Kiss? It's Trouble!

1.4K 125 6
                                    

Kiss? It's Trouble!

.

.

.

Hanbin X Rose
Kiss? It's Trouble!

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak

.

.

.

Iris hazel milik gadis yang bernama lengkap Roseanne Park itu fokus pada tangga yang menuju lantai satu.

Tangga ini memang biasannya ramai dan menjadi alternatif jalan lain untuk siapa saja yang tidak ingin berurusan dengan preman sekolah yang sering nongkrong di tangga belakang.

Ini adalah tangga utama yang sering digunakan oleh para guru dan anak baik - baik. Tak jarang, anak yang dibilang nerd pun memakai tangga ini.

Bukan berarti Rose anak yang eksis, dia hanya siswi SOPA rata - rata. Ia bukan siswi yang mencolok. Perempuan 18 tahun ini anak biasa yang ingin menikmati masa SMA nya dengan tenang.

Dan ia sekarang sudah benar - benar berada di ambang batas rasa bosannya, sampai ide nakal nan cemerlang muncul dalam otaknya.

Rose menyikut temannya, Lalisa Manoban yang sedang duduk bermain Smartphone disebelahnya.

"Lisa! Seru - seruan yuk!"

Lisa mengernyitkan dahinya untuk merespon seruan girang sahabat merahnya itu. Maniknya berpindah fokus dari smartphone miliknya kepada Rose.

"Seru - seruan?"

Rose menganggukkan kepalanya, menunjukkan keantusiasannya.

"Cuma main - main sebelum lulus. Suit dulu, yang kalah akan mencium siapapun orang pertama yang turun dari tangga utama. Bagaimana?"

Sahabatnya pasti gila!

Ia memukul kepala sahabat merahnya itu dengan buku paket di tangannya bermaksud mengembalikan kewarasan sahabatnya.

"Kau gila!" Seru Lisa. "Bagaimana kalau yang turun pertama itu perempuan? Bagaimana kalau yang turun itu nerd?! Bagaimana kalau itu Seonsaeng-nim?!! Lagi pula aku kan tidak mau dimarahi Donghyuk!"

Rose mendelik, "Cuma main - main! Donghyuk, pacar mu itu pasti bisa mengerti kok. Kalau Seonsaeng-nim atau nerd ... Yah itu sih derita! Kenapa? Kau takut, Lisa?" Rose tertawa nista sambil merendahkan sahabatnya.

Lisa memakan umpan yang dilemparkan oleh Rose. Wanita cantik yang mirip dengan boneka Barbie itu kini hanya bisa menampilkan raut wajah yang tidak secantik wajahnya.

"Siapa yang takut?! Ayo mulai! Gunting-batu-kertas!"

Suit 3 kali, yang pertama dimenangkan oleh Rose. Begitupun yang kedua, Rose mulai mengulum senyum kemenangan yang sayangnya tak berlangsung lama. Lisa mengejar disaat - saat terakhir.

Dan sialnya Lisa menang.

Rose menelan ludah dan wajahnya mulai pucat.

Senjata makan tuan!

Astaga!

Dia harus ... ?

Lisa menyeringai puas. Deatglear nista terpancar dari matanya.

"Mampus! Aku menang, sana cium yang turun pertama."

Perut Rose mulai terasa mual, ia hanya bisa merapalkan doa di dalam hati. Berharap yang lewat adalah Song Mino atau Kim Jinu, laki - laki populer pentolan sekolahnya.

Sudah hampir 3 menit, belum ada seorangpun yang muncul.

Aneh,

Seharusnya kan jam pulang sekolah seperti ini akan ramai oleh siswa - siswi yang ingin memulai kegiatan ekstrakurikuler mereka.

E-eh... I-itu...

Seseorang datang!

Pemuda berkulit putih dengan rambut hitam jabrik. Anak klub sepak bola yang sering nyengir, Ko June

Rose menghela nafas untuk mempersiapkan diri. Ia bangkit dari tempat duduknya hendak menghampiri June.

Mata Lisa masih setia mengawasi gerak - gerik Rose, ia terlihat menahan tawanya.

'Tahan Rose! Masih untung itu June, bukan Seonsaeng-nim, nerd atau yang lainnya! Berengsek! Apa aku benar - benar harus melakukan ini?!' Rose mengumpat dalam hati, ia mengepalkan tangannya.

Tinggal sedikit lagi June menginjakkan kakinya di lantai satu. Tapi sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Apa - apaan ini?! Kenapa June membalikkan badannya dan naik tangga lagi?!

Dentuman jantungnya mulai mereda, Rose menolehkan kepalanya ke belakang.

"Lisa! Dia malah naik lagi, kita tunggu yang selanjutnya?" Kata Rose. " Tapikan secara teknis June duluan yang turun. Jadi ... Bagaimana ini?" Lanjutnya.

Apa Lisa menderita gangguan mental?

Lisa melotot nampak terkejut, ia menggigit bibirnya sambil mengacungkan dagunya ke arah belakang Rose. Ia terlihat sangat panik.

"I-itu yang turun pertama... D-di belakang mu..."

"Minggir! Jangan halangi jalan ku."

Penuturan satu kalimat dari belakang membuat Rose bergidik. Suara bariton itu berbisik di telinganya, membuat jantungnya kembali melompat.

Perasaannya mendadak tidak enak, bisikan seksi namun sarat akan ancaman itu ... Ia rasa ia tau siapa pemilik suara ini.

Secara perlahan gadis itu menolehkan kepalanya ke belakang.

Iris hazelnya bersibobrok dengan pemilik iris onyx yang berdiri tepat di belakangnya.

Pemuda ini tentu populer, lalu apa masalahnya?

Bukannya tadi Rose menginginkan pemuda populer yang turun pertama?

Iya populer, tapi bukan yang seperti ini! Ini sih sama saja cari mati! Pemuda itu...

Kim Hanbin yang popular karena kenakalannya!

Pemuda itu tampan kalau saja telinganya tidak ditindik 3 seperti itu.

Tampan kalau saja baju seragamnya rapi.

Tampan kalau saja... Tidak!

Pemuda ini memang tampan makanya banyak penggemar dan mendapatkan julukan lain yaitu womanizer kelas kakap.

Dan what! Noda bercak darah di kemeja putihnya itu apa?! Hiih!

Glek!

Kim Hanbin suka main perempuan... kan? Jadi ini pasti bukan masalah.

"Hanbin, k-kege..." Rose tersenyum lima jari, "Ini hanya hukum dari permainan, jangan dianggap serius yah." Lanjutnya.

Lalu Rose mendaratkan bibirnya diatas bibir pemuda sangar itu singkat, kemudian ia hendak melarikan diri. Ia akan pulang secepatnya!

Greb!

...oOo...

Kiss? It's Trouble!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang