chapter 1: the weight of heartbreak

1.1K 81 16
                                    

Jung Chaeyeon, sosok gadis yang pernah menyimpan dunia di dalam senyum manisnya, kini duduk diam dengan tatapan kosong. Di tangannya, sebuah gelas kopi porselen berwarna putih, sederhana namun terasa begitu berat di jemarinya yang kini menggenggamnya dengan erat, seolah tidak ingin melepaskannya. Jika saja gelas itu terbuat dari plastik, mungkin sudah pecah berkeping-keping, seperti hatinya yang perlahan hancur karena kenyataan pahit yang harus dihadapi. Perasaan hancur itulah yang kini mengisi relung hatinya, mencabik-cabik harapannya hingga tiada tersisa.

Di seberang meja, Dong Sangkyu, pria yang dulu berhasil menyalakan api cinta dalam hati Chaeyeon, hanya mampu duduk dengan wajah lesu, pandangannya tertuju pada meja di depannya, menghindari tatapan Chaeyeon yang penuh dengan rasa sakit. Sekali lagi, bibirnya terbuka, mencoba mengatakan sesuatu, namun kata-kata seakan membeku dalam tenggorokannya, tertahan oleh rasa bersalah yang teramat dalam.

Sangkyu meraih tangan Chaeyeon, berharap sentuhannya bisa sedikit meredakan luka yang menganga di hati gadis itu. Namun, Chaeyeon dengan gerakan cepat dan tegas menepis tangan Sangkyu, seolah sentuhan itu hanya akan menambah luka di hatinya. Hening menyelimuti mereka sejenak, hanya ada suara detak jarum jam yang berdetak pelan di dinding cafe yang temaram. Sangkyu menarik nafas dalam, mengumpulkan keberanian yang sudah lama hilang, lalu memanggil nama yang pernah menjadi alasan hidupnya.

"Chaeyeon..." panggilnya dengan suara lirih, nyaris seperti bisikan angin yang menyelinap di antara mereka.

Mendengar suaranya, Chaeyeon mendongakkan kepala, menatap lurus ke arah Sangkyu dengan sorot mata yang penuh kesakitan. "Apalagi yang ingin kamu katakan, Sangkyu?" Suara Chaeyeon terdengar bergetar, namun di balik getaran itu, ada ketegasan yang tidak bisa diabaikan. "Apakah masih ada kata-kata yang bisa kamu ucapkan, yang akan lebih menyakitkan dari kenyataan ini? Setega itukah dirimu?" Ucapan itu keluar seperti pisau tajam yang menyayat, meninggalkan jejak luka di hati Sangkyu. nafas Chaeyeon memburu, dan matanya mulai digenangi air mata yang sedari tadi ia tahan. Ia menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan diri agar tidak terlihat lemah, namun percuma saja, tangisannya sudah hampir pecah.

Sangkyu terdiam, menyadari betapa dalam luka yang telah ia goreskan di hati gadis yang dulu begitu ia cintai. Dengan hati-hati, ia mengulurkan tangan, mencoba menyeka air mata yang mulai jatuh di pipi Chaeyeon dengan ibu jarinya. Sentuhannya lembut, penuh penyesalan, seolah ingin menyampaikan permintaan maaf yang tidak terucap.

Namun, Chaeyeon kembali menepis tangan itu dengan cepat, seolah menyentuhnya adalah sebuah dosa besar. "Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang, Sangkyu? Apakah aku harus berpura-pura bahagia dengan pernikahanmu bersama perempuan lain? Apakah aku harus tersenyum dan mengucapkan selamat seolah tidak ada apa-apa di antara kita? Aku tidak sanggup, Sangkyu! Aku tidak sanggup!" Suaranya pecah di akhir kalimat, dan kali ini air mata yang sedari tadi ia tahan, jatuh tanpa bisa ia cegah.

Tangisan itu datang seperti banjir bandang yang tidak bisa dibendung lagi. Chaeyeon menutup wajahnya dengan kedua tangan, membiarkan dirinya tenggelam dalam kesedihan yang menghantamnya tanpa ampun. Ia menangis dengan suara tertahan, tidak peduli dengan tatapan heran dari orang-orang di cafe itu yang kini memperhatikan mereka dengan penuh rasa ingin tahu. Bagi Chaeyeon, dunia luar tidak lagi penting, yang ada hanyalah rasa sakit yang menyesakkan dada, membuatnya nyaris tidak bisa bernafas.

Sangkyu, yang biasanya begitu tenang dan penuh percaya diri, kini hanya bisa menatap Chaeyeon dengan tatapan nanar. Hatinya terasa seperti diremukkan ribuan kali, melihat gadis yang begitu ia cintai menderita karena keputusan yang harus ia ambil. Ia ingin memeluknya, mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja, namun ia tahu itu akan menjadi kebohongan terbesar yang pernah ia ucapkan. Tidak ada yang akan baik-baik saja. Tidak sekarang, dan mungkin tidak akan pernah.

encounters [jaeyeon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang