Kecoak

61 44 80
                                    

"AAAAAAAAAAAAA", Zua berteriak histeris kemudian memeluk tubuh Zuna.

"Auw", lirih Zuna saat merasakan tubuh bagian depan wanita itu benar-benar menempel di tubuh six packnya.

"ZUNAAA... KECOAKKKK, HUWAAAA", Zua kembali berteriak dan kali ini dia mulai menangis, ia terus menunjuk-nunjuk kecoak mungil yang sedang rebahan di laci mejanya.

"I-iya.. lepasin dulu, gua ngga bisa napas", ucap Zuna berbohong, sebenarnya ia masih bisa bernafas tetapi ia merasa tak nyaman akan situasi yang terjadi padanya sekarang ini.

"GAK MAOO, HUWAAAAA", Zua semakin memperkencang pelukannya serta sekali-kali menyembunyikan wajah cantiknya di dada bidang pria itu.

Seorang wanita yang tengah duduk manis di kursi guru kelas XII-MIPA2 menatap ngeri ke arah dua insan yang tengah heboh tersebut, kemudian ia berjalan menghampiri Zua dan Zuna.

"Zua.. nak, udah-udah ngga papa sayang", ujar wanita yang berprofesi sebagai guru seni budaya tersebut, ia adalah Bu Sisil.

"HUWAAAAAA, ZUA TAHKYUUTTT", teriak Zua dengan cara bicara yang sudah melekat dalam dirinya sejak bertahun-tahun yang silam. Hal tersebut membuat guru yang terkenal akan kelembutan hatinya itu sedikit merasa ilfeel. Namun wanita yang baru menginjak usia tigapuluh tahun itu langsung mengambil hewan yang terkenal memiliki cacing kawat dengan bantuan dari sehelai tisu.

Zua melepaskan pelukannya dan melihat gurunya dengan tatapan seperti tengah melihat sesosok pahlawan, sang guru sedang berjalan keluar dari kelas untuk membuang hewan menjijikkan itu. Btw, saya ngga takut sama kecoak:v peace;)

"Oke.. masalah sudah selesai, kita mulai pembelajarannya ya anak-anak ibu..", ucap Sisil saat memasuki kelas.

"Oke buuuukk", -Zua.

• • •

Jam pelajaran pertama, kedua dan ketiga sudah berlalu. Sekarang sudah memasuki jam istirahat. Zua beserta geng bombai langsung melenggang menuju sebuah ruangan yang sekarang mungkin tengah dipadati oleh puluhan manusia.

"Okey gengs, kita duduk disitu aja yah", ucap Zua sambil menunjuk sebuah meja dengan banyak kursi dan sedang ditempati oleh siswi-siswi. Pasti mereka semua bakalan digusur:)

"Kalian semua, get out!!", tukas Desi, ia memang terkenal sebagai troublemaker di SMA Jaya Gupta.

"Enak aja maen ngusir!! lo pikir ini sekolah bapak lo!!", tukas salah seorang siswi yang terpaksa memberhentikan kunyahannya.

Desi menatap lekat wanita yang baru saja berbicara tersebut, kemudian memberikan senyuman devilnya serta menunjuk wanita bernama Zua, seakan memberikan isyarat "Entu anaknya".

"Gue ngga takut!! mao dia anak kepsek ato bukan ya bodo amat, kan gua murid di sekolah ini!!", tukas wanita itu dongkol.

"Lo plin-plan juga ya jadi manusia, gue tandain muka lo, kalo gue ketemu sama lo di luar sekolah.. habis lo gue sikat", ancam Desi dengan melontarkan tatapan mautnya.

"Glek.. ", wanita yang sudah merasa kalah dan terancam itu langsung cabut dari lokasi kejadian perdebatan. Ia beserta 5 temannya tidak mau berakhir babak belur di tangan Desi dan teman-temannya. Dan beberapa siswa lainnya juga ikutan pergi, mereka tidak berani berurusan dengan gadis bernama Desi.

"Okey gengs, kuy duhduk..", Zua yang pertama kali menduduki tempat jajahan gengnya tersebut.

"Kita semua ditraktir kan Zu?", tanya salah seorang anggota geng bombai bernama Iyut.

"Hushh.. apaan sih, sekali-kali bayar sendiri dong ", bisik Desi sambil mencubit perut Iyut yang berada disampingnya.

"Hhem", Zua mengukir senyuman penuh arti di bibirnya, ia cukup mengerti akan alasan beberapa orang yang mau berteman dengan dirinya. "Iyah Yut, Zua yang traktir ", ujar wanita itu sambil terus tersenyum. "Kalian mau apa, bilang aja yah", tambahnya. Sontak semua anggota geng bombai langsung mengutarakan keinginan mereka. Seperti:

"Gua mau batagor".

"Gue nasgor".

"Gua nasi uduk ya"

"Gue Jus jeruk ae".

"Gua mo uang ajalah Zu"

Akhirnya semua anggota sudah memesan calon santapan mereka, termasuk Desi yang hanya memesan air mineral. Desi merupakan satu-satunya manusia yang ikhlas berteman dengan Zua tanpa mengharapkan harta atau memiliki tujuan tertentu, walau terkadang Desi juga merasa geli akan tingkah gadis penyuka cowok cool tersebut.

Dulu, tepatnya dua tahun yang lalu. Desi sempat mengalami keterpurukan di kehidupan keluarga dan pertemanannya, disaat itu hanya Zua sajalah yang mau menggandeng tangannya dan menjalin pertemanan dengan dirinya.

Tentang awal mula terciptanya geng bombai, itu bermula karena Desi selalu membela dan melindungi Zua disaat wanita tersebut dihina dan dimaki oleh manusia yang iri dengannya.

Desi yang mempunyai gelagat kasar dan terbilang kuat dalam hal baku hantam, membuat beberapa manusia mulai segan dan berkeinginan untuk berteman dengan Desi dan Zua. Dan atau mereka ingin kecipratan uang saku Zua.

Hingga sekarang, jumlah anggota geng bombai sudah berkisar sepuluh manusia bahkan lebih, yang tersebar di beberapa kelas di SMA Jaya Gupta.

Pesanan sudah sampai, semua mata sudah tertuju pada pesanan mereka masing-masing. Mereka sudah siap menyantap hidangan yang sudah ada di depan mata mereka. Namun niatan tersebut seolah sirna karena wanita yang menjadi ketua dari geng bombai tiba-tiba angkat suara.

"Zuna.. nanti selesai makan ikut Zua yah", ucap wanita itu sambil menatap lekat dada Zuna, ya Zuna juga salah satu anggota geng bombai. Alhasil tatapan wanita itu membuat pria bergelar culun tersebut tertegun beberapa detik dan langsung melihat tubuhnya gelagapan.

Beberapa pertanyaan mulai muncul di kepala pria itu. Apakah wanita itu sempat merasakan tubuh bidangnya disela-sela jeritannya tadi. Apakah wanita itu akan mempertanyakan alasan mengapa tubuh dan sifatnya tidak berjalan seiringan.

"Semoga kepalsuan ini tidak terbongkar", batin Zuna.

tbc..

Zua & ZunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang