1. Little Brother

611 56 9
                                    

"Mulai sekarang, dia Adikmu"

Hari itu, Ayahnya membawa seorang bocah kecil yang mungkin 1 atau 2 tahun lebih muda darinya. Mendengar penuturan tersebut, mata hijau berbinar penuh kekaguman menatap bocah pemilik mata obsidian.

"Aku punya Adik?"

Bocah pemilik mata obsidian mengernyitkan dahinya kala melihat si mata hijau hanya menggerakkan jemari, membuat pola-pola teratur yang dia sendiri tak tau maksudnya. Memutar otak, kini ia sadar. Bahwa ternyata Kakak angkatnya ini adalah seorang tunawicara.

Dont Hate Me, Lilbro
.
Es Batu present for EreRi shipper Indonesia
.
「進撃の巨人」Hajime Isayama
.
Bila ada kesalahan seperti; Typo, EYD kurang tepat, atau kata-kata yang tidak sesuai, meski sekecil Umaru-chan, saya minta tolong untuk diingatkan^^
.
--> Dipersilahkan dengan hormat, bagi kalian HOMOPHOBIC silahkan keluar, saya tak ingin ada pertikaian unfaedah di dunia Orange ini!
.
--> Dengan senang hati saya mempersilahkan kalian kaum FUJODANSHI untuk menikmati
.
~ EreRi ~

Terik Matahari siang membuat suhu begitu tinggi. Berbalut kaos tipis berwarna putih polos, dan celana bercorak army, sepasang kaki jenjang melangkah menuju dapur. Lebih tepatnya kearah lemari es, hendak mengambil minuman.

Satu tangannya sibuk menuangkan air dari botol ke gelas, satu tangannya lagi membuat gerakan mengipas disamping wajah. Dengan harapan dapat mengurangi rasa gerah yang terasa begitu menusuk.

"Oi, ambilkan aku air juga." Tiba-tiba seseorang mendatanginyaーbukan, lebih tepatnya mendudukkan diri di salah satu kursi meja makan. Menunggu hasil perintahnya dengan angkuh.

"Kau bisa mengambilnya sendiri," tolak si pemuda tinggiーyang diketahui kakaknya dengan bahasa isyarat.

Membuat si penyuruh mendecih, "Enyahlah kau dari dunia ini!" Usiran penuh penekanan adalah hal biasa bagi si pemuda tinggi.

Eren Jaeger, pemuda berusia 18 tahun yang terlahir bisu, hanya bisa bersabar menghadapi sifat Adik angkat yang Ayahnya adopsi setelah beberapa bulan pasca kematian sang Ibu. Namun, sang adik tak mau melepas marga aslinya, Ayahnya pun tak masalah.

Levi Ackerman, berusia 2 tahun lebih muda dari Eren. Dirinya begitu sempurna, terlahir tanpa cacat, hanya saja ukuran tubuhnya yang sedikit 'feminim'. Namun sesuatu terjadi hingga mengakibatkan hatinya cacat. Bukan! Ini bukanlah penyakit yang membuahkan rasa sakit ataupun harus diobati ke Dokter, namun yang cacat adalah hati nuraninya yang hilang entah kemana.

Meraih hoodie lalu memakai topinya, Eren berjalan keluar. Hei, ia juga remaja biasa, emosinya masih labil dan butuh obat penenang. Sebelum benar-benar keluar, kepala ia tolehkan kearah Levi yang sedang asik bermain Video Game di Ponsel pintarnya. Mengambil sebuah note's kecil, dan menorehkan tinta hitamーmenulis sebuah surat, Eren menempelkan sobekan note tersebut dipintu. Tanpa suara, atau memang begitu, Eren mulai menyatu dengan angin musim panas dan tentu saja sinar UV serta asap polusi.

"Kak Eren!" Pekik anak-anak panti asuhan kala melihat Eren datang membawa beberapa kantung plastik berukuran sedang.

Eren tersenyum menanggapi. Beberapa anak datang membantu membawakan bawaan Eren.

Eren membuat gerakan tangan teratur, "Terimakasih," anak-anak tersenyum lima jari dan membalas dengan intonasi lantang.

"Eren-kun! Lama tak jumpa," sapa seorang gadis bersurai merah bata yang memakai celemek khusus pengurus panti.

Dont Hate Me, LilbroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang