19√

7.1K 470 12
                                    


"Kalian ngapain disini?" Tanya Arnold

Kean dan teman temannya menghampiri Arnold. "Paman! Kami minta kau pergi dari sini!" Tegas Brian.

"Kalian ada apa? Duduk dulu lah," ujar Arnold lembut, mereka semua pun menurutinya dan duduk di meja restoran yang sudah di siapkan banyak orang.

"Apa kabar keadaan mu ?" Tanya Arnold, "seperti paman lihat! Kami baik baik saja," jawab Darel.

"Ohh kalau istri kalian? Apa kabar? Aku sudah merindukan putri putriku," lirih Arnold, dia sangat merindukan ketujuh putrinya. Para suami nya hanya diam dan bingung mau ngomong apa.

"Arnold? Mereka menantu mu?" Ujar lelaki disamping arnold. Bisa di bilang itu sahabatnya. Ernest!

Arnold terkekeh mendengar keterkejutan sahabatnya ini. "Kenapa? Tampan - tampan ya?" Arnold harus menutupkan aib aib menantunya, Arnold sengaja bertanya tentang istri-istrinya. Arnold sudah tau kelakuan para menantunya ini, marah?! Iya sangat! Dia menyesal menyerahkan putri putrinya ke para pria brengsrek ini, tapi dia tidak punya pilihan lain. Putri-putrinya lah yang mau untuk melunaskan hutang hutangnya. Seandainya dia gak meminjam kepada mereka, pasti putri - putrinya tidak sengsara. Pasti mereka saat ini sedang tertawa lepas bahagia. Bukan menurunkan air mata!

"Wah! Kau sudah mempunyai menantu, padahal aku yang lebih tua dari mu! Tapi kenapa kau sudah mantu! Huss" dengus Ernest. Arnold terkekeh, dasar gak ingat umur! Masa sudah umur kepala lima sifatnya seperti anak kecil!.

"Hei! Kau harus ingat umur!"

"Hmm, hei para menantu Arnold! Kenalkan saya Ernest, sahabatnya Arnold dari masa sekolah" ujar Ernest memperkenalkan diri.

"Senang berkenalan denganmu paman, saya kean, suami Aisyah," ujar kean memperkenalkan diri.

"Woah! Kau suaminya Aisyah!? Wahh! Kau sangat beruntung nak! Aisyah itu sudah cantik,baik, sholeha, Dokter lagi! Kau harus jaga jaga in dia, Aisyah itu anaknya sensitive kalau ada yang mengganjal di hatinya. Dia itu anaknya selalu kepikiran, harus kamu jaga itu," ujar Ernest. Kean diam dan merenung.

"Saya Steven,Suaminya hafizah," ujar steven.

"Ohh kau Steven, yahh.... Hafizah udah punya... padahal saya pengen menikahkan hafizah dengan anak saya, tapi kau sudah ngebet duluan deh. Hafizah itu ya nak perempuan yang baik, hafizah itu paling gak suka di bohongin nak, jadi kalau kamu melakukan kesalahan tapi kamu takut hafizah tau, lebih baik mengaku nak, pasti hafizah memaafkanmu, okeh," Steven merenung kesalahannya. Mengaku?! Apa Steven harus mengaku bahwa dia selingkuh di belakangnya?! Hei jangan gila! Tapi kan Steven melakukannya secara sengaja untuk menyakitinya kan?.

"Aku darel, suaminya dayra,"

"Apa?! Kau suaminya Dayraku?! Hahaha! Anak cerewet itu rupanya sudah menikah! Kau harus menjaga anak kesayangan ku! Dia itu pasti sering mengomeli kamu ya. Kamu harus sabar ya,"

Darel tertawa menanggapinya. Kapan sih dayra itu mengomelinya. Sekali dua kali? Pernah? Yang ada hanya tangisan di tiap malam.

"Saya Alex. Suaminya salwa,"

"Ohh okee, cocok kok sama sama dingin,hehehe" ujar Ernest

"Dingin?" Bingung Alex.

"Iya dingin, Salwa itu mukanya dingin, sifatnya juga, tapi dia baik dan cocok jadi seorang istri dan ibu, ibu dari anak anak kamu nanti, "

"Semoga saja anak kalian nanti ga dingin seperti orang tuanya, aamin," ujar ernest. Alex diam dan senyum.

"Saya suaminya Ghania, jack,"

MAFIA IS MY HUSBAND (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang