Misi Pencarian

1.2K 119 62
                                    

"Karena kau baru kembali setelah menghilang tanpa kabar, aku akan langsung memberimu tugas penting. Cari dan temukan pemilik sepatu ini!"

Seorang pemuda mengangguk singkat, memberi hormat pada pemuda lain yang berdiri menjulang di hadapan dirinya yang hanya bisa bersimpuh.

Tanpa kata, ia mengundurkan dirinya perlahan, mundur dengan menggunakan kedua lututnya.

Setelah menjauh dari sang pangeran pemberi perintah, pemuda itu menghela nafas.

Di pandanginya sepatu yang kini ada di tangan kekarnya.

Sepatu itu cantik, terlihat berkilauan seolah terbuat dari kaca. Jika di pakai malam hari dan terkena sinaran lampu, mungkin kilaunya akan semakin gemerlapan.

Ada hak tinggi di bawahnya, yang mungkin bisa saja patah jika kelebihan beban.

Tentu saja, hanya perempuan dengan berat badan standar yang bisa memakainya tanpa perlu takut patah.

"Gila! Pangeran Solar sudah gila! Bagaimana bisa kita mengelilingi seluruh area kerajaan hanya untuk... Pemilik sepatu?"

Pemuda itu menoleh, menemukan seorang yang di perkirakan seusianya. Temannya, yang juga mendapat tugas yang sama dengannya.

"Kau akan di penggal jika pangeran mendengarnya!" Sosok lain muncul, terlihat lebih dewasa dengan mata emas yang menyorot lembut.

Si pemuda pertama kembali menghela nafas. Sepatu kaca yang hanya sebelah itu ia simpan di dalam tas kecil di samping pinggangnya, memberi isyarat bagi dua rekannya untuk memulai pencarian.

"Sebaiknya kita memulai dari arah barat kerajaan. Di sana banyak penduduk yang memiliki anak gadis!" Si iris emas memberi saran, yang langsung di angguki pemuda kedua dengan ciri khas mata biru shaphire yang jernih.

Pemuda pertama, yang memiliki iris merah tidak berkomentar, tapi ia memacu kudanya menuju arah yang di tunjuk sang partner.

"Aku penasaran, secantik apa gadis pemilik sepatu kaca itu hingga Pangeran menginginkannya? Apa kau tahu, Gempa?"

Yang di tanya menggeleng pelan, "aku ada di perbatasan waktu pesta dua hari yang lalu, jadi aku tidak tahu, Fan!"

Fan_Taufan, si pemuda yang bertanya. Ia tampak menghela nafas kecewa, karena memang dirinya pun juga tidak ada saat pesta dansa itu.

Ah, salahkan dirinya yang tiba-tiba sakit mendadak tepat sehari sebelum pesta di laksanakan.

Masih diliputi penasarannya, Taufan menyentak tali kekang kudanya untuk mensejajarkan posisi dengan pemuda ruby yang berada di depannya.

"Apa kau tahu tentang gadis itu, Hali? Kau 'kan yang mengawal pangeran malam itu?" _Karena setahu Taufan, Pangeran tidak akan mau di dampingi prajurit manapun selain mereka bertiga.

Halilintar terdiam, raut wajahnya masih sangat datar hingga Taufan maupun Gempa sama sekali tidak bisa menebak isi pikirannya.

Bibir pemuda itu sedikit terbuka seolah ingin mengucapkan beberapa kata. Tapi belum sempat satu huruf pun ia keluarkan, si iris ruby itu kembali mengatupkan bibirnya.

Sebagai ganti atas ucapannya yang dihentikan, pemuda itu menggeleng pelan tanpa menatap Taufan di sampingnya.

"Huh? Bagaimana bisa?" Taufan menatap tak percaya, sangat meragukan sahabat sekaligus rekannya itu.

Ia tahu, beberapa hari yang lalu sahabatnya yang satu ini tidak di beri misi apapun, hanya mengawal sang Pangeran kemanapun Pangeran itu pergi.

Jadi, kenapa bisa dia tidak tahu?

Ketika Cinderella Tak DitemukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang