1

2K 216 19
                                    

Tepat tengah malam di salah satu bagian yang tak diketahui dimana tempatnya,

Bangunan itu kedap suara dengan pintu besi, orang-orang lalu lalang memasukinya, bila terbuka sedikit akan jelas terdengar dentuman yang memekakkan telinga dan bias lampu disko yang menyilaukan mata.

Beberapa rombongan berseragam akademi memasuki klub dengan rusuh, lebih seperti mereka tak pernah melihat sesuatu seperti itu untuk berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya, tidak ada yang sesemangat mereka membuka pintu besi yang lumayan keras dan kemudian bersorak memasuki pub,

Kang Seulgi sudah ada di gelasnya yang entah keberapa ketika ada yang berdiri setengah duduk di meja bartender tepat disampingnya,

"Blue lemonade, 2 wisky, manggo smoothie dan eumm ... aku akan pesan lagi jika temanku datang... "

Suara setengah teriak lantaran suasana pub yang riuh itu terdengar lembut melewati telinganya yang sudah setengah mabuk, Seulgi menoleh tidak mau rugi

"Hii~"

Sapaan yang terlalu spontan berbekal keberanian dari beberapa gelas yang sudah tandas, yang disapa menoleh sedikit hanya sepersekian detik melirik matanya ke arah Seulgi, sedikit risih walau tidak merasa terganggu

Seulgi tersenyum sedikit membetulkan duduknya menghadap gadis itu, malam ini ia cukup menarik dengan stelan jaket kulit, dalaman kaos oblong putih dan celana dengan bahan yang sama, dengan percaya diri rambutnya yang tanggung sebahu itu di sisiri dengan tangannya kebelakang, gadis yang berdiri tepat disampingnya sangat beruntung mendapatkan perhatian,

"Aku Seulgi, Seulgi Kang"

...

Tidak menoleh dan Tidak ada jawaban, gadis itu sempat menaikkan alisnya sebentar mendengar nama belakang Seulgi yang aneh, tidak ada nama itu di ras mereka,

Ia berbalik sekilas tersenyum dan kembali memalingkan wajahnya, sesungguhnya ia tak butuh informasi apapun mengenai seseorang ini,

berada tetap disini merupakan suatu keramahan yang ia tunjukkan pada orang asing yang baru saja mengenalkan diri, pun karena minuman yang ia minta terlalu lama diracik

"Tolong Bir Buddweiser Classic untuk kami berdua"

Seulgi menjentikkan jemarinya segera pada bartender,

"Terimakasih tapi aku sudah memesan minumanku"

"Setidaknya biarkan kita berkenalan dulu sebelum kau menolakku"

"ahaha kurasa itu tidak perlu"

Kekehan ramahnya seperti tidak ada rasa keberatan sama sekali, seulgi mengulum senyum senang,

"Eumm.. jika kau tak sebutkan namamu maka aku akan memberikanmu nama" :D

"Bae!"

"Bae??! Whooaa.. :O

...

Tidak mungkin!"

Seulgi bereaksi dengan mimik shock yang ia lebih lebihkan

"Bae.. baeby...! aku baru saja akan memanggil nama itu untukmu" :D

Gadis dihadapan Seulgi sebenarnya tak berniat mengikuti alur lelucon Seulgi yang aneh, tapi itu terlalu lucu untuk sekedar ditanggapi sebatas senyuman, kasihan sekali humornya si Bae hanya terkekeh,

"Hanya Bae??"

"Ya Bae!"

"Apakah ras mu tak memiliki nama belakang?"

"Itu nama belakangku"

"Oh itu berarti rasmu tak memiliki nama depan hehehe"

Wanita misterius berseragam akademi ini tetap sabar meladeni cerocosan Seulgi yang setengah mabuk namun masih terbilang waras, teman temannya belum nampak batang hidungnya dan itu berarti ia harus betah beberapa saat lagi bersama orang ini, orang asing yang terlalu ramah dengan humor yang aneh,

UNIVERSE IN UR EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang