Sebelum kita menjadi usang, sebelum aku kamu menjadi engkau.
Seringkali hal-hal sederhana yang menciptakan rindu, seperti telur dadar buatan mu. Sering ku ingat
Seringkali hal-hal sederhana yang menciptakan tawa, seperti lukisan badutmu dikanvas berbentuk wajahku. Sering ku ingat
Seringkali hal-hal sederhana yang menciptakan bahagia, seperti kabar darimu yang tak pernah sekat untuk ku. Sering ku ingat
Namun aku sadar semua itu kini hanya kenang yang masih menggumpal dalam pikiran. aku ikhlas atas pergimu, karena tak ada cara lagi untukku bisa merangkulmu kembali.
Walaupun Masih banyak tanyaku dalam pergimu, Masih banyak hal yang harus kau jelaskan padaku.
Tentang engkau yang memilih gugur dikala hujan turun dengan derasnya. Dikala rasa cinta mengikat tubuh dengan kencangnya.
Tapi aku selalu Percaya, bahwa hidupmu akan tetap selalu menarik tanpa aku. Hanya saja mungkin kelak kau merasa ada yang kurang, entah apa, dan mungkin, itu aku.
Dan satu pesan dariku, tak usah dirimu menghawatirkan ku. Karena luka yang kau beri kini, sedang aku tertawakan dengan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
menertawakan luka
شِعرjadikan kepatahan sebagai tawa yg jadi pelabuhan bahagia.