Tap...
Tap...
Tap...
Suara langkah kaki menggema dari langkah seorang perempuan ber-name tag Park Hana. Sekolah terasa sunyi karena memang seluruh siswanya sudah kembali ke asrama, seharusnya ia juga, tapi gurunya memberikan tugas tambahan dan membuatnya mau tak mau harus menetap sedikit lebih lama guna menyelesaikannya.
"Iya, aku sedang ditangga sekarang." ucapnya pada sang sahabat melalui sambungan telephone.
"..."
"Ini untuk OSIS."
"..."
"Aku tidak tahu, Ssaem yang memintaku melakukannya!"
"..."
Hana mendengus kecil "Tepatnya mengapa harus aku? Kenapa tidak yang lain saja?"
"..."
"Dari semua-" ucapan Hana terhenti ketika samar-samar indra pendengarannya menangkap sebuah suara dari salah satu ruangan dilantai atas.
"..."
"Ya? Oh, t-tidak aku hanya mendengar suara piano," perempuan pemilik potongan rambut sebahu itu terdiam guna menajamkan pendengaran "Apa dari ruang musik??"
"..."
"Hey, aku akan menghubungimu lagi nanti. Sampai jumpa." ia lantas memutuskan panggilan telephonenya tanpa menunggu jawaban dari sang teman dan segera berjalan menuju ruang musik, ruangan yang ia duga sebagai sumber dari suara yang barusan ia dengar.
Ceklek...
Pintu terbuka sembari dengan perlahan Hana masuk kedalam ruang tersebut. Manik hitamnya memindai ruangan tapi anehnya tidak ada seorangpun disana kecuali dirinya, kemudian Hana memilih untuk mendekati piano, mengecek ada tidaknya orang disana. Dan lagi-lagi tidak ada orang disana, lalu siapa yang bermain piano tadi?
Hana mengangkat bahu dengan pikiran positive bahwa ia mungkin salah dengar dan memutuskan untuk pergi dari sana, tapi ketika tidak sengaja melihat cermin dibelakang piano, nafasnya tercekat dengan manik terbelalak. Pasalnya didalam cermin itu terdapat pantulan seorang perempuan berambut hitam panjang dengan gaun putih terlihat tengah duduk membelakangi cermin sembari memainkan piano.
Ia menoleh kearah piano itu dan benar saja, tuts piano itu bergerak dengan sendirinya seolah-olah tengah dimainkan oleh seseorang. Padahal kenyataanya tidak ada seorangpun disana selain dirinya. Perlahan Hana melangkah mundur dengan mata yang terus menatap waspada kearah cermin, ia terlalu takut untuk menoleh kebelakang hingga tidak menyadari ada meja dibelakangnya dan ia menabraknya sampai membuat suara yang cukup keras.
Suara piano seketika terhenti, Hana semakin ketakutan ketika melihat pantulan perempuan itu menegakkan tubuhnya lalu memutar kepalanya 180° bersamaan dengan suara patahan tulang yang cukup nyaring. Tubuh Hana semakin gemetar melihat wajah pucat dengan bercak darah dan rambut yang menutupi sebagian wajah itu, perempuan itu menatap Hana tajam kemudian...
"AAAAA!!!"
"AAAAAA!!!!"
"Yak! Jangan lakukan itu!"
"Taehyung! Kau membuat kami takut!"
Pemuda berkulit tan itu tertawa puas saat sepasang temannya saling berpelukan karena takut dan terkejut akibat ulah jahilnya.
"Maaf, maaf... Ayo kita lanjutkan ceritanya. Itu adalah hantu seorang gadis yang meninggal karena sebuah fitnah dan namanya-"
"Taehyung, selamat pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Haunted Memory
HorrorRasa penasaran Yoongi, Jimin dan Taehyung pada misteri yang ada disekolah mereka membuat ketiganya mengetahui fakta yang sebenarnya. "Pria yang baru saja kau temui... Sangat berbahaya." "Aku akan mengembalikan semua ingatanmu." "Aku... Tidak bisa me...