Prolog

1K 72 1
                                    

Mmphhh...AHHHHHH.!!!

Deru napas memburu Elle yang berada di ujung klimaksnya, seluruh area ranjang itu basah yang diakibatkan oleh gempuran gairah dua insan yang sedang mabuk. Lebih tepatnya dimabuk nafsu.

Elle, si wanita berambut pirang itu turun dari atas tubuh seorang pria berwajah solemn yang tampak mengejang dengan sesuatu yang keras dibawah sana dan sudah menyembur keluar.

Elle membanting tubuhnya disamping pria itu. Kemudian wanita itu meraih rokok yang tergeletak diatas nakas, lalu menyalakan benda itu dan menghisapnya.

Asapnya bertebaran diseluruh kamar berdiameter 48 meter persegi, kamar hotel tipe suit.

“Apa itu kebiasaanmu setelah nge-sex?” Tanya Albert.

“Terkadang.” Elle kembali menghisap dan menghembuskan asap rokok itu.

Ia kembali melanjutkan kalimatnya. “Jika aku senang!”

Albert mengulas senyum dan langsung memeluk tubuh Elle yang polos tanpa benang sedikit pun, ia menyadarkan kepalanya dibahu Elle sambil menatap wajah orientalnya.

“Kalau kau senang, kita bisa melanjutkan hubungan kita.” Ucapnya.

“Aku punya aturan sendiri, tidak pernah melanjutkan hubungan apapun. Aku tidak pernah mengencani klienku sendiri, hanya sekali pertemuan dan semua berakhir.” Balas Elle tanpa ekspresi masih dengan sebatang rokok yang belum habis.

“Amy, bukankah kau menyukai ku.” Godanya. Tangan Albert mengayun menyapu kulit tangan Elle dengan lembut, membelai memberikan rayuan. Albert tidak habis pikir bahwa wanita sewaan nya benar-benar membuatnya terpikat.

Elle menghisap rokok itu dengan kuat, lalu mematikannya diasbak. Lantas ia beranjak dari kasur dan mengambil semua pakaian nya yang berserakan dilantai.

“Banyak yang aku sukai, tetapi aturan ku tetap tidak bisa dibantah!” Ucapnya dengan jelas, kini ia mulai kesal dengan Albert yang masih saja tidak mengerti.

Bajunya sudah dipasang dengan sempurna ditubuhnya, ia kembali membalikkan badan menatap ke arah Albert.

“Mana bayaranku?!”

Albert memutar bola mata, ia bangkit untuk mengambil tasnya yang berada di sofa dengan tubuh yang tidak berbalut busana. Dia mengambil beberapa lembar uang untuk membayar 'jasa' Elle.

“Aku lebihkan sedikit karena kau gadis Asia yang cantik.” Albert memberikan lembaran uang itu kepada Elle dan langsung dihitung jumlahnya.

“Bagus, tambahannya lumayan. Terima kasih untuk malam yang menyenangkan.”

Albert tersenyum. “Sebelum kau pergi, boleh aku mencumbu sebentar?”

Elle menatap wajah Albert dengan intens, ia berjalan perlahan dengan menggoyangkan pinggul memberikan godaan besar bagi Albert. Wajahnya mendekat ke sisi kiri wajah Albert lalu membisiki pria itu.

“Tidak!”

~°~°~

Tepat pukul satu malam, Elle sampai diapartemen miliknya yang terletak  dekat dengan taman nasional London. Ia membuka pintu apartemen dengan kondisi didalam yang sudah gelap gulita, dengan cepat ia menghampiri sebuah kamar dengan lampu yang masih menyala diterangi oleh lampu tidur. Elle masuk kekamar itu yang didominasi oleh warna pink tersebut, lantas mengulas senyum manis.

Ia mendekati seorang gadis tengah tertidur nyenyak dibalik selimut yang hangat, Elle mengecup kening anak itu dengan penuh kasih sayang. Namun kecupan itu justru membuat sang anak membuka mata.

FelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang