Seminggu telah berlalu dari kejadian diamana ana bertemu dengan seorang pria tampan. Dan selama itu pula ana sering melewati jalan yang sama.
Saat ini ana sedang merebahkan tubuh nya dikasur,ia merasa lelah karna hari ini sangat melelahkan baginya,ditambah ia tak kunjung bertemu dengan ardy. Ana hanya berharap bisa bertemu dengan pria tersebut.
Cklek.
Lamunan ana terbuyar karna suara pintu dibuka tanpa diketuk,saat ia siap menyemburkan aura permusuhan ke pelaku tapi ia tahan karna percuma saja jika ia berdebat panjang lebar orang tersebut tidak akan pernah kapok.
Chandra yang dihiraukan kehadirannya bersikap biasa saja,bahkan ia langsung ikut tiduran dikasur ana. Sikap ana biasa saja karna ini sering terjadi dari dulu.
"Tumben rapi?" Tanya ana saat beberapa menit terjadi keheningan.
"Mau pergi" jawab chandra santai.
"Kalo mau pergi kenapa kesini bego"
Chandra yang mendengar itu sontak bagkit dari acara tidurannya. "Gw mau ngajak lu pergi, yaa itung itung nemenin gw lah biar nggak dikata jomblo amat"
"Kemana?"
"Kafe yang ada di jalan flamboyan,kafe baru ikut yok gw traktir deh"
Ana langsung mengangguk semangat setelah nya pergi ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian.
Tak membutuhka waktu lama ia selesai dan melihat chandra yang malah sudah terlelap. Ana berdecak dan membangunkan chandra dengan cara yang amat teramat jauh dari kata lembut.
Bruk.
Ana menendang chandra dengan sangat kencang sehingga chandra terjatuh diatas karpet bulu tebal dikamar ana. Ck. Untung nggak langsung ke lantai.
"Bar bar bener sih"sungut chandra.
"Bodo amat,jadi pergi nggak nih kalo enggak mending lu pergi gw mau tidur" ucap ana seraya akan berjalan ke tempat tidur nya.
Chandra yang melihat itu sontak berdiri dan menggeret ana keluar kamar menuju motor nya dihalaman depan.
"Cepet naek" Ana pun segera naik ke atas motor chandra.
Disepanjang jalan hanya ada kesunyian,ana yang menikmati udara chandra yang fokus dengan tatapan kedpan.
Tak lama mereka berdua telah sampai di kafe yang dituju. Segera ana memberikan helm yang ia pakai kepada chandra. Chandra masuk kedalam kafe diikuti oleh ana dibelakang nya.
Untuk sesaat ana mengamati suasana kafe yang bisa terbilang cukup kekinian untuk ukuran seorang remaja seperti dirinya.
"Kita kesana" ucap chandra yang langsung menggaet tangan ana untuk digenggam berajalan menuju tempat yang telah diisi oleh tiga orang remaja yang tidak asing bagi ana.
"Wuihhh sampek juga lu,kita kira nggak bakalan dateng"sindir radit.
"Ya maap rada ngaret nunggu ana dulu tadi susah banget diajak keluar. Mana saking lamanya gw jadi ketiduran dikamar dia" oceh chandra yang dibalas oleh kebodo amatan oleh ana.
Serempak radit rangga dan rafka menoleh ke chandra dengan tatapan yang err sulit diartikan.
Ana dan chandra yang menyadari itu hanya mengangkat bahu,malas menjelaskan kepada mereka dan memilih duduk dikursi yang telah disediakan.
Ana yang merasa tidak akan paham akan pembahasan yang akan dibahas memilih memesan makanan dan menstalking idolanya tentu tidak menggunakan handphone nya melainkan punya chandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Cees
FantasyTak semua yang kita suka dapat kita raih.. Dan tak semua yang kita tahan akan tetap berdiri disamping kita.. Masi amatiran tolong dibantu dengan vote dan komentar kalian jangan lupa juga follow akun ku yaa;)