Didalam gudang yang sudah tak terpakai empat orang yang di dudukan di lantai kotor itu di ikat menjadi satu, keadaan nya babak belur mereka hanya bisa meringis menahan sakit pada luka yang tercipta di wajah dan sudut bibir nya.
"Hei Adam.. Gue lagi gak pengen dihajar sama Saga, jadi lepaskan saja mereka. Lo begini karena Lo belum kenal siapa Saga, Men."
"Jika Lo ingin merajai suatu daerah, Lo harus berani menggusur mereka yang menduduki nya terlebih dahulu, Dan Gue datang kesini untuk itu." Randy mengacak rambutnya frustrasi.
"Ke empat orang itu anak buah Saga. Ikhsan, Damar, Kevin, dan Rino. Mereka berempat itu orang orang kepercayaan Saga, dengan mencari masalah pada mereka sama saja sedang mengganggu macan yang tertidur, Adam."
"Diamlah! Lo berisik banget. Ekhhhh jika anak buah nya saja lemah kek mereka bagaimana si Saga itu? Aku pasti bisa mengalahkan nya, dan saat itu terjadi jangan mengakui Gue sebagai teman Lo."
"Oke terserah, ntar saat Lo kalah jangan datang ke Gue dalam keadaan babak belur, akan Gue tambahin luka Lo lagi, karena Gue sudah memperingati Lo."
"Cemen Lo, pergi sana!"
Sepeninggal Randy, Adam yang di kelilingi anak buahnya mendekati empat orang yang terlihat tak berdaya karena habis disiksa itu dengan senyuman mengejek.
"Bos kalian itu gak akan berani datang kemari, karena dia hanya pecundang, dia bukan pahlawan kalian." Ucap adam sembari tersenyum remeh.
"Ck.. Saga tak takut dengan apapun, Saga akan datang saat Ia tahu kami tak ada di sisinya, nantikan saja, seperti angin Ia akan menghajar dirimu." Senyuman diwajah Adam menghilang mendengar ucapan sinis yang di lontarkan Kevin.
Plakk
Bugh
Adam dan anak buahnya kembali menghajar ke empat orang itu secara membabi buta.
*
*
Lelaki dengan tubuh kekar dan tegap itu tengah melatih otot nya pada studio Gym di rumah megah nya, kulit bersih itu di hiasi tato di bagian pundaknya nama nya jelas tertulis disana.
Wajah tampan yang dibasahi keringat itu semakin terlihat mempesona, menaikan gairah kaum hawa yang melihat nya.
Ia adalah Alidiandra Saga, Ia lebih di kenal sebagai Saga, karena Nama Ali atau Andra tak mencerminkan kejahatan, Ia lebih senang terkenal karena kekejaman nya saat menghabisi lawan nya.
Ia tak suka di usik dan mengusik, Ia tak akan menganggu jika tak diganggu, yang jelas jangan berurusan dengan nya jika tak mau berurusan sampai mati.
"Maaf tuan Saga," Saga dengan diam mendengarkan salah satu anak buahnya itu, "Kami sudah menemukan Adam dan komplotan nya berada." Lapor nya pada Saga.
Saga mematikan alat tredmil nya dan menarik handuk kecil untuk mengusap leher belakang nya, Ia berjalan kearah kamar pribadi nya yang siapa pun tak boleh memasuki nya.
"Siapkan mobil." Ucapnya tenang, lalu menghilang dibalik pintu kamar.
Lelaki dingin itu tak bisa dicapai. hatinya tertutup oleh kegelapan, Cinta dan kasih sayang sudah lama tak ia rasakan.
Yang Ia rasakan hanya amarah yang berapi api dan kebencian yang menggebu gebu.
*
*
Suara menderu dari mobil mobil yang mengitari gedung kosong itu membuat ke empat orang yang terikat disana, terkekeh mengejek, Adam menoleh kepada mereka dengan tatapan amarah.