Happy Reading!!
Koridor SMA Sky dipenuhi dengan puluhan manusia yang ingin tahu mereka berada di kelas mana. Tidak terkecuali untuk Thalia, Sava, Dilla, Lisa dan Tya. Kelima gadis itu dengan sekuat tenaga menerobos kerumunan. Namun apa daya, tenaga mereka tidak cukup kuat.
"Woy, minggir dong! Bukan cuma kalian doang yang pengen tau dikelas mana!" teriak Tya. Lantas, orang-orang memandangnya sinis.
"Apa, mau protes? Lo kan udah lihat nama lo, yang minggir lah. Lo kira ini sekolah punya nenek moyang lo apa?"
"Tya, udah dong. Baru masuk sekolah udah jadi macan aja," lerai Thalia menenangkan.Dia berdeham singkat,
"Em, yang udah siap boleh minggir sebentar, gak? Soalnya mau lihat nama kami di kelas mana."
Perlahan mereka memberi jalan kepada kelima gadis itu. Tya menatap mereka sinis. Padahal, dari tadi dia sudah teriak sana sini untuk menyuruh mereka pergi. Eh, tiba Thalia yang ngomong mereka nurut-nurut aja. Dasar, kalau saja ini bukan di koridor, sudah Tya jambak rambut mereka satu per satu.
"Guys, kita berlima sekelas lagi!!" pekik Lisa kegirangan.
Tya memutar bola mata malas. "Bosen banget sekelas terus sama kalian. Apalagi sama lo pada," sahutnya sembari menunjuk Thalia, Sava dan Lisa.
"Dih, emang kita pengen sekelas sama lo lagi," sahut Thalia sinis.
Perdebatan antara keduanya berlanjut sampai orang dibelakang mereka berdeham keras.
Tya dan Thalia kompak menoleh pada orang itu. "Eh, baku hantamnya dilanjut nanti aja. Dia mau lihat namanya kayanya," ucap Thalia yang lebih dulu sadar.
Tya mengangguk setuju. Sekilas dia melihat urutan nama mereka, kemudian mundur dari kerumunan itu.
•••••
Kelima gadis cantik nan manis itu langsung beranjak ke kantin begitu selesai melihat nama mereka dipapan pengumuman kelas.
Kantin saat ini tengah ramai. Ditambah anak kelas X yang baru saja diberi untuk istirahat setelah dua jam sebelumnya mereka melakukan kegiatan *MPLS. Namun, mereka beruntung karena masih mendapat tempat duduk.
"Eh, peringkat Sava kok bisa turun ya." Tya memulai topik pembicaraan.
Sava menyantap baksonya terlebih dulu lalu berseru, "Lah emang kenapa?"
"Ish, biasanya kan lo peringkat pertama, ini malah si Aksara itu," celetuk Lisa yang juga menyadari posisi Sava yang turun satu angka dari semester-semester sebelumnya.
"Oh, yaudah lah santai aja. Lagian gak selamanya orang selalu berada diposisi atas. Pasti ada masanya kan dia dibawah," respon Sava cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cerita Kita
Teen FictionSetiap orang punya jejak ceritanya masing-masing. Aku, kamu, kita. Pernah mengukir sebuah jejak cerita. Entah itu sebuah kenangan manis ataupun pahit. Jejak cerita kita yang ditakdirkan bertemu. Kita yang akhirnya dibentuk Tuhan untuk bersatu. Kita...