Number two

43 6 0
                                    

❝Joshua, sungguh aku ingin dirimu menganggapku ada aku ingin kau tau perasaanku❞

Duduk di sofa sambil membaca novel, itu kebiasaanku saat waktuku kosong. Disini aku tinggal sendirian ayah dan ibuku sudah meninggal sejak awal aku kuliah.

Aku benci kejadian itu, seandainya aku bisa memutar waktu aku akan melarang ayah dan ibuku untuk pergi.

Ayahku memiliki sahabat dari kecil dan mereka membangun perusahaan yang berbeda, dan mereka memiliki satu janji sejak mereka kecil.

Janji kecil mereka adalah, menjodohkan anak mereka ketika lahir lalu lahirlah aku dan Joshua. Saat aku selesai wisuda dan diwakili ayah Joshua 3 hari lalu, tiba tiba ibunya memanggilku.

Ia berpesan agar anak satu satunya itu menikah denganku, wanita yang baru lulus kuliah tanpa ada bimbingan kedua orang tua. Dan berjuang sendiri mencari uang untuk kehidupan sehari hariku.

Aku hanya bisa meng iyakan segala perkataannya. Aku ingin menangis, aku butuh pelukan seseorang kenapa? Sikap laki laki itu padaku benar benar layaknya orang benci pada seseorang. Memang, memang awalnya aku menganggap ini semua hanya perjodohan biasa tapi entah kenapa hatiku mencintau dia.

Mencintai laki laki yang tak akan pernah menganggapku ada. Tapi aku yakin tuhan tau apa yang aku rasakan, dan merubah segalanya.

Joshua, Tuan Joshua Hong aku mencintaimu, aku sungguh sungguh sayang padamu, ini semua tulus. Tapi apa dayaku aku hanya bisa memendam ini semua.

Apa kalian tau? Kamar saja dia tidak mau bersamaku. Aku paham, sebenarnya dia benar benar masih sedih karena kepergian ibunya.

-"-"-"-"-

Pagi ini aku bangun duluan, lalu aku mandi selesai mandi aku langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Joshua.

Setelah semua makanan sudah selesai aku siapkan, dia datang sambil memakai dasi. Seharusnya aku memakaikan dasi itu, tapi pasti dia akan menolaknya.

Tapi apa kalian tau, dia benar benar tampan seandainya di tau aku tadi bilang apa. Pasti dia hanya memasang wajah datarnya lalu berdecak meninggalkan ku.

Lalu dia duduk, aku menyiapkan sarapan untuknya yang sudah aku masak. Setelah selesai aku pergi meninggalkannya ke kamar.

Tenang saja, aku tidak akan menangis ini sudah biasa. Karena sebenarnya dia tidak mau sarapan bersamaku, tak apa aku sudah terbiasa.

Joshua pov

Ketika aku duduk, Jihan menyiapkan sarapan untukku. Saat aku ingin mengucapkan terimakasih tiba tiba dia pergi.

Mungkin dia menganggap hari harinya akan sama, aku tau aku terlalu jahat padanya, aku tidak pantas menjadi bagian hidupnya.

Seharusnya aku membuat hidupnya bahagia, entah kenapa aku selalu kesal saat bersamanya. Karena karnanya aku tidak jadi menikah dengan orang yang aku sayang.

Hari ini hari ulang tahunnya, iya hari ini ulang tahun Jihan. Ayahku bilang saat dia masih tinggal sendiri ketika hari ulang tahunnya dia selalu sendiri, tidak ada yang memberinya hadiah, surprise atau lainnya.

Tidak ada yang mau berteman dengannya, anak kuliahan itu memilih milih saat berteman. Hanya karena Jihan tidak sebanding dengan mereka dia dijauhi dan malah dia dibully.

Untung saja dia sudah lulus.

Aku ingin memberinya sesuatu, tapi aku merasa tidak pantas. Karena saat aku ulang tahun dia membuat surprise untukku, tapi aku merusak hatinya, merusak kebahagiaannya.

Yah, aku tidak merespon kesusah payahannya. Tapi aku benar benar belum bisa membuka pintu hatiku untuknya.

Cold Husband
-Joshua Hong

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cold Husband || Joshua-svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang