yang cantik" tatapan sinis melekat pada pandangan Nivya.

"Sudah kamu lihat dulu, ibu panggilkan dia" Bu Ningsri pun menelepon ruang guru dan menunggu seseorang untuk datang.

Beberapa menit berlalu ketukan di pintu ruangan pun terdengar, Bu ningsri memperbolehkan seseorang tersebut memasuki ruangan.

"Ada apa Bu memanggil saya?" Suara laki laki terdengar.

"Tuh Nivya pendamping kamu, dan kamu Mahendra ibu mau kamu dampingi Nivya jangan  biarkan dia berbuat onar"

Nivya menoleh dan memandang lekat kearah laki laki yang disebut Mahendra itu, dari ujung rambut hingga kaki.

'ganteng juga' pikir Nivya.

Nivya'Pov

Gileee, bole juga ni cowok tampangnya sih ganteng tapi gatau deh sifatnya.

"Kenalin gue Nivya putrita" sambil mengulurkan tangannya.

"Mahendra ardata" singkat banget jawabnya.

Sok sok dingin gitu ya nih cowok, kita liat aja nanti siapa yang baper duluan.

"Yaudah ya Bu saya balik kelas" setelah itu gue langsung keluar ruangan dan berjalan ke arah kantin.

Tepukan tangan dipundak gue terasa dan tiba tiba ada suara bisikan ditelinga gue.

"Katanya ke kelas kok malah ke kantin?" Suara bisikan tersebut berasal dari Mahendra, untung sekitar lorong masih sepi karena jam pelajaran kalau tidak pasti sudah jadi bahan pandangan.

"Dih apaan sih jauh jauh lu, ga usah bisik bisik geli tau ga" gue pun menjaga jarak dari Mahendra dan berlari kecil memasuki kantin.

"Bang baksonya satu yang pedes, sama es Milo satu" setelah memesan gue langsung menuju meja kebanggaan gue yaitu meja paling pojok dan terpencil.

Bak jelangkung datang tak dijemput pulang tak diantar muncul sosok Mahendra yang tiba tiba duduk berhadapan dengan gue.

"Ck apaan sih, bisa ga usah ngikutin gue?"

"Dih GeEr banget lu orang gue juga mau makan"

"Tapi kan masih ada banyak meja disana, ngapain ikut disini?" Ucap gue seraya menunjuk rentenan meja di kantin.

"Serah gue lah, emang kantin punya lu?"

Lah belom tau aja dia bokap gue pemegang saham sekolah hahaha.

Gue hanya tersenyum tipis melihat ke arah Mahendra, Mahendra yang melihatnya pun nampak bingung dan hanya menaikkan alisnya mencari jawaban.

"Nih neng pesenannya" datang lah bang Asep penjual bakso di sekolah.

"makasih bang" dengan lahap gue habiskan semua bakso tanpa tersisa dan tanpa jaim dihadapan Mahendra.

Setelah selesai gue pergi tanpa pamit dan menoleh ke arah Mahendra dan menghampiri bang Asep.

"Bang dibayar sama cowok yang itu ya" bang Asep hanya mengacungkan jempolnya dan gue balas dengan tanda ok di tangan.

Sebelum meninggalkan kantin gue sembunyi dan ngintip dari arah pintu, melihat Mahendra dihampiri Bang Asep dan dia memberikan uang 15ribu.

"Hahaha rasain lu" gumam gue.

Tampak wajah kesal dari Mahendra yang membuat gue puas ketika melihatnya.

--

Diseberang itu Mahendra masih terlihat kesal dan jengkel, merutuki Nivya si gadis nakal tersebut.

"Awas aja lu, gue bikin ga bisa lepas dari gue" gumamnya.

Jangan lupa vote dan komen, karena 1 vote sangat berarti buat aku dan komenan kalian lah yang bisa buat aku mengembangkan cerita ini menjadi lebih baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen, karena 1 vote sangat berarti buat aku dan komenan kalian lah yang bisa buat aku mengembangkan cerita ini menjadi lebih baik.

Terimakasih sudah membaca cerita ku, semoga kalian terhibur dan menunggu chapter selanjutnya 😍🥺.

Nivya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang