🍀

9.1K 444 15
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

"Shit- Anghh Lee!" geram pria bermarga Na ketika tiga jari panjang muridnya menerobos masuk ke dalam lubang analnya.

"ikut menikmati permainanku, Professor Na?" pemuda tampan yang sedang berada diantara kedua kaki Jaemin itu menekan ketiga jarinya mencoba mencari satu spot.

"s-sudah! keluark- ANGHH!" sebelum sempat menyelesaikan perintahnya pemuda itu sudah menemukan sweet spotnya.

"disini, hm?" pemuda itu terus saja menumbuk dititik yang sama berulang kali.

Jaemin kewalahan ia mengetatkan holenya sembari meremas dasi yang sedang mengikat dirinya pada tiang yang berada didapur.

ya, posisinya tangan Professor itu terikat dasi miliknya sendiri ditiang yang berada dapur miliknya. sedangkan pinggulnya ditaruh diatas paha pemuda tampan itu dengan posisi dibentangkan mempertontonkan hole pink yang terisi tiga jari dan penis mengacung tegak.

"wajahmu sangat erotis, Prof. bukan 'kah kau menyukai melon besar? tapi kenapa lubangmu sangat basah?"

"apakah dia mempersiapkan diri untuk dimasuki olehku, Prof?"

pemuda bersurai blonde itu menyeringai saat mendapati hole pink itu berkedut-kedut karena dirty talk miliknya, "oh, terangsang?"

"c-cumh lee! i'm cumming!" sebelum sempat menyemburkan spermanya pemuda dihadapannya itu berhenti, mengeluarkan jemarinya dengan cepat sehingga menciptakan bunyi 'plop'.

"LEE JENO! FUCK!" sang Professor mengumpat saat gagal mendapat kepuasannya.

pemuda yang dipanggil Jeno tersebut mencekik pelan leher Professornya, "berjanjilah untuk tak melaporkan kejadian tadi, Na Jaemin."

Jaemin itu pria dewasa, tentu saja ia tau apa yang harus ia lakukan ketika mendapat cekikan pada lehernya. nafasnya teratur, sangat tenang meskipun sangat kontras pada kilatan marah pada mata bulatnya.

"masukkan penismu terlebih dahulu!"

Jeno sedikit terkejut ia kembali menyeringai, "aku tidak akan memasukkannya sebelum kau berjanji."

Jeno tahu Jaemin sedang marah. mata bulat itu seperti mengeluarkan kobaran api kemarahan.

"memintalah yang sopan, bocah!"

"tch. sopan? bahkan kesopananmu sendiri telag hilang saat aku memasukkan jariku ke lubangmu, Prof." Jeno membelai pantat mulus sang Professor dengan penis panjangnya tanpa menyentuh lubang ditengahnya guna tuk menggoda.

Prof. NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang