Seorang gadis berlari tergesa-gesa kearah tempat yang mau ia tuju. Sebab, sudah di beritahukan bahwa hari itu akan diadakan rapat OSIS. Dan di kepulangan Bu Putri memberikan tugas Matematika tambahan seperti biasanya, sehingga membuat kelas 12 IPA 1 itu terakhir untuk keluar kelas. "Cepat Nala keburu telat!"
Sekarang tepat pukul 13.15 WIB, para pengurus sudah berkumpul diruang OSIS sembari menunggu ketua OSIS memanggil Pak Suganda, pembina OSIS. Sudah 10 menit menunggu, rapat akhirnya dimulai dengan serius.
Seperti biasanya jika sudah awal bulan, rapat yang di adakan sudah pasti tentang evaluasi bagaimana kinerja bulan lalu juga adanya tambahan tentang acara bulanan SMA WIJAYA yang akan datang.
"Baik, hanya itu saja. Semoga anak-anak semua semakin semangat untuk membantu menaikkan nama sekolah kita. Tidak hanya di prestasi saja, sekolah juga butuh ke kompakkan murid. Tolong bantuannya ya ketua OSIS." Ucap pak Suganda sambil menepuk pundak sang ketua OSIS.
"Baik pak. Tidak usah khawatir, itu sudah tugas saya dan teman-teman saya, pak." Ujar Jerome, ketua OSIS.
Sudah satu jam rapat berlangsung pun akhirnya berakhir. Sehingga mereka semua sudah di perbolehkan untuk pulang kerumah nya masing-masing.
Andina Rine seorang gadis payah yang biasanya di panggil Andin, berdiri di depan gerbang sembari menunggu sang Ibu menjemputnya. Tentu saja di temani sahabat sejati Naula giah si bocah tengil Nala yang sedang berbincang-bincang menanyakan apapun dengan pak satpam, gadis berisik.
"An, bokap gue udah datang tuh. Duluan ya sayang, mwah!" Sudah sangat biasa bagi Andin, Nala akan terlihat sangat menjijikan jika bersama nya.
"Hati-hati ya babu!" Ujar Andin tersenyum, tidak lupa untuk salam kepada Ayah Nala.
Nala dan Andin tau kan mereka sangat menyimpang. Andin yang lebih pendiam kepada orang yang tidak dikenalnya dan sangat berisik jika bersama orang terdekat nya. Dengan Nala yang sangat berisik dengan siapapun itu bahkan hewan saja bisa di ajaknya berbicara. Tetapi, bagaimana pun Nala adalah sahabat terbaik bagi Nadin.
Setengah jam Andin menunggu sang ibu menjemputnya. Tetapi, sosok nya tidak terlihat sama sekali. Seorang gadis yang memiliki paras manis itu tidak henti-hentinya mengomel sebab hanya dirinya lah yang masih tertinggal disekolah.
"Ini serius sendirian nih?" Tanya Andin kepada dirinya sendiri.
Waktu terus berlanjut membuat sang senja yang indah itu hadir sangat indah, sampai dimana sosok yang ditunggu pun tiba. Bu Ani, istri dari Bapak Suyanto yang memiliki dua anak itu tersenyum ramah."Tumben lama Bu?" Kata Andin tak lupa menyalami Bu Ani.
"Tadi Ibu beli makan dulu, Rin. Sudah, ayo pulang."----
Katanya malam kota Jakarta itu sangat campur aduk berisik. Namun, untuk seorang gadis yang sedang mencoba menulis di buku keberuntungan nya itu merasa sangat sepi. Tiga hari Andin tidak melihat kahadiran sang bintang dan sang bulan, padahal alasan nya untuk duduk di meja belajar sembari melihat luar jendela, adalah mereka berdua.
Andin memutar playlists miliknya, 'IDK You Yet - Alexander 23' membaca arti dari lirik lagu tersebut.
'Bagaimana bisa merindukan seseorang yang tidak pernah bertemu dengan alasan membutuhkan nya?'Andin tersenyum miris dan menulis setiap kata dalam ingatan nya. Bagaimana ia akan tahu siapa seseorang yang akan membuatnya seperti tuan putri paling bahagia. Benar, keluarga Andin sendiri yang sudah membuatnya paling bahagia layaknya tuan putri. Tetapi, Andin membutuhkan seseorang lain. Seseorang yang sudah mampir dalam hidupnya memberi sebuah kejutan tanpa sebab dengan se-gampangnya.
Masih pukul Delapan malam dengan buku keberuntungan dan imajinasi yang sudah sangat jauh melayang. Si bungsu dari dua bersaudara itu sangat senang melakukan hal ini setiap malam nya. Menulis suatu hal yang ingin ia rencanakan atau yang sudah ia lakukan. Untuk mengingat bahwa ia adalah gadis pelupa.
Bagaimana ia harus mengingat kembali kenangan yang hilang. Dan mencoba merancang jalan cerita yang akan datang, meski tidak akan terjadi sesuai dengan tujuan.
Andin hanya bisa meminta kepada Tuhan, karena ia mengerti Tuhan akan memberi apapun yang dirinya inginkan asal usaha dan doa, janji Tuhan itu pasti. Meski entah kapan yang di inginkan nya terjadi.
Malam ini kembali terjadi, Andin meneteskan air matanya. Malam yang tidak pernah ia inginkan dalam setiap doa nya. Mengingat kembali sosok yang pernah mengisi bagian dalam setiap cerita nya.
Andin menulis kembali dibuku nya, bahwa ia sudah menemukan seseorang yang sangat luar biasa membuatnya bahagia juga luar biasa sudah menjadi seseorang paling bahaya dalam hidupnya.
Tahu bagaimana ia menemukan seseorang yang tidak pernah ia rencanakan dalam hidupnya. Berharap kepada seseorang yang tidak berharap kembali seperti yang di harapkan nya. Memper-mainkan perasaan yang sudah sangat sabar bertahan.
Bahkan ia mampu bertahan hanya dengan sebuah kata tanpa pertemuan. Tidak pernah ada rencana untuk meninggal kan jejak kecewa meski ia pantas melakukan nya. Tidak sempurna seperti seseorang yang sering ia temui dalam setiap harinya, hanya memakai hoodie hitam lusuh sudah mampu membuat seorang gadis mengunci perasaannya.
Andin terus-menerus jatuh dalam perasaan itu untuk kesekian kalinya. Kehidupan yang tidak pernah ia rencanakan dalam benak nya. Hingga kata dimana, "Manusia akan datang dan pergi se-sukanya", terjadi nyata dalam hidupnya. Andin memejamkan matanya, merehat kan pikiran dari semua kenangan yang pernah ia lalui hingga sampai dimana kata untuk pergi selamanya, hadir.
"Dulu saya pernah sangat menyukai seseorang bukan kerena sebuah perhatian nya. Tetapi, karena pesan menyakitkan nya yang membuat saya merasa bahwa, dia berbeda dari pria lainnya."
Berhenti mampir dalam ingatan kecil ini harapan peringatan untuk sekian kali. Seorang gadis biasa yang tidak mengerti apa bentuk ke istimewaan dalam dirinya, menangis dengan suara yang tidak bisa didengar oleh siapapun. Ia melawan tangissan nya. Mengingat bahwa ia sudah banyak kehilangan dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glad to Know You
Teen FictionHanya tentang bagaimana seseorang mampu bertahan hanya dengan sebuah 'kata' tanpa pertemuan. Tentang bagaimana seseorang larut menunggu hanya demi sebuah ketik kan, "selamat pagi, selamat malam, hari ini ngapain saja?". Simple tetapi sulit untuk di...