3

14 0 0
                                    

3 tahun kemudian

"Mama, aku pergi dulu."

"Hati-hati di jalan. Jangan lupa apa yang Mama suruh tadi."

"Siap Mama. Dadah Lyra." Aku melambaikan tanganku pada singa biru yang tengah diberi makan oleh mama.

Roarrr... 

Setelah berpamitan, Aku pun bergegas menuju Kota Thinus. Rencananya hari ini aku dan ketiga temanku akan mengunjungi festival yang diadakan di Naia Academy, akademi favorit yang letaknya berada di atas awan. Akademi ini mengadakan sebuah festival setiap setahun sekali. Selain karena program wajib, festival ini juga bertujuan untuk membuka akses bagi calon murid baru di periode yang akan datang untuk melihat-lihat suasana di akademi tersebut, karena bulan depannya ujian pendaftarannya akan dimulai. Aku dan ketiga temanku pun akan mengukuti tes tersebut.

Di pusat kota Thinus,ibu kota Negeri Plantae, ada pelataran yang dikhususkan untuk pergi ke Naia Academy. Kami membuat janji untuk berkumpul di sana jam sepuluh pagi. Sekarang sudah jam sembilan lewat tiga puluh menit.

Aku sengaja datang lebih awal karena ingin jalan-jalan sebentar di kota. Aku ingin mengunjungi salah satu kafe langganan keluargaku, Riana's Cafe. Lokasinya tak jauh dari tempat ku berkumpul nanti. Di sana, kau bisa memeasan apa saja. Sebutkan saja menunya pada Bibi Riana dan dia akan membuatkannya untukmu. Soal bahan-bahannya, dia bisa menciptakannya sendiri, karena itulah sihirnya.

Aku hanya berjalan sebentar. Di sepanjang jalan, aku melihat orang-orang berlalu-lalang. Ada yang berjalan santai, ada yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil terbang, hewan tunggangan, dan bahkan ada beberapa orang yang terbang dengan sayap mereka sendiri. Di dunia ini, hanya keluarga tertentu yang bisa memunculkan sayap, dan keluargaku salah satunya. Aku bisa saja menggunakannya, tapi saat ini aku hanya ingin berjalan.

Tak lama kemudian, aku pun sampai di kafe tersebut. Kali ini bagian luar temboknya berwarna rose quartz dan serenity, besok-besok warnanya pasti berubah lagi, karena itulah hobi pemilik toko ini. Katanya supaya pelanggan tidak bosan.

Aku membuka pintu yang terbuat dari kaca tersebut dan terdengarlah suara bell. " Selamat da— Alice," seorang wanita cantik nampak histeris saat melihatku. Aku bahkan sampai terkejut. "Lama tak berjumpa," sapa penjaga toko tersebut dengan suara yang lumayan nyaring di telinga ku di balik meja resepsionos yang berhadapan dengan pintu masuk.

"Hai kak Riana, aku lihat tokomu sudah sangat berkembang sekarang, " aku berjalan ke arah meja resepsionis sambil memandangi keadaan kafe yang nampak berubah sejak terakhir kali aku kesini tahun lalu. Aku menaiki tangga kecil yang memang dikhususkan untuk anak kecil sepertiku karena

"Hohoo... tentu saja Alice. Ini berkat yang mulia raja. Semua toko di sepanjang jalan mengalami perkembangan pesat. Sampaikan ucapan terima kasih ku pada raja nanti."

"Yah... akan aku usahakan. Entahlah kak, akhir-akhir ini papa sangat sibuk."

Kak Riana mengangguk, "pasti karna insiden di Desa Indica. Aku lihat di berita kalau banyak rumah yang terbakar akibat perompak. Haaaaah..." kak Riana menghela napas. "Dunia sudah tidak aman."

"Haa! Aku sampai lupa. Kak, aku mau pesan Blueberry Cheese Cake sama Chocolat Orange Cake untuk mama, katanya persis seperti yang dulu. Mama suka kuenya, dia bilang kuenya enak sekali."

"Benarkah, terima kasih pujiannya. Akan aku siapkan. Bagaimana keadaan ratu?" tanya kak Riana yang sedang mencatat pesananku di buku besar.

"Baik, perutnya semakin membesar. Sepertinya adikku kembar, karena baru empat bulan tapi perut mama besar sekali. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang