"Eh corona udah sampe sini".
"Hah?! Yang bener lo?".
"Demi apa?!".
"Hoax kali". Ucap salah satu dari mereka menyangkal
"Enggak, itu udah ada di rumah sakit tirta".
Hiruk pikuk mengenai isu virus yang tengah melanda dunia kini telah sampai ke negara para remaja itu bicarakan, indonesia.
Tersebar kabar di seluruh penjuru negeri bahwa sudah ada warga negara mereka yang terjangkit virus tersebut.
dan isu mengenai warga negara yang terkena virus tersebut kini berada di rumah sakit dekat sekolah mereka, tepat di depan pintu masuk sekolah mereka.
Tak sampai 3 hari, bapak presiden pun mengklarifikasi ada nya warga negara yang terkena virus tersebut.
Hingga membuat seluruh warga di berbagai daerah panik, berborong kebutuhan mereka sehari-hari.
Menimbun masker, makanan pokok, pemberitaan media pun yang terus menerus mengupdate perkembangan berita virus tersebut membuat para orang tua khawatir.
Pemberitaan yang sudah nyata membuat para siswa di sekolah dekat rumah sakit yang menerima pasien perdana covid 19 itu panik.
Berbondong-bondong mereka mencoba menghubungi orang tua-nya masing-masing, memberitahukan keadaan yang terasa genting.
Para orang tua yang merasakan ke-khawatiran anak-anak mereka pun segera menyerbu kepala sekolah untuk meliburkan sekolah sementara.
Keputusan yang sangat mendadak dan krusial yang harus diambil seorang kepala sekolah swasta tersebut, pendesakkan dari murid dan orang tua yang semakin menjadi.
Hingga pada saat dimana isu mengenai virus itu terus berkembang di masyarakat dan menimbukkan kepanikkan yang menjadi.
Kepala sekolah swasta itu pun akhirnya berani mengambil keputusan untuk meliburkan siswa-siswi nya selama dua minggu kedepan.
Keputusan yang sangat dan paling awal diambil oleh kepala sekolah mana pun, melihat letak mereka yang sangat amat dekat dengan rumah sakit tersebut.
Kabar itu pun seketika ramai diperbincangkan oleh oleh para siswa, terlihat raut lega, gembira, karna hal yang jarang terjadi di hidup mereka.
Terutama di sekolah ber-asrama yang sangat jarang ada-nya libur, dan kini sang virus pun mengabulkan kejadian jarang itu.
Berbondong-bondong mereka meminta orang tua-nya memesan tiket pesawat, tiket kereta, sewa travel, agar bisa segera berjumpa di rumah.
"WAH AKHIRNYA KITA LIBUR GAES!".
"EH IYA WOI, BENERAN DUA MINGGU?". Tanya salah satu dari mereka dengan antusias.
"Katanya sih gitu". Jawab seorang dari mereka yang terlihat tidak antusias dengan kabar itu
"Gue yakin! Pasti lebih dari dua minggu". Timbal seorang dari mereka yang sangat menginginkan peristiwa itu terjadi
"Minggu kita udah boleh pulang ya?".
"Iya".
Wajah-wajah gembira terlihat di wajah mereka yang mendambakan momen langka ini akhirnya terjadi tanpa mereka duga.
Perbincangan serius pun terjadi antar guru mengenai keputusan yang baru saja trending di sekolah mereka.
Perbedaan pendapat yang tidak bisa disuarakan karna desakkan para orang tua akan hal yang dikhawatirkan tidak bisa dibantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Distancing
Teen FictionSebuah kisah dimulai ketika semua peristiwa di dunia menjadi tidak nyata, peristiwa-peristiwa yang menimbulkan pertanyaan akan hal yang harus ditanggapi kenyataannya. Ketika sebuah kisah asmara para remaja berawal dengan ketidaknyataan peran dalam h...