8 ; Swastamita

468 93 7
                                    

Yedam sama Mashiho keluar kelas waktu bel udah bunyi, mereka sempet agak canggung tadi tapi sekarang udah baik-baik aja. Di depan kelas mereka ketemu sama Haruto yang udah pasti mau ajak yedam pulang bareng. Tapi beneran deh, hari ini yedam lagi males pulang sama haruto. Niat nya pulang sekolah ini mau ke toko buku buat beli buku kumpulan materi ujian, mau ajak haruto tapi nggak yakin anak itu mau di ajak ke toko buku.

"Bumiarya!"

Duh, mana sekarang ada Junkyu yang udah duduk ganteng di atas motor matic nya.

"Haruto, aku mau ke toko buku nih daripada kamu gabut nggak ada yang di anterin pulang mending anterin jeongwoo." kata yedam

Jeongwoo yang lagi benerin tali sepatu di dekat sana mendadak noleh terus buru-buru samperin yedam sama yang lain.

"Kok aku kak?" tanya jeongwoo

"Kamu nggak ada yang jemput kan?"

"Ya iya sih, tapi kan . .,"

"Sama haruto aja, dia mana mau di ajak di toko buku." yedam senggol lengan haruto buat yang punya nama noleh terus ngangkat alis. "Sana anterin jeongwoo."

Haruto diem sebentar, keliatan nya mau nolak tapi nggak jadi karena inget sesuatu. Habis itu langsung tarik tangan Jeongwoo buat ikutin dia ke arah motor nya. Sisa Mashiho, yedam sama junkyu yang disana.

"Kak, aku mau ke toko buku . .,"

"Kakak anter ya dam." potong junkyu

Yedam gelengin kepala nya, "Nggak usah aku sendiri aja mending kak junkyu anter kak cio pulang."

Sama kayak jeongwoo, mashiho mendadak noleh sambil kasih wajah 'kok aku sih dam!?' . Walau sebenernya pengen juga di anter sama junkyu, tapi kan ngga gini juga.

"Aku duluan ya kak, di jagain kak cio nya!" yedam langsung lari dari parkiran, ninggalin Junkyu sama Mashiho yang masih sama-sama diem.

Junkyu berdeham, "Ayo cio naik."

"Eh iya kak."

.



.

Yedam beneran ke toko buku kok, dia kan memang ada niat kesana dari kemarin tapi belum sempat terealisasikan. Keburu lupa.

Tapi yedam kesini nggak sendiri, sama doyoung. Waktu keluar dari area sekolah yedam tunggu ojol nya di halte terus tiba-tiba ada doyoung yang bilang buat cancel aja karena dia siap anter yedam pergi. Yedam kan jadi kasihan sama abang ojol, kayak nya kena cancel mulu setiap yedam pesan.

Doyoung sendiri lagi asik baca komik sambil nunggu yedam pilih-pilih buku mana yang mau dia beli, sesekali perhatiin si manis yang fokus baca soal latihan. Manis banget,

"Doyoung, sini deh."

Nggak pake lama doyoung langsung taruh komik nya di rak dan samperin yedam yang sekarang berdiri di dinding kaca Gramedia yang langsung memgarah ke jalan raya di bawah sana.

"Kenapa kak?" tanya doyoung

Yedam tunjuk sesuatu di luar dinding kaca, "Liat deh."

Arah pandang doyoung beralih ke sesuatu yang di tunjuk yedam, langit senja. Biru, merah muda, ungu dan jingga melebur jadi satu di langit barat. Doyoung nggak pernah kira kalau lihat swastamita bakal seseneng ini, apalagi sama sosok kakak manis yang sekarang berdiri antusias di depan nya.

Walau doyoung belum punya banyak waktu buat di habiskan sama yedam, tapi sekedar lihat gradasi bumantara sore ini udah cukup buat dia puas. Doyoung bakal tandai di kalender kalau swastamita sore ini jadi yang paling baik di antara semua swastamita yang pernah dia lihat.













— Bumiarya –
ft Dodam









Aku kehabisan kata buat tulis moment Doyoung-Yedam, hshshs. Ninuninuninu tolong aku:(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bumiarya ( ft Dodam )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang