katanya

10 2 0
                                    

Di sekiling ku, orang-orang mulai mengenal cinta. Mereka berlomba lomba saling mengungkapkan perasaan.

Indah kelihatannya, senyum dan tawa tertampak jelas di raut wajah mereka. Saling menggenggam dan saling melempar kalimat indah memabukkan.

Sedangkan aku? Hanya diam memandang tanpa jenuh. Memperhatikan fase demi fase sebuah hubungan.

Pandangan pertama-menaruh rasa-saling menjaga. Namun, yang terakhir sungguh tak mengenakan. Mereka sama sama saling terluka.

Tangisan bahagia itu berganti menjadi air mata. Kalimat sayang itu, berganti menjadi kata kata tak mengenakan. Saling menghina dan mengucap kata penyesalan.

Sungguh mengerikan, patah hati untuk yang pertama. Aku memang belum mengerti bagaimana di hatiku di patahkan pasangan.

Tapi yang jelas, hati patah karena orang terdekat di rumah lebih menyakitkan. Orang yang kau sayangi pertama kali, mengecewakan mu.

Hingga kini, ia pergi tanpa kabar. Padahal masih satu daerah. Dia tau namaku, dia tau sekolahku. Dia tau rumahku di mana.

Namun, 8 tahun berlalu. Dia tak pernah menghampiri. Sesak? Tentu.
Seakan ada tapi tak di anggap.

Lama kelamaan, aku terbiasa. Terbiasa dengan orang yang menggantikannya. Asal beliau tau. Saya lebih sayang pengganti anda daripada anda yang sedarah dengan saya.

Din

Tulisan Harian DCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang