"MENGAPA PERGI SECEPAT ITU?"

28 9 11
                                    

Pagi ini, aku bertemu dengan sahabat ku. Seperti biasa, aku selalu bertemu dengannya. Ya, namanya Melly. Melly adalah sahabat ku yang sangat dekat denganku, dia juga baik dan juga ramah. Tidak hanya itu, dia juga pintar sekali. Selain itu, aku sering mencurahkan semua isi hati ku ataupun masalahku pada Melly. Semua hari ku sangat berarti jika dekat dengan Melly. Tapi sayangnya, dia punya penyakit dari lahir, dia punya masalah pada jantung nya. Dia sering tidak masuk sekolah karena harus dirawat dirumah sakit. Tetapi, aku sering sekali menjenguk nya dan menemani nya.

"Hai, Audrey. Apa kabar? Kemarin tidur nya pulas gak?."

Ya  namaku Audrey. Aku dan Melly berada di kelas yang sama, yaitu kelas 10.

"Hai, Melly. Tentu, kemarin aku sampai bermimpi indah". Jawabku pada Melly. Setelah itu aku bertanya lagi padanya

"Bagaimana keadaan kamu, kamu sehat sehat saja kan?". Dia pun menjawab dengan girang.

"Syukurlah, Audrey. Kondisi jantung ku hari ini baik".

Aku yang mendengar itu pun senang dan lega sekali. Aku jarang melihat dia tersenyum seperti hari ini.

"Ya sudah, ayo kita ke kelas. Guru akan segera datang nanti". Kata Melly. Aku pun mengangguk pada Melly dan segera masuk kedalam kelas.

Kami menjalani hari ini dengan biasa. Aku dan Melly tetap dekat dan berbagi cerita kami. Aku senang sekali jika sudah bersama sama dengan Melly. Keesokan nya, seharusnya Melly dan aku saling menyapa satu sama lain. Tetapi, Melly tak kunjung datang ke sekolah. Wali kelas ku mengatakan bahwa Melly dirawat lagi di rumah sakit, dan yang paling mengejutkan bahwa dia sedang kritis. Aku sangat khawatir sekali dan aku berencana mengajak Tommy pergi bersama ke rumah sakit untuk melihat Melly.

Aku dan Tommy pergi menuju rumah sakit dengan menaiki angkot. Sepanjang perjalanan, aku hanya memikirkan Melly. Sesampainya disana aku dan Tommy  bertanya pada pusat informasi rumah sakit.

"Permisi Suster. Dilantai berapa kamar pasien atas nama Melly?". Suster disitu pun menjawab bahwa Melly ada di lantai 5.

Kami berdua bergegas ke lantai lima dan menuju kamar Melly. Kami pun akhirnya bertemu dengan Melly. Aku pun menangis menghampiri Melly sambil memeluk nya dengan erat. Lalu, Melly berkata

"Tidak apa-apa, Audrey. Aku baik baik saja kok".

Aku pun tidak meyakini perkataan Melly karena aku bisa melihat sendiri bahwa dia jauh dari kata baik-baik saja.

"Kamu pasti tidak baik baik saja,kamu harus bertahan Melly !! . Kamu pasti kuat,Jangan tinggalkan aku"Aku mengatakan itu sambil terisak-isak.

"Kalaupun takdir sudah menyuruh ku untuk pergi, kamu jangan sedih lagi ya, banyak temen-temen di luar sana"

Aku tidak bisa berkata apa apa, hanya bisa menangis keras.

"Kamu jaga diri baik baik ya". Aku yang mendengar itu langsung membantah omongan Melly. Lalu aku melihat dengan mata ku, Melly yang tampak semakin kesakitan dan sesak  dan  untuk terakhir kalinya Melly menghembuskan nafas. Aku yang melihat itu berteriak  histeris aku pun segera memanggil dokter.

Saat dokter tiba, dokter meminta maaf padaku dan mengatakan bahwa Melly sudah tiada. Aku pun menangis sejadi-jadinya karena tak percaya aku memeluk Melly lagi dan menangis kencang. Tommy pun  juga ikut merasakan kesedihan yang aku rasakan  namun ia berusaha menyemangati ku agar aku mampu mengikhlaskan Melly.

Itulah kata kata terakhir yang aku ucapkan pada Melly. Dua hari setelahnya, aku dan teman-teman sekelas ku  pun mengunjungi makam Melly. Aku pun hanya bisa menangis karena sahabat ku meninggalkan ku. "Melly, kenapa kamu secepat ini meninggalkan aku? Kamu sahabat aku yang paling aku sayang dan yang paling dekat dengan ku".

Teman teman ku pun juga ikut menangis karena merasa kehilangan Melly. Aku pun bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan ku kesempatan bertemu dengan Melly sosok yang sangat ber arti dikehidupan ku.

"Mell, Terimakasih ya, kamu selalu menemani aku di masa susah dan senang ku, kamu selalu ada disamping aku, selalu menghibur ku dan selalu menemani ku. Terimakasih banyak, ku kirim cinta ku untuk mu ke surga".

Saat mata mulai terpejam, ada harapan yang terukir dalam impian. Tentang kenangan terindah yang tak mungkin terlupakan, sebuah cerita yang tak mungkin terhapuskan.

-Terimakasih Melly-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rindu sangat RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang