"Suatu hari di dunia Tabi, muncullah sesosok kelinci putih yang sedang berkeliaran." Raseki berujar sambil menuliskan di atas beberapa lembar kertas.
Ia sedang berjalan santai saat ini untuk menikmati udara segar di pagi hari.
"Ini sih bukan puisi namanya! Ini mah cerita dongeng untuk anak kecil doang!" Raseki merobek selembar kertas lalu ia remas dengan rasa frustasi.
Niatnya memang ingin membuat sebuah puisi untuk sang ibu yang sebentar lagi berulang tahun, Resada yang berada dalam kandungan pun sudah menginjak usia 7 bulan. Maka dari itu Raseki berniat untuk membuat sebuah puisi sebagai hadiah, namun selalu gagal karena ia tidak pernah sekalipun membuat puisi.
"Apa yang harus ku lakukan?!" Raseki berteriak dengan tangannya yang tanpa sadar sudah melempar gumpalan kertas isi coretannya ke sembarang arah.
Ya, Raseki melemparnya ke sembarang arah, hingga tak sadar lemparannya sudah berhasil mengenai kepala anjing tetangga yang terbilang sangat galak dan sadisnya bukan main.
Biarpun lemparan Raseki terbilang pelan, yang namanya galak pasti lemparan sekecil apapun akan sukses membuat sang anjing marah.
Setelah beberapa saat mengerang marah, anjing tersebut langsung saja menyerbu Raseki disusul dengan gonggongan amarah.
"Hah?! Kok dia ngejar?!" Teriak Raseki saat membalikkan badan dan melihat anjing ras bulldog sedang mengejarnya dari kejauhan.
Tanpa pikir panjang, Raseki segera berlari untuk terhindar dari gigitan anjing tetangga.
"Tolong! Anjingnya ngejar aku!!!" Begitulah teriakan Raseki yang menggema. Kebetulan sekali jalan yang dilalui Raseki benar-benar sepi, sehingga tidak ada satu orang pun yang akan memedulikan nasibnya.
Tak jauh dari tempat Raseki berlari, terlihat sesosok misterius yang sedang mengintip dari balik tembok bangunan.
"Bukannya itu Raseki, anak dari Feliks dan keluarga Filatov?" Tanya sosok tersebut masih memerhatikan gerak-gerik Raseki saat ini.
Padahal Raseki sedang dikejar anjing, naasnya sosok tersebut tidak memperlihatkan sikap ingin menolongnya. Sial sekali dirimu Raseki.
Mungkin memang tidak sepantasnya dipanggil dengan sebutan 'sosok', lebih tepatnya seorang gadis kecil bersurai pirang seusia Raseki. Ia juga terlihat sudah menjadi teman main Raseki dalam beberapa hari ini.
"Ah, dia menabrak tembok." Salah satu anak laki-laki yang berada di samping sang gadis berujar menunjuk Raseki yang sudah terkapar tak berdaya.
"Haruskah kita bantu dia?" Tanyanya lagi pada sang gadis.
"Ya iyalah, dia kan temanku!"
"Kau pikir dia juga bukan temanku, Eviana?!"
Keduanya saling berteriak dan menatap tajam satu sama lain. Dari awal, keduanya memang tidak pernah akrab. Hanya Raseki saja yang dapat membuat mereka akrab seperti sekarang dan akhirnya mulai berteman.
"Raseki, tunggu aku!" Sang gadis bernama Eviana tentunya yang berhasil meluncur cepat menuju dimana Raseki pingsan.
Dan seorang anak lagi yang bernama Viktor berusaha untuk melempar beberapa kerikil yang dimaksudkan agar si anjing tidak menggigit Raseki dan pergi menjauh.
"Dasar bodoh! Jangan melempari Raseki dengan batu!"
"Kau pikir aku akan membunuh Raseki menggunakan batu?!"
Ya, pertengkaran kecil terjadi lagi yang disusuh dengan sengatan listrik dari lirikan mata mereka masing-masing.
Raseki bergumam, terbangun dari pingsannya membuat Eviana seketika itu juga menghentikan aksi bertengkarnya. Ia juga berpikir, tak akan ada habisnya jika ia meladeni Viktor untuk adu tatap.
"Raseki, kau tak apa?" Eviana lebih dulu menanyakan kondisi Raseki sekarang.
Disusul dengan gumaman mengaduh dari mulut Raseki sambil memegangi kepalanya, kedua matanya melirik Eviana dan Viktor secara bergantian.
"K, Kalian siapa?"
Terdiam.
Cukup lama Eviana dan Viktor terdiam hingga masing-masing dari diri mereka tersadar bahwa Raseki sudah tidak mengingat diri mereka lagi.
"TIDAK! RASEKI AMNESIA!!!" Eviana yang pertama kali histeris ketika melihat keadaan Raseki sekarang hingga tak sadar tangan yang tadinya memegang Raseki berpindah untuk menjambak rambutnya frustasi.
Karena keadaan yang tiba-tiba, Raseki tidak sempat mengamankan kepalanya dan alhasil kepala tersebut membentur aspal jalanan cukup keras. Raseki hanya mengaduh sebagai tanda bahwa ia sedang kesakitan.
"APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN KEPALA RASEKI? KAU INGIN MEMBUATNYA MAKIN AMNESIA?!" Viktor menjerit ketika melihat kepala Raseki berhasil berciuman dengan aspal.
"M, MAAF, AKU KAN SEDANG FRUSTASI!"
"TAPI JANGAN MELIBATKAN KEPALA RASEKI JUGA!"
Keduanya mulai histeris panik, tidak tau harus berbuat apa untuk mengembalikan ingatan Raseki.
"A, Apa kita benturkan lagi saja untuk mengembalikan ingatannya?" Eviana mengusulkan dengan mata yang mulai berkaca-kaca bersiap untuk menangis.
"Ide bagus! Aku juga pernah mendengar kalau orang amnesia harus dibenturkan lagi agar dia bisa mengingat kembali!"
"Woi! Kalian pikir kepalaku terbuat dari baja?!" Raseki berteriak tak terima sambil melindungi kepalanya dengan kedua tangan ketika mendengar penjelasan tak masuk akal dari Viktor.
Begitulah keseharian dari ketiga anak kecil ini. Eviana dan Viktor memang suka sekali bertengkar, namun disisi lain mereka juga bisa bekerjasama. Contohnya seperti ingin mengembalikan ingatan Raseki saat ini.
.
To be continue ....
748 word
Resada_Akarika
Done = Senin, 14 September 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/231908064-288-k851509.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ⏸️ ] Save a Heroine's Sister
RomanceMenjadi tokoh utama, tokoh sampingan, bahkan tokoh antagonis setelah mati, sudah biasa dirasakan oleh kebanyakan orang. Mengubah atau menyesuaikan alur cerita yang ada, memang sudah menjadi tujuan dalam hidup seseorang yang masuk ke dalam cerita. Te...