Cuplikan 1

1 0 0
                                    

"Boleh saya duduk di sini, Ukhty?" sapa seorang pria yang tiba-tiba menghampiri Zaskia.

Wanita berkerudung navy itu langsung menoleh sebentar, lalu kembali menekuri pena dan buku di tangannya.

"Boleh, asal jangan terlalu dekat," ujar Zaskia. Kali ini, ia tak mengalihkan pandangannya dari aktivitasnya.

Pria itu menatap Zaskia dengan intens. Ia menikmati setiap inci wajah serius Zaskia yang tengah sibuk, entah sedang apa.

"Kenapa?" tanya si pria kemudian.

"Karena kita bukan mahrom," jawab Zaskia enteng. Pria itu hanya manggut-manggut, entah mungkin dia paham maksud Zaskia.

"Kakak juga sebaiknya jangan menatap saya seperti itu." Zaskia melirik sinis ke arah si pria. Ia mulai tak nyaman dengan duduknya.

"Kenapa?" tanyanya lagi.

"Karena terkadang fitnah bisa membinasakanmu. Aku adalah fitnah terbesar bagimu, jadi berhati-hatilah." Zaskia bangkit. Ia membereskan buku dan penanya ke dalam ransel.

"Aku duluan, ya, Kak. Assalamu'alaikum." Zaskia mulai melangkah menjauhi pria itu.

"Tunggu!" cegah pria itu.

"Bolehkah aku meminta nomor seseorang yang bisa dihubungi? Aku ingin mengenalmu lebih dalam." Pria itu menyodorkan ponselnya. Tak ada alasan pasti si pria melakukan itu. Namun, Zaskia adalah wanita pertama yang melakukan hal itu padanya.

Zaskia pun menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah pria itu, lalu tersenyum.

"Ini baru pertemuan pertama, akan ada pertemuan-pertemuan lainnya, jika Allah menakdirkan kita untuk saling mengenal." Zaskia melanjutkan langkahnya menjauhi pria itu. Sedangkan si pria hanya termangu di tempatnya.

"Maa syaa Allah. Akan kupastikan untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya." Pria itu bergumam. Ia mengantar punggung Zaskia yang perlahan lenyap ditelan jarak dengan tatapannya.

TBC ....

Lanjut? 😂😂😂😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang