Prolog

80 2 0
                                    

Haii...namaku Rain Eillia Bharmantyo, usiaku baru menginjak 15th menuju 16th dimana aku baru lulus dari jenjang SMP.

Aku adalah satu gadis dari jutaan gadis yang menyukai Gay atau homo.

Untuk menghindari seringnya aku membaca BL, teman temanku menjodohkanku dengan seorang kakak kelas yang sekarang ini ia baru naik kelas 12.

Namanya Reyhan Kenzo Julian. Nama yang indah bukan? Yahh tidak heran sihh karena orangnya juga tampan, bagaimana tidak tampan, ia adalah fuck boy juga pimpinan geng yang suka tawuran di sekolahku. Itu yang ku tau menurut rumor yang beredar.

Aku tidak cukup yakin bahwa Rey akan mencintaiku sebagaimana gelarnya yang seorang Fuck Boy, menurut rumor hampir semua gadis di sekolahan ini sudah ia kencani.

Namun aku salah, di tengah hubungan kami ia sering memberiku perhatian. Membuatku terbui hingga akhirnya aku jatuh cinta.

Ku pikir ia mencintaiku, hingga suatu hari ada seorang lelaki yang begitu terobsesi padaku, menculiku bahkan hingga 2 bulan lamanya, setiap hari hanya kata cinta yang ia keluarkan dari mulut kotornya, saking sering menggunakan kata cinta hingga kata cinta itu kehilangan maknanya.

Pria itu terobsesi padaku, namun yang ia lakukan hanya menyiksaku, menaruhku dalam kegelapan yang kelam, aku di pasung, di cambuk, di jambak, di siram air kotor. Perlakuan pria itu begitu kasar hingga membuatku berteriak untuk setiap detik penyiksaannya.

Semua hanya omong kosong dimana aku menemukan siapa yang menculikku, aku benar benar trauma hingga rasanya aku ingin mati saja. Terdengar alay memang, namun itulah yang ku rasakan.

Malam itu, malam dimana wajahku kusut, hatiku kosong berongga aku berjalan menelusuri lorong kereta bawah tanah yang sudah lama tak terpakai. Berjalan dengan lunglai,  tubuhku penuh luka, menemukan seorang pria di tengah gelapnya malam.

Terlihat pria itu tengah menembaki seseorang, namun aku tidak perduli dengan sekitarku. Dengan wajah tanpa dosaku aku berjalan tepat di tengah tengah adengan tembak menembak itu terjadi.

Pria awal yang ku lihat, ia melindungiku dengan membelakangiku dan tetap menembak pada sasarannya, aku terus berjalan tanpa memperdulikan apapun di sekitarku.

Sesampainya aku di lorong yang gelap gulita aku duduk dengan tubuh bergetar, menekuk kakiku untuk kemudian menenggelamkan kepalaku di antara lututku, memeluk diriku sendiri untuk paling tidak menghilangkan rasa sakit ini.

                               ***

Hay hay....hayooo tebak siapa otak dari penculikan Rain? Trus yang di temuin Rain itu siapa hayoyoo....><

Jangan lupa ramein komentar ya, ini masih prolog doang kok^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mi historiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang